Browse By

MENGELOLA FARMASI DALAM KONTEKS MANAJEMEN PERSEDIAAN

Pendahuluan

Mengelola persedian dalam industri pelayanan kesehatan sangat penting, karena berhubungan dengan kebutuhan pasien akan obat. Untuk memenuhi kebutuhan pasien tersebut, manajemen farmasi harus mengelola persediaan (obat) agar tetap berada pada stock yang aman. Kemampuan mengelola persediaan di organisasi pelayanan kesehatan, merupakan tantangan manajemen farmasi, karena harus memiliki keterampilan teknis terkait manajemen persediaan. Tantangan lain yang dihadapi departemen farmasi adalah masalah kepatuhan dan regulasi.

Terkait dengan mengelola persediaan, Phan (2020)[1], mengungkapkan bahwa terdapat 6 langkah yang dapat diambil apoteker untuk menguasai manajemen persediaan, yaitu; identify customer demands, professional handling of medicines, avoid overstock, manage repeat prescriptions, real-time visibility, & technology ensures accuracy. Tulisan ini akan memaparkan dua dari enam langkah yang diungkapkan Phan tersebut.

Identify Customer Demands

Pada industri farmasi, kebutuhan pengguna akhir menjadi sangat penting. Perlu ada jalur komunikasi yang jelas dari farmasi dan pemasok untuk memastikan bahwa mereka memiliki tingkat dan jenis obat yang tepat setiap saat. Supply chain farmasi itu rumit dan rentan terhadap masalah. Dengan regulasi yang ketat dan produsen yang terbatas untuk jenis obat tertentu, ada kemungkinan kesalahan. Misalnya, jenis penisilin yang penting tidak tersedia di 39 negara sejak 2015, termasuk Australia dan AS. Ini menggambarkan kebutuhan untuk memantau tingkat stok & permintaan pelanggan secara terus menerus. Meskipun pemasok mungkin tidak dapat mengontrol peristiwa global, sangat penting untuk bersiap dan melayani pengguna akhir sebanyak mungkin. Dengan memperhatikan kebutuhan pelanggan, gudang akan dapat memprioritaskan produk mana yang akan tersedia dan sesuai dengan permintaan.

Professional Handling of Medicines

Peran departemen farmasi adalah menangani obat-obatan di seluruh suply chain pelayanan kesehatan. Meskipun ada beberapa variasi antara negara, aturan umumnya adalah meminimalkan penanganan obat di antara pekerja non-medis. Misalnya, distributor dapat mengangkut dan memindahkan paket antar lokasi, tetapi paket tersebut hanya dapat dibuka oleh profesional yang berkualifikasi, seperti apoteker atau inspektur.

Baca Juga:  MENGELOLA PERSEDIAAN; TIPS BAGI MANAJEMEN RS DALAM MERAMPINGKAN PERSEDIAAN (Part 2)

Undang-undang ini diberlakukan untuk menjamin keamanan supply chain persediaan medis, dan setiap pelanggaran, yang disengaja atau tidak, akan ditanggapi dengan sangat serius. Hukuman dan kerusakan reputasi bisnis yang melanggar peraturan akan sangat berat. Oleh karena itu, tetap mengikuti aturan terbaru adalah aspek penting dari bisnis farmasi yang sukses.

Memiliki sistem manajemen persediaan yang efisien dapat membantu departemen farmasi merampingkan berbagai proses, termasuk:

  • Penerimaan barang,
  • Pemilihan dan pengemasan,
  • Pemenuhan pesanan,
  • Pengembalian produk.
Perangkat lunak manajemen persediaan memungkinkan RS untuk mengurangi risiko kesalahan atau kerusakan pada produk sambil mematuhi peraturan.     1] Ly Phan, 2020, How to Manage a Pharmacy: Inventory Management Guide