EMPAT ELEMEN KUNCI DALAM MENGELOLA PERUBAHAN DI ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Perubahan tingkat persaingan & perkembangan teknologi, memaksa setiap organisasi untuk mampu beradaptasi dengan perubahan besar yang terjadi di sekitar mereka. Mengantisipasi hal tersebut, maka manajemen setiap organisasi bisnis harus mampu beradaptasi (dengan menerapkan teknologi mutakhir yang dibarengi dengan prosedur manajemen terbaru) dalam menghadapi persaingan yang ketat tersebut. Hal ini penting dilakukan agar organisasi dapat terus bertahan dan berkembang dalam dinamika persaingan.
Fenomena yang terjadi di berbagai organisasi bisnis, juga dirasakan oleh organisasi pelayanan kesehatan, karena perubahan merupakan fenomena yang sangat umum. Namun, beberapa kalangan di industri pelayanan kesehatan menganggap bahwa perubahan dapat membawa ketidakpastian. Pada kondisi ini, maka peran pemimpin menjadi penting. Kemampuan pemimpin dalam mengarahkan tim sangat dibutuhkan.
Elemen kunci dalam mengelola perubahan
Menurut sebuah artikel dalam situs www.theknowledgereview.com , disebutkan bahwa terdapat elemen tertentu yang harus dipusatkan oleh seorang pemimpin dalam menelola perubahan. Masih mengacu pada artikel tersebut, dbawah ini adalah beberapa elemen kunci yang harus menjadi fokus manajer organisasi pelayanan kesehatan, yaitu;
- Clear Communication is a Key Component
Manajemen organisasi pelayanan kesehatan harus memelihara komunikasi yang jelas dengan karyawannya. Komunikasi yang tepat sangat penting untuk kelancaran fungsi organisasi. Sebuah organisasi harus memiliki definisi yang jelas tentang mengapa perubahan itu terjadi. Ini akan membantu dalam mempersiapkan inisiatif proyek yang sukses. Banyak karyawan mungkin terlibat dan kemudian kehilangan fokus pada apa yang terjadi. Para pemimpin harus menjelaskan dengan benar kepada karyawan tentang tanggung jawab mereka dan manfaat apa yang dapat diberikan oleh inisiatif baru ini. Mereka harus menindaklanjuti peran masing-masing individu dalam proyek tersebut.
- Management should be Empathetic, not Sympathetic
Seorang pemimpin yang simpatik dapat dengan mudah kehilangan fokus selama mengelola perubahan jika terlalu mengkhawatirkan karyawan. Seorang pemimpin yang baik, harus benar-benar peduli dengan timnya, dan karenanya merasa sulit melihat anggota tim mereka berjuang dengan perubahan. Dalam situasi seperti itu, pemimpin harus berempati dengan karyawan, sambil menjaga semua orang tetap fokus pada tujuan.
Saat seorang karyawan mengalami kekhawatiran terkait proyek tersebut, maka manajemen dapat menanggapi penolakan tersebut dengan mendukung dan meyakinkan karyawan bahwa mereka akan mendapatkan semua jenis bantuan dari pemimpin, kapan pun mereka membutuhkannya. Dengan cara ini, karyawan akan menyadari bahwa pemimpin ada untuk mendukung mereka.
- Supporting the Willing
Pemimpin sering kali menarik fokus pada karyawan yang berjuang dengan perubahan. Ini mungkin terjadi karena mereka menghabiskan waktu yang tidak perlu dan tidak produktif dalam upaya menyelaraskan karyawan yang memiliki pola pikir tahan perubahan. Ini dapat mempengaruhi momentum proyek. Di sisi lain, otoritas terkait dapat mendukung, melatih, dan bekerja dengan karyawan yang bersedia melakukan perannya. Anggota tim yang memainkan peran aktif dan menunjukkan akuntabilitas pribadi terhadap proyek harus diberi penghargaan dan dukungan.
- Accountability is a Vital Ingredient
Saat mengelola tenaga kerja, akuntabilitas adalah nilai penting yang harus dijunjung oleh organisasi. Tetapkan harapan dan promosikan akuntabilitas pribadi. Ini menciptakan budaya integritas dan tanggung jawab. Akuntabilitas dapat menjadi motivator yang kuat bagi karyawan, dan dapat membantu mereka dalam meningkatkan kinerja. Hal ini memainkan peran penting dalam kepuasan dan penghargaan karyawan, bahwa mereka telah bekerja sesuai standar yang diharapkan. Ini juga dapat mengembangkan rasa hormat dan tanggung jawab di antara karyawan karena mereka merasa bertanggung jawab atas tindakannya, dan melakukan sesuatu hal yang sesuai dengan arahan manajemen sehingga dapat mencapai tujuan organisasi.
Agara membawa perubahan, institusi pelayanan kesehatan harus menyelaraskan kebiasaan baru dengan tujuan inti. Pemimpin yang mampu dan kuat harus mendukung dan mendorong karyawan agar dapat beradaptasi dengan perkembangan dan perubahan yang sedang diperkenalkan di organisasi. Seorang pemimpin yang kuat dan tenaga kerja yang kuat pada akhirnya akan berkontribusi pada penciptaan organisasi yang kuat.