Browse By

PENGGUNAAN ”TELEHEALTH” & KONSEKWENSI PENGELOLAAN BANGUNAN/GEDUNG ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan

Pandemi COVID-19, telah membawa jalan bagi telehealth sebagai salahsatu cara pemberian layanan kesehatan masa depan. Perkembangan layanan telehealth yang cukup signifikan di era pandemi, harus membuat RS dan sistem kesehatan untuk bergerak cepat dalam mengembangkan strategi perawatan virtualnya. Karena, momentum telehealth yang cukup sinifikan tersebut, akan hilang apabila tidak dimanfaatkan dengan baik.

Pemanfaatan telehealth, akan membuat beberapa ruangan RS & sistem kesehatan kehilangan fungsinya. Karena itu, penting bagi manajemen organisasi pelayanan kesehatan untuk mengelola dengan baik hal tersebut. Tulisan ini akan mengangkat 2 hal (dari beberapa hal) yang dikemukakan Kaufman (2021)[1], yaitu;  There’s no going back on telehealth & Do we need these buildings?

 There’s no going back on telehealth

COVID-19 telah menjadi tempat pembuktian telehealth, dan ini akan menjadi landasan pemberian layanan kesehatan ke depan. Satu sistem kesehatan yang melakukan 25 televisit sehari sebelum COVID-19, sekarang melakukan 3.600. Terdapat organisasi pelayanan kesehatan lainnya, yang sebelumnya melakukan 200 televisit sehari menjadi 5.000. Bahkan, ada juga yang mengalami lonjakan televisit yang signiifkan yaitu dari 500 kunjungan sehari menjadi 12.000.

Karena titik kritis telehealth telah datang selama krisis ini, RS dan sistem kesehatan harus bergerak cepat untuk mengembangkan strategi perawatan virtualnya. Membiarkan telehealth kehilangan momentum setelah krisis segera berakhir, akan menjadi peluang yang terlewatkan. Salah satu eksekutif bahkan  berencana untuk mempercepat strategi virtual sistemnya dua hingga tiga tahun kedepan. Ini tidak hanya mencakup kunjungan video, tetapi pemantauan di rumah, aplikasi seluler, dan perawatan berkemampuan teknologi lainnya, yang semuanya perlu dikoordinasikan untuk efek maksimum. Hal tersebut, juga mencakup proses dan protokol untuk membuat triase pasien sehingga mereka menerima perawatan virtual atau tatap muka, dengan cara yang paling tepat.

Baca Juga:  SUPPORT REOPENING INITIATIVES AND GUARD FOR EMERGING LEGAL & COMPLIANCE RISKS

 Lonjakan telehealth juga menghadirkan tantangan finansial dan strategis. Beberapa pertanyaan terkait al ini adalah:

  1. Berapa tingkat investasi yang diperlukan untuk telehealth kelas atas?,
  2. Di mana RS dan sistem kesehatan harus mendapatkan modal intelektual dan kemampuan?,
  3. Kemitraan baru apa yang mungkin diperlukan?,
  4. Bagaimana persentase bisnis telehealth yang jauh lebih tinggi akan mempengaruhi pendapatan dan margin?,
  5. Bagaimana penekanan yang lebih besar pada telehealth dapat mempengaruhi lanskap persaingan, termasuk sifat pengiriman layanan kesehatan regional secara historis dan kemungkinan persaingan dari perusahaan non-penyedia dengan keahlian teknologi atau penyedia layanan kesehatan dengan reputasi nasional?

Do we need these buildings?

Pengendalian biaya akan menjadi kunci pemulihan, dan mengurangi biaya gedung dapat menjadi peluang utama karena layanan kesehatan mencakup gerakan bekerja dari rumah. Ketika pandemi melanda, sistem kesehatan memiliki sebagian besar staf administrasi pindah untuk bekerja dari rumah. Seorang eksekutif berkata mengatakan bahwa selama bekerja dari rumah, semua (stafnya) bekerja dengan sempurna. Eksekutif lainnya mengakui bahwa dia telah memberikan sedikit perhatian pada pekerjaan jarak jauh di masa lalu, berpikir bahwa sifat pribadi dari perawatan kesehatan mengharuskan staf berada di kantor perusahaan. Tetapi ternyata saat pandemi, mereka memiliki banyak orang (bekerja) dari di rumah sekarang, dan mereka baik-baik saja. Dan sebagian dari orang-orang itu tidak ingin kembali ke fasilitas.

 Para eksekutif uga melihat dengan seksama implikasi dari apa yang telah ditunjukkan COVID kepada mereka tentang tenaga kerjanya. Pertanyaan yang jelas adalah apakah semua bangunan yang menampung staf administrasi masih dibutuhkan?. Pertanyaan lain adalah bagaimana menyusun tenaga kerja untuk era pasca-COVID?. Terkait hal ini, para eksekutif harus memikirkannya dengan hati-hati.

Baca Juga:  UPAYA MELAKUKAN ”RECOVERY” SIKLUS PENDAPATAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN MELALUI TELEHEALTH
[1] Kenneth Kaufman, 2021, Executive Strategies for the Post-COVID Era