PENENTUAN NILAI PERSEDIAAN AKHIR & HPP DALAM LAPORAN KEUANGAN RS (PART 2)

Oleh; Tubagus Raymond
3. Pengakuan nilai HPP & persediaan akhir menurut metode akuntansi
Persediaan merupakan aktiva lancar yang sangat penting bagi RS. Nilai persediaan sangat krusial dalam laporan keuangan karena terkait terutama dengan laporan laba rugi dan Neraca. Kesalahan dalam menilai persediaan akan menyebabkan kesalahan dalam laporan laba rugi maupun neraca. Kesalahan dalam menilai persediaan bisa mengakibatkan laporan audit menjadi tidak wajar, karena persediaan merupakan item yang material di RS. Terkait dengan HPP, perhitungan laba rugi akan dipengaruhi oleh nilai persediaan (awal & akhir). Karena HPP diperoleh dengan menambahkan ”PERSEDIAAN AWAL + PEMBELIAN BERSIH”, kemudian dikurangi dengan ”PERSEDIAAN AKHIR”.
Penentuan jumlah peritem persediaan untuk menentukan jumlah barang yang masih dimiliki RS pada saat tertentu (biasanya akhir tahun), ditentukan melalui stock opname. Untuk dapat menetapkan nilai persediaan pada akhir periode dan menetapkan biaya persediaan selama satu periode, sistem persediaan yang digunakan adalah sbb:
Sistem Periodik. Sistem ini dilakukan dengan cara perhitungan fisik barang pada setiap akhir periode untuk menentukan jumlah persediaan akhir. Setiap jenis persediaan yang ada pada akhir periode, kemudian dikalikan dengan suatu tingkat harga/biaya.
Sistem Perpetual. Sistem ini agak lebih rumit dimana akan dilakukan pencatatan atas persediaan secara terus menerus mulai dari transaksi pembelian maupun penjualan. Untuk di RS, system ini agak sulit diterapkan. Karena itu, pembahasan selanjutnya hanya menggunakan sistem periodik.
Dalam sistem periodic, penentuan nilai persediaan pada akhir periode dapat menggunakan beberapa metode antara lain; metode tanda pengenal khusus, rata-rata, FIFO, LIFO, & metode Persediaan Dasar. Namun metode yang diakui pajak hanyalah untuk RS hanyalah metode FIFO, dan rata-rata. Karena itu, kedua metode ini yang akan dibahas.
Metode rata-rata. Metode ini terdiri dari beberapa submetode yaitu metode rata-rata sederhana, metode rata-rata tertimbang, dan metode rata-rata bergerak. Yang umum digunakan adalah metode rata-rata tertimbang. Metode rata-rata tertimbang menentukan harga beli barang dengan cara membagi jumlah harga barang yang tersedia untuk dijual yakni jumlah persediaan awal ditambah jumlah pembelian dengan kuantitas barang tersebut
Metode FIFO. Metode ini mengakui barang yang lebih dulu masuk diaggap lebih dulu keluar (dijual), sehingga nilai persediaan akhir terdiri atas persediaan barang yang dibeli atau yang masuk belakangan. Jadi harga pokok barang yang keluar (dijual) dihitung berdasarkan harga barang yang dibeli lebih dahulu, sesuai dengan jumlah pembeliannya. Atau dengan kata lain nilai persediaan akhir barang didasarkan pada harga barang yang dibeli terakhir, sesuai dengan jumlah unitnya.
4. Langkah2 perhitungan nilai HPP & persediaan akhir
Penjelasan diatas memberikan gambaran yang jelas tentang bagaimana cara menentukan nilai persediaan akhir. Sistem akuntansi persediaan yang umum digunakan adalah sistem periodik dengan pilihan metode rata-rata atau metode FIFO. Walaupun metode FIFO lebih sulit digunakan dengan sistem manual (dibantu Excel) atau dengan software akuntansi mandiri, namun RSD BLU haru menenrapkannya karena mengikuti aturan.
Berikut ini adalah langkah-langkah perhitungan HPP dan persediaan akhir di RS dengan sistem periodik dan metode rata-rata tertimbang.
1. Lakukan identifikasi sekaligus mendata semua persediaan (BHP/obat) pada seluruh unit di RS. Langkah ini cukup penting agar semua jenis persediaan dapat tercatat.
2. Stock opname semua persediaan (BHP/obat) di seluruh unit. Persediaan (BHP & obat) biasanya ada di berbagai unit di RS, mulai dari gudang farmasi, apotik, hingga unit-unit pelayanan. Stock opname harus dilakukan untuk semua jenis persediaan yang masuk kategori BHP & obat di semua unit. Dalam konteks penentuan HPP & persediaan akhir terkait dengan laporan keuangan tahunan, stock opname harus dilakukan di akhir tahun (31 Desember).
3. Menentukan harga beli rata-rata persediaan. Daftar pembelian selama 1 tahun untuk setiap jenis persediaan harus dikumpulkan untuk mendapatkan total jumlah pembelian peritem dan harga beli.
Hal ini dilakukan untuk menentukan harga beli rata-rata setiap jenis persediaan.
4. Menghitung nilai persediaan akhir. Setelah harga beli rata-rata telah diperoleh selanjutnya kita dapat menghitung nilai persediaan akhir sbb;
Persediaan peritem akhir x harga beli rata-rata peritem
Untuk mendapat total nilai persediaan akhir, tinggal dijumlahkan semua nilai persediaan akhir peritem.
5. Mementukan HPP untuk persediaan yang terjual. Persediaan yang terjual biasa diperoleh dengan menambahkan persediaan awal dengan pembeliaan persediaan, kemudian dikurangi jumlah persediaan akhir. Hal ini dilakukan untuk siap item persediaan. Setelah itu, HPP untuk setiap item persediaan dapat dicari dengan rumus berikut.
((Jlh Pers. awal + JlhPembelian)–Pers Akhir ) x harga beli rata-rata
Langkah-langkah diatas dapat membantu SDM akuntansi RS dalam melakukan penentuan HPP & persediaan akhir dalam menyusun laporan keuangan tahunan. Sebagai pelengkap penjelasan dalam langkah-langkah diatas, kami juga sertakan contoh perhitungan dengan Excel untuk 10 item persediaan dengan metode rata-rata, yang dapat di download.