LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS; AKUNTANSI BPP & PENYUSUTAN AKTIVA TETAP

Oleh; Tubagus Raymond
Pendahuluan
Beban pokok penjualan (BPP) adalah seluruh biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh barang yang dijual atau harga perolehan dari barang yang dijual. Kebijakan akuntansi terkait persediaan, akan berpengaruh dalam menghitung nilai harga pokok penjualan (HPP)/beban pokok penjualan (BPP). Begitu juga dengan metode penyusutan aktiva tetap. Dalam konteks laporan keuangan Puskesmas, akan terkait dengan kebijakan.
Metode akuntansi persediaan & penyusutan aktiva tetap
Pilihan metode akuntansi persediaan akan mempengaruhi nilai akhir persediaan di neraca dan nilai akhir BPP di laporan operasional. Tekhnis menghitung BPP dapat dilihat dalam artikel PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR & HPP DALAM LAPORAN KEUANGAN RS (PART 1 dan PART 2). Sedangkan, untuk menghitung nilai biaya penyusutan aktiva tetap akan bergantung pada metode penyusutannya. Untuk Puskesmas BLUD, metode persediaan & penyusutan aktiva tetap harus mengacu pada PERMENDAGRI 61 tahun 2007. Sedangkan untuk Puskesmas non BLUD harus mengacu pada PERMENDAGRI 64 tahun 2013.
Menurut lampiran I halaman 11 PERMENDAGRI No. 64 Tahun 2013, pencatatan persediaan dilakukan dengan:
- Metode Perpetual, untuk jenis persediaan yang sifatnya continues dan membutuhkan kontrol yang besar, seperti obat-obatan. Dengan metode perpetual, pencatatan dilakukan setiap ada persediaan yang masuk dan keluar, sehingga nilai/jumlah persediaan selalu ter-update.
- Metode Periodik, untuk persediaan yang penggunaannya sulit diidentifikasi, seperti Alat Tulis Kantor (ATK). Dengan metode ini, pencatatan hanya dilakukan pada saat terjadi penambahan, sehingga tidak meng-update jumlah persediaan. Jumlah persediaan akhir diketahui dengan melakukan stock opname pada akhir periode.
Persediaan dinilai dengan metode FIFO (First In First Out). Harga pokok dari barang-barang yang pertama kali dibeli akan menjadi harga barang yang digunakan/dijual pertama kali. Sehingga nilai persediaan akhir dihitung dimulai dari harga pembelian terakhir. Sedangkan, metode penyusutan aktiva tetap, lampiran I halaman 15 permendagri no. 64 tahun 2013 menyatakan bahwa metode penyusutan yang digunakan adalah metode garis lurus dengan estimasi masa manfaat sesuai tabel berikut (lihat lampiran PERMENDAGRI 16 2013). Sedangkan formula penghitungan penyusutan barang milik daerah adalah: Penyusutan per periode = Nilai yang dapat disusutkan/Masa manfaat
PERMENDAGRI 61 2007 yang menjadi acuan Puskesmas BLUD, tidak mengatur secara rinci metode akuntansi persediaan dan penyusutan aktiva tetap. Karena itu, bagi Puskemas BLUD dapat saja menggunakan metode akuntansi persediaan dan penysutan aktiva tetap yang diatur dalam PERMENDAGRI 64 2013.

Apakah Puskesmas dapat melakukan metode PERPETUAL?
Dalam akuntansi, metode akuntansi persediaan terdiri dari metode perpetual dan metode periodik. Metode perpetual, mensyaratkan dilakukannya proses perhitungan beban pokok penjualan dan nilai persediaan (sekaligus menjurnal) setiap transaksi penjualan (pelamaian) persediaan. Sedangkan, metode fisik melakukannya secara berkala (biasanya setiap bulan) atas semua transaksi penjualan persediaan.
Melihat kondisi organisasi pelayanan kesehatan milik pemerintah saat ini (RS & Puskesmas) akan mustahil apabila menggunakan metode perpetual. Ada beberapa alasan yang menurut saya metode ini tidak dapat digunakan;
- Jumlah dan varian persediaan di organisasi pelayanan kesehatan yang banyak,
- Jumlah SDM yang tidak memadai,
- Tidak adanya dukungan sistem informasi (software) dalam proses melakukan system perpetual dan proses perhitungan HPP otomatis.
Pencatatan BPP & penyusutan aktiva tetap
Menjurnal BPP & penyusutan relatif sederhana. Kesulitannya sebenarnya terlihat pada proses menghitung nilai BPP sesuai metode FIFO (lihat artikel PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR & HPP DALAM LAPORAN KEUANGAN RS PART 1 dan PART 2). Berikut adalah jurnal terkait dengan BPP & penyusutan aktiva tetap.
- Jurnal untuk mencatat BPP pada akhir bulan
BPP.........XXX
Persediaan.............. XXX
- Jurnal untuk mencatat penyusutan aktiva tetap
Beban penyusutan/amortiasi…....XXX
Akumulasi penyusutan/amortisasi ….. XXX
Perhitungan & penjurnalan BPP sebaiknya dilakukan setiap akhir bulan dengan menggunakan metode perpetual. Baik Puskesmas BLUD maupun yang belum, sebaiknya melakukan perhitungan BPP akhir bulan yang diawali dengan stok fisik persediaan terlebih dahulu. Sedangkan untuk menghitung biaya penyusutan aktiva tetap dilakukansetiap akhir bulan dengan menggunakan metode garis lurus. Umur ekonomis setiap aktiva tetap dapat mengacu pada tabel dalam lampiran PERMENDAGRI 64 2013.
Pelaporan BPP & penyusutan aktiva tetap
Untuk hal yang terkait dengan BPP & biaya penyusutan pelunasan Hutang diatas, akan masuk dalam laporan sbb;
- BPP dimasukkan dalam LO,
- Biaya penyusutan aktiva tetap dimasukkan dalam LO.
Sebagain catatan, dalam tulisan ini tidak menjelaskan tentang laporan arus kas.Karena laporan arus kas tidak terkait jurnal. Laporan arus kas dibuat apabila laporan posisi keuangan (neraca) dan laporan operasional (LO) telah selesai dibuat.