KONSEP AKUNTANSI RS DARI PERSPEKTIF AKUNTAN

Pendahuluan
Penyajian informasi keuangan harus berdasarkan konsep akuntansi yang jelas. Konsep akuntansi merupakan suatu landasan dalam suatu proses identifikasi, pengakuan, dan pencatatan keuangan yang berlaku umum. Pada implementasinya, aspek-aspek dalam konsep akuntansi biasanya mengacu dan disesuaikan dengan situasi dan kebijakan organisasi.
Beberapa konsep Akuntansi penting di RS
Berikut ini adalah beberapa aspek dalam konsep akuntansi RS dari prespektif akuntan secara umum, yaitu;
- Periode akuntansi
Periode akuntansi (Accounting Period) merupakan rentang waktu berkala yang digunakan dalam pelaporan keuangan. Pada umumnya, periode akuntansi di RS adalah 12 bulan. Namun, pada implementasinya dapat disesuaikan dengan kondisi RS.
- Akuntansi berbasis akrual
Akuntansi berbasis akrual (Accrual Basis of Accounting) merupakan pencatatan transaksi yang didasarkan pada waktu terjadinya transaksi tersebut. Misalnya, semua pendapatan yang diperoleh untuk pasien rawat inap hingga hari terakhir periode akuntansi harus diperhitungkan sebagai pendapatan untuk periode tersebut. Pengakuan/pencatatan sebagai pendapatan ini dilakukan terlepas dari apakah transaksi tersebut sudah dibayar atau belum. Semua pendapatan diklasifikasikan dalam akun pusat pendapatan spesifik.
- Pengakuan pendapatan
Pada implementasinya, terdapat kemungkinan bahwa RS tidak akan menerima pendapatan secara penuh dalam suatu periode. Pegurangan pendapatan mungkin dapat terjadi oleh beberapa hal, antara lain karena potongan tagihan, penghapusan utang macet dari pasien, dan perawatan amal. Satu hal yang penting adalah RS harus memastikan bahwa pendapatan dan pengeluaran dialokasikan ke pusat pendapatan/biaya tertentu dengan nama atau kode akuntansi yang akurat.
- Transfer antar-departemen
Aktivitas transfer antar departemen seringkali terjadi di RS. Contohnya pada unit farmasi, yang merupakan distributor persediaan medis di RS. Persediaan obat/medis dapat dijual langsung ke pasien melalui resep dokter, atau dijual melalui penggunaan di ruang perawatan. Penggunaan obat di ruangan tentunya mengharuskan adanya transfer obat dari farmasi. Selain perpindahan obat, aktivitas ini juga menimbulkan keharusan untuk menyesuaikan transaksi antar departemen. Dalam pencatatan secara manual, maka biaya langsung untuk persediaan obat dicatat pada biaya “Persediaan medis yang dijual kepada pasien”. Sedangkan bagian pendapatan juga harus dicatat dalam akun “Persediaan medis yang dijual kepada pasien”. Namun apabila RS telah menggunakan SIMRS terintegrasi, maka proses manual di atas tidak perlu dilakukan. Karena proses transaksi antar departemen dapat tercatat dan terdistribusi dengan otomatis.