CARA MUDAH MENGUKUR KINERJA KARYAWAN
Pendahuluan
Setiap organisasi sangat berharap untuk memiliki karyawan yang produktif, karena merupakan sumber kehidupan setiap bisnis. Permasalahnnya adalah bagaimana cara untuk menilai tingkat kinerja karyawan. Karena itu, setiap organisasi harus terus memantau dan mengevaluasi karyawannya. Mengevaluasi kinerja karyawan harus dilakukan secara berkelanjutan dan mencakup semua bidang baik etos kerja maupun pencapaian individu. Perlu diingat bahwa kinerja karyawan yang buruk (atau perilaku negative) dapat menjadi masalah mendasar dalam budaya organisasi.
7 cara mudah mengukur kinerja karyawan[1]
Berikut ini adalah tujuh cara mudah untuk mengukur kinerja karyawan dengan cepat menurut Rudolph, untuk memastikan organisasi berada di jalur yang benar :
- Ketepatan waktu:
Karyawan yang sering datang terlambat untuk bekerja atau sering tidak hadir di kantor tidak mungkin memenuhi tujuan kinerjanya. Masalah mendasar yang perlu diperhatikan di sini adalah, apakah mereka telah mendapatkan pelatihan yang memadai ? Apakah karyawan cocok dengan rekan kerja dan manajer mereka ? Karyawan yang menghadapi masalah ketepatan waktu berarti tidak melakukan pekerjaan mereka untuk potensi penuh, dan sikap negatif tersebut juga dapat mempengaruhi rekan-rekannya.
- Kualitas pekerjaan:
Penyelesaian pekerjaan tepat waktu sesuai standar yang diinginkan adalah indikator kunci dalam mengukur kinerja karyawan. Apakah pekerjaan yang dilakukan rata-rata atau luar biasa ? Apakah mereka melakukan upaya maksimal untuk pekerjaannya ? Apakah sikap mereka memengaruhi kemampuannya dalam memenuhi harapan organisasi ? Apakah mereka memahami tujuan kinerja pribadinya ? Jawaban atas pertanyaan tersebut akan membantu manajemen dalam memahami akar penyebab masalahnya.
- Amati kebiasaan pribadi:
Kebiasaan buruk yang lama dapat mengurangi kinerja karyawan. Ini mungkin termasuk menggosip di kantor, mengambil istirahat yang tidak seharusnya, perilaku mengganggu dan penggunaan komputer untuk alasan pribadi (seperti media sosial, belanja online). Untuk mencegah kebiasaan ini menular pada rekan kerjanya, manajemen harus menjelaskan apa yang dapat diterima dalam organisasi tersebut dengan mengeluarkan kode etik perilaku yang sesuai.
- Amati (cek) sikap karyawan:
Sikap buruk akan sering memanifestasikan dirinya dalam perilaku yang tidak patuh. Ini adalah indikasi dari seorang individu yang tidak mungkin memenuhi tujuan kinerjanya. Biasanya, karyawan ini tidak akan mematuhi kebijakan organisasi dan cenderung tidak menghormati organisasi dan rekan kerja.
- Tinjau presentasi pribadi:
Sebagian besar perusahaan mengoperasikan dress code profesional yang sesuai dengan sektor industri dan budaya perusahaan. Karyawan yang mengabaikan harapan perusahaan dan menunjukkan penampilan yang kusut atau ceroboh mencerminkan citra merek perusahaan dengan buruk. Kemungkinan kinerja mereka akan gagal memenuhi harapan perusahaan juga.
- Lakukan survei klien:
Konsekuensi dari kinerja karyawan yang buruk pada akhirnya akan berdampak pada layanan pelanggan. Survei klien dapat dengan cepat mengidentifikasi masalah individu karyawan dan memungkinkan untuk mendapatkan kembali tujuan organisasi. Tanggapan positif berarti bahwa kinerja karyawan memenuhi atau melampaui harapan manajemen.
- Lakukan pemeriksaan acak:
Pertimbangkan untuk menerapkan pemeriksaan acak terhadap standar kualitas. Ini mungkin termasuk meninjau panggilan telepon dll. Meskipun karyawan mungkin menyadari kebijakan ini, sifat acak dari cek dapat memotivasi karyawan untuk melakukan kinerja yang konsisten.
Mengukur kinerja karyawan melalui key performance indicator
Salahsatu cara dalam mengukur kinerja karyawan adalah melalui penggunaan key performance indicator (KPI). Dalam tulisannya Jackson (2017)[2] mengatakan bahwa agar efektif, KPI harus:
- Didefinisikan dengan baik dan terukur.
- Dikomunikasikan pada seluruh organisasi dan departemen
- Sangat penting untuk mencapai tujuan perusahaan
- Berlaku untuk Line of Business (LOB) atau departemen di perusahaan
Selanjutnya, Jackson (2017) mengajukan 18 Indikator Kinerja Utama & contohnya, yang terbagi dalam 4 metrik utama yaitu; metrik keuangan, metrik pelanggan, metrik proses, & metrik orang.