PENTINGNYA MEMBANGUN RANTAI PASOKAN YANG TANGGUH DAN RESPONSIF DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Lonjakan permintaan akibat pandemi, menyebabkan terganggunya sistem supply chain (rantai pasokan) di industri pelayanan kesehatan. Pengalaman tersebut harus dijadikan pelajaran kedepannya, agar tidak terjadi kedepannya. Karena itu, industri ini sudah seharusnya melakukan rekonstruksi rantai pasokannya agar berfungsi lebih fleksibel dan responsif. Rantai pasokan yang tangguh dan responsif dapat menjaga industri pelayanan kesehatan dari ketersediaan persediaan, sehingga proses pelayanan tidak terganggu.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka tulisan ini akan mengangkat tantangan ke 6 dari 6 tantangan besar dalam Industri pelayanan kesehatan tahun 2021 mengacu pada laporan PwC (Siwicki, 2020[1]). Tantangan industri pelayanan kesehatan yang akan dipaparkan dalam tulisan ini, terkait dengan bagaimana organisasi pelayanan kesehatan membangun supply chain yang tangguh dan responsif di masa depan. Terkait hal tersebut, tulisan ini dibagi dalam 2 subtopik yaitu A resilient and responsive supply chain built for long-term health, & Implications of a healthy supply chain. Kedua subtopik yang akan disajikan berikut, merupakan ringkasan & tetap mengacu pada laporan PwC, dalam artikel Siwicki (2020).
A resilient and responsive supply chain built for long-term health
HRI(PwC’s Health Research Institute) mengharapkan, industri kesehatan pada 2021 mulai merekonstruksi rantai pasokan agar berfungsi lebih fleksibel, seperti halnya di industri lain (misalnya otomotif atau teknologi). Jika memungkinkan, sistem kesehatan diharapkan mulai melakukan triangulasi risiko rantai pasokan, mengetahui sebanyak mungkin tentang pemasok-pemasoknya, & membangun kolaborasi baru untuk mengamankan rantai pasokan berbasis geografi & bahan baku. Tindakan ini kemungkinan besar merupakan investasi tambahan jangka pendek ke dalam kemampuan rantai pasokan, yang menghasilkan biaya langsung yang sedikit lebih tinggi. Tetapi, hal ini akan meletakkan dasar untuk rantai pasokan yang lebih fleksibel dan responsif yang dapat dengan cepat naik atau turun untuk memenuhi kebutuhan pelanggan. Walaupun tantangan yang mengganggu rantai pasokan produk medis (seperti; kurangnya keragaman geografis, jumlah pemasok obat esensial yang terbatas, ketidakmampuan untuk memprediksi lonjakan permintaan, dan terbatasnya daya beli sistem kesehatan kecil dan menengah), sudah ada sebelum pandemi COVID-19, tetapi bertambah diperburuk setelah krisis.
American Hospital Association menemukan bahwa 80% RS melaporkan dampak kekurangan obat yang dengan tingkatan sedang hingga besar, pada pengeluaran antara tahun fiskal 2015 dan 2017. Terbatasna pemasok pada beberapa obat generik, juga telah menyebabkan kenaikan harga yang diteruskan ke konsumen dan perusahaan asuransi. Tahun ini (2020), 18 rencana Blue Cross Blue Shield membentuk kolaborasi dengan Civica Rx, sebuah organisasi nirlaba yang didirikan oleh sekelompok penyedia, untuk memproduksi obat generik mereka sendiri. Kekurangan API, obat-obatan perawatan pendukung, ventilator dan alat pelindung diri semain merajalela saat pandemi. Pada 2021, HRI mengharapkan distributor dan sistem kesehatan untuk mempertimbangkan membuat kontrak dengan pemasok sekunder, bergabung dengan organisasi pembelian grup baru, merelokasi fasilitas dan mendekati penyimpanan dan distribusi pada skala yang lebih regional. Hal ini didasarkan pada survei eksekutif HRI bahwa, 94% eksekutif life sciences dan 86% eksekutif penyedia mengatakan bahwa meningkatkan rantai pasokan mereka secara keseluruhan adalah prioritas di tahun 2021. Secara khusus, meningkatkan transparansi rantai pasokan adalah prioritas utama mereka.
Implications of a healthy supply chain
HRI menyarankan agar perusahaan farmasi dan life sciences dapat menilai risiko mereka dengan menganalisis portofolio manufakturnya untuk memastikan bahwa portofolio tersebut cukup terdiversifikasi untuk menyerap krisis geopolitik, kesehatan masyarakat, atau bencana alam di masa depan yang dapat mengganggu pasokan barang jadi, API, atau bahan mentah. Di antara para eksekutif farmasi dan life sciences yang disurvei oleh HRI, 82% mengatakan bahwa mereka berharap untuk "memperbaiki" komponen rantai pasokan dalam dua hingga lima tahun kedepan.
Organisasi yang memilih produk dengan margin rendah di darat dapat memiliki keunggulan kompetitif di saat krisis, tetapi harus mempertimbangkan kolaborasi dengan sistem RS dan rencana kesehatan untuk mengamankan volume yang cukup dan dapat diprediksi. Kolaborasi mungkin menjadi kunci untuk mengamankan sumber daya primer dan sekunder. RS harus mempertimbangkan biaya dan manfaat dari organisasi pembelian kelompok (group purchasing organizations). Menurut catatan HRI, untuk praktik dokter, organisasi pembelian kelompok regional muncul sebagai alternatif dalam kelompok nasional. RS harus secara proaktif memetakan pemasok obat-obatan dan produk esensial untuk menilai apakah mereka berada di wilayah geografis yang dapat mengalami gangguan di masa depan, dan mengidentifikasi risiko melalui pemasok sekunder potensial
[1] Bill Siwicki, 2020, Here are the major issues facing healthcare in 2021, according to PwC