MENGELOLA ALUR PASIEN DALAM MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF (MELALUI PENAMBAHAN NILAI) DI RS

Pendahuluan
Perubahan eksternal dan internal, membuat industri pelayanan kesetan menghadapi banyak tekanan dan tantangan. Karena itu, setiap organisasi pelayanan kesehatan harus terus melakukan perubahan menjadi lebih baik. Perubahan tersebut bertujuan agar setiap organisasi pelayanan kesehatan terus dapat bertahan dan bahkan berkembang. Manajemen organisasi pelayanan kesehatan termasuk RS, harus tetap fokus pada tujuan utama yaitu menjadi penyedia layanan berkualitas tinggi dan hemat biaya.
Salah satu berntuk perubahan dalam organisasi pelayanan kesehatan adalah mengelola aliran pasien di RS. Pengelolaan aliran pasien ini dapat membantu organisasi bergerak maju dan mendapatkan perubahan dalam fasilitas mereka sehingga tercipta keunggulan kompetitif. Rappleye (2015)[1], mengungkapkan beberapa hal yang harus dilakukan organisasi pelayanan kesehatan termasuk RS agar bisa survive dan berkembang serta mendapatkan keunggulan kompetitif dari pesaingnya. Ketiga hal tersebut adalah; 1) How flow can add value and eliminate waste, 2) Critical flow strategies and concepts, 3) Incorporating flow into hospital medicine. Pendapat Rappleye ini mengacu pada hasil web seminar dengan pembicra; Thom Mayer, MD (CEO of BestPractices and executive vice president of EmCare) dan Kirk Jensen, MD (CMO of BestPractices and chief innovation officer at EmCare).
How flow can add value and eliminate waste
Dr. Jensen menyampaikan bahwa mengoptimalkan aliran (alur kerja) dapat menambah nilai bagi suatu organisasi & menghilangkan apa pun yang tidak berkontribusi pada nilai. Optimalisasi aliran pasien yang dimaksud adalah “menambah nilai dan mengurangi limbah pada proses, layanan atau perilaku dengan meningkatkan manfaat, mengurangi beban, atau keduanya, yang diterapkan pada pergerakan pasien melalui transisi dan antrian layanan”.
Pemimpin RS harus meninjau alasan strategi yang dipakai saat ini dan mengapa tidak menggunakan yang lain. Mengelola keseimbangan antara manfaat yang diterima dan beban yang ditanggung memerlukan pandangan mengenai organisasi dan bagaimana masing-masing departemen serta timnya saling mendukung. Dr. Mayer menyampaikan bahwa dalam sistem pelayanan kesehatan berbasis tim, kita perlu melihat tujuan yang saling ketergantungan. Yaitu mengenai proses dan handoff. Ketika aliran pasien dioptimalkan, dokter RS akan peduli dengan unit gawat darurat dan kepuasan pasien, dokter di ruang gawat darurat akan mempertimbangkan aliran tempat tidur dan tingkat penerimaan di RS, dan ahli radiologi mempertimbangkan oral contrast dalam abdominal CT scans. Alur tidak hanya melibatkan orang dalam tim tetapi antara tim yang menciptakan pengalaman pasien terbaik, lingkungan kerja dan hasil di seluruh RS.
Critical flow strategies and concepts
Menurut Drs. Jensen dan Mayer, ada 2 jenis pasien yaitu horisontal dan vertikal. Pasien vertikal diartikan sebagai customer (pelanggan/pasien). Sedangkan pasien horisontal diartikan memang sebagai patient (pasien). Oleh karena itu, jaga pergerakan pasien vertikal. Sebagai pelanggan, pasien vertikal mengunjungi RS karena pilihan. Pasien horisontal umumnya lebih pasif dan memiliki lebih sedikit pilihan dalam perawatan yang mereka butuhkan. Melacak, mengelola, dan memperkirakan kapasitas serta permintaan untuk dua jenis pasien ini dimulai dari pintu depan. Dr. Mayer mengatakan bahwa ini tidak hanya di UGD, tetapi di seluruh RS.
Dr. Jensen mengatakan bahwa konsep penting lainnya adalah utilisasi. Sistem apa pun yang ada tanpa jadwal adalah sistem antrian. Namun, yang paling penting untuk dicatat adalah bahwa ketika utilisasi meningkat, waktu tunggu atau waktu cadangan naik secara logaritmik, bukan secara linear. "Dalam sistem apa pun yang melibatkan banyak variasi atau kedatangan yang tidak dijadwalkan, penting untuk membuat cadangan dari konsep ini, RS dapat beroperasi pada efisiensi maksimum”, kata Dr. Jensen.
Incorporating flow into hospital medicine
Banyak unit dan departemen berusaha untuk mengoptimalkan aliran pasien, namun akhirnya mempengaruhi departemen lain. Misal jika ICU penuh, yang terkena dampaknya adalah departemen darurat. Oleh karena itu, aliran pasien di seluruh departemen harus dipertimbangkan. Dr. Jensen mengatakan bahwa sangat penting untuk dokter darurat dan RS bekerja bersama sebagai sebuah tim. Dia merekomendasikan untuk melakukan permintaan tempat tidur lebih awal, menggunakan proses penerimaan cepat, melacak cepat pasien ICU, dengan menerapkan proses paralel dan menggunakan strategi “adopt-a-boarder”. Untuk memaksimalkan strategi ini, dokter dan anggota staf harus bekerjasama.
Agar dapat meminta pertanggungjawaban dokter dan perawat, berikut adalah strategi yang direkomendasikan:
-
- Nyatakan nilai dengan jelas,
- Jadikan pencapaian nilai-nilai kelompok sebagai proses yang berorientasi pada tim,
- Tetapkan tujuan yang terukur dalam mencapai nilai-nilai tersebut,
- Tawarkan hasil yang transparan dan mudah diakses,
- Berikan cara yang dapat ditindaklanjuti dalam penyelesaian masalah,
- Ciptakan budaya yang menerima pelatihan dan bimbingan.
Menurut Dr. Mayer, dokter yang terlibat dapat menjadi salah satu tantangan utama. Oleh karena itu, kita harus beralih dari budaya opsionalitas ke budaya akuntabilitas, di mana dokter yang bertanggung jawab.
[1] Emily Rappleye, 2015, Improving Hospitalwide Flow is Key to Competitive Advantage