Browse By

SISTEM INFORMASI RS DI ERA DIGITAL (2)

Pendahuluan

Tekanan untuk meningkatkan dan memodernisasi sistem informasi kesehatan, dirasakan oleh RS. Namun, agar berhasil memodernisasi sistem informasi tersebut, diperlukan kerangka perencanaan dan desain yang terintegrasi. Hal ini penting untuk memastikan bahwa identifikasi terhadap kebutuhan terkait hal tersebut, serta memungkinkan organisasi teknologi untuk menerapkan perubahan. Dalam memodernisasi system informasi tersebut, RS membutuhkan perubahan paradigma secara menyeluruh. Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya dengan judul: Sistem Informasi RS di era digital”. Pada tulisan tersebut dipaparkan 2 dari 5 hal Terkait memodernisasi SIM RS, mengacu pada pandangan Arthur D. Little dalam artikel di situs https://www.adlittle.com. Sedangkan tulisan ini akan mengangkat 3 item sisanya yaitu: The role of hospital information systems in the healthcare paradigm shift and challenges to driving digitization, Eight trends memodernisasi sistem informasi ulchanging the his solution space, & Adl’s view on his modernization. 

The role of HIS in the healthcare paradigm shift & challenges to driving digitization (3)

SIM RS memainkan peran penting dalam digitalisasi penyedia layanan. Walaupun digitalisasi memiliki banyak manfaat di sektor layanan kesehatan, banyak RS menghadapi kesulitan dalam menerapkan teknologi baru dalam lanskap layanan yang ada. Penjelasan lebih detail terkait hal ini, dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul: ”Peran SIM RS dalam pergeseran paradigma di organisasi pelayanan  kesehatan”.

Eight trends changing the his solution space(4)

Delapan tren utama dalam digitalisasi layanan Kesehatan, secara radikal mengubah ruang solusi HIS (Hospital information systems). Penjelasan lebih rinci terkait hal ini, dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul: ”Delapan tren yang mengubah ruang solusi SIM RS”.
Baca Juga:  PENDAPAT ”CHIEF FINANCIAL OFFICER, CHIEF REVENUE & GROWTH OFFICER, & CONTROLLER”, TERKAIT RENCANA ANGGARAN & STRATEGI ORGANISASI DI 2024

ADL’s view on his modernization (5). 

RS yang ingin melakukan digitalisasi dan berkembang seiring dengan perubahan harus berupaya membangun sistem informasi RS di luar modul inti dengan beralih ke penambahan modul yang lebih khusus (laundry, dapur, anestesi, dan lainnya), serta menghubungkan HIS yang ada ke sistem eksternal. Pembaruan ini menimbulkan tantangan bagi penyedia layanan kesehatan dalam memilih produk dan vendor serta menerapkan perubahan. Tantangan pertama yang perlu diatasi oleh RS adalah mengidentifikasi kebutuhannya saat ini dan masa depan. Teknologi terus berkembang, dan studi persyaratan yang tepat diperlukan untuk memastikan pemilihan produk yang tepat. RS kemudian harus menilai model layanan dan outsourcing mana yang paling sesuai dengan operasinya dalam hal biaya dan fleksibilitas (on-premises, IAAS, PAAS, SAAS). Penyedia layanan kesehatan juga harus mempertimbangkan pemilihan vendor, dengan berpegang pada satu opsi vendor untuk semua sistem mereka dibandingkan menggunakan pendekatan terbaik. Platform HIS yang canggih sedang menuju ke arah yang lebih terbuka dalam arsitekturnya, memungkinkan integrasi langsung dengan alat dan sistem pihak ketiga (misalnya, solusi perawatan di rumah) dan menyediakannya kepada pasien melalui situs web, aplikasi, dll. Konsep ini juga akan selaras dengan model perjalanan pasien yang sedang berkembang. RS juga dapat mengevaluasi kemitraan dengan penyedia layanan seperti apotek online, alat konsultasi online, dan platform manajemen kesehatan, yang akan berdampak signifikan pada cara mereka mengaktifkan model pemberian layanan kepada pasien dan perusahaan asuransi. Berikutnya, RS harus mengatasi tantangan yang menyertai penerapan teknologi di seluruh organisasi. Hal ini mencakup: mengadaptasi organisasi sistem dan alur kerja agar sesuai dengan model operasi yang ada atau sebaliknya, mengurangi waktu henti sistem seminimal mungkin, melatih staf dan memitigasi penolakan terhadap perubahan, serta memastikan keamanan data. Untuk mengatasi tantangan ini diperlukan kerangka perencanaan dan desain terpadu yang tidak hanya mencakup teknologi, namun juga strategi, operasional, dan perencanaan infrastruktur. Yang terakhir, penerapan HIS bukanlah proyek TI, melainkan merupakan proyek transformasi organisasi besar yang memerlukan keterlibatan berbagai pemangku kepentingan. Selain itu, sangat penting untuk melibatkan berbagai pemangku kepentingan (seperti penyedia layanan kesehatan) sejak awal penerapan HIS (yaitu, selama tahap pengembangan strategi atau pemilihan pemasok), untuk memastikan penerapan HIS berjalan lancar, efektif, dan sukses. Berikut adalah beberapa faktor kunci keberhasilan yang diperlukan untuk mencapai peningkatan yang efektif:
  • Dukungan kuat dari manajemen dan dorongan untuk melakukan transformasi,
  • Penyelarasan strategi sistem dengan tujuan dan visi RS secara keseluruhan,
  • Integrasi yang kuat ke dalam operasi klinis untuk mendorong cara kerja baru,
  • Bekerja menuju rencana induk dengan pengembangan bertahap dan bukan pendekatan yang tersebar dan sedikit demi sedikit,
  • Pemantauan kemajuan berkelanjutan dengan kemampuan teknologi yang disesuaikan dan evaluasi diri seluruh staf RS klinis dan non-klinis,
  • Komitmen yang kuat dari staf RS klinis dan non-klinis berdasarkan keyakinan akan pentingnya teknologi bagi industri,
  • Keselarasan visi antara manajemen dan staf RS mengenai tujuan proyek.
Baca Juga:  TUJUH TIPS MENJADI MANAJER MENENGAH YANG HEBAT