AKUNTANSI AKTIVA TETAP di RS (The overview)
Oleh; Tubagus Raymond
Pendahuluan
Menurut Standar Akuntansi Keuangan, aktiva tetap merupakan aktiva yang memiliki wujud yang di dapatkan dengan bentuk siap pakai dan dapat di pergunakan dalam suatu operasi perusahaan, tidak di maksudkan untuk di perjualkan dalam rangka kegiatan normal perusahaan serta memiliki masa manfaat lebih dari satu tahun. Berdasarkan penjelasan tersebut, karakteristik aktiva tetap dapat disimpulkan sbb; memiliki wujud fisik, tidak di peruntukan untuk di jual kembali, memiliki nilai yang material, mempunyai masa manfaat ekonomi lebih dari satu tahun buku, serta nilai manfaat ekonominya dapat diukur secara handal.
Nilai aktiva tetap di RS, secara akuntansi sangat material di neraca. Karena itu, kesalahan pencatatan dan proses akuntansi akan mempengaruhi nilai aktiva tetap dalam laporan keuangan.
3 praktik terbaik untuk pembukuan aktivatetap di RS[1]
Michael Staunton dan Adam Lynch dari Principle Valuation membahas tiga praktik terbaik dalam pencatatan aset RS yang berhasil.
- Mengidentifikasi dan menghapus aset yang tidak digunakan dari catatan. SDM RS sangat ahli dalam mencatat pembelian peralatan atau perangkat baru, namun mereka sering lupa untuk menghapus aktiva lama yang tidak mempunyai nilai buku. Hal ini dapat membuat penumpukan data aset lama selama beberapa tahun di catatan tersebut. RS berukuran rata-rata berpotensi mencatat 500 aset baru per bulan, dan jika tidak ada sistem terorganisir untuk melacak apa yang masuk dan keluar, maka akan rawan terjadi kesalahan. "Seiring peningkatan pencatatan, orang tidak memikirkan penghapusan data lama," katanya. Misalnya, jika komputer di RS diperbarui, komputer lama harus dikeluarkan dari sistem, sehingga catatan hanya mencerminkan aset aktual yang saat ini digunakan daripada menunjukkan jumlah aset yang meningkat yang dikumpulkan dari waktu ke waktu.
- Pastikan tidak mencatat depresiasi yang tidak perlu. Jika peralatan atau aset lainnya sudah tidak lagi digunakan, secara fisik harus dikeluarkan dari catatan. Misalnya, jika RS pernah memiliki bangunan & tidak dihapus dari catatan saat diganti atau dijual, kemungkinan akan membebankan biaya penyusutan bangunan tersebut berkali-kali. Besarnya akumulasi beban & akumulasi penyusutan berpengaruh atas laporan keuangan RS. Untuk tujuan audit, penting bahwa proses dan prosedur untuk menjaga catatan aset yang akurat dengan baik.
- Terapkan sistem barcode. Untuk membantu proses pencatatan, tandai peralatan yang tiba di RS dengan barcode. Barcode harus dicatat dengan tempat aset pada buku besar aset tetap. Gunakan sistem barcode untuk memastikan peralatan dipelihara dengan kode standar. Saat peralatan dibuang/dihapuskan, mudah dikenali dan dikeluarkan dari catatan. Sistem barcode juga membantu melacak peralatan saat digunakan antar unit di RS atau pada bagian lain di RS.
Inventarisasi aktiva tetap RS
Salahsatu cara untuk menjamin keberadaan fisik ”aktiva tetap” sama dengan catatan akuntansinya adalah dengan secara berkala melakukan inventarisasi aktiva tetap. Inventarisasi ini akan lebih menjamin kekuratan data aktiva tetap mulai dari proses penambahan jumlah, kontrol, dll. Inventarisasi aset tetap secara reguler harus melibatkan unit pengadaan dan unit akuntansi dan harus bekerja sama membangun sebuah sistem untuk melakukan inventarisasi dan juga membuat aset baru dalam sistem manajemen aset tetap pada saat pembelian. Dengan cara ini, tim pengadaan dan manajer akuntansi dapat yakin bahwa prosedur operasional yang sedang berjalan akan menghasilkan informasi paling akurat.
[1] Laura Dyrda (2011), 3-best-practices-for-hospital-asset-recordkeeping, www.beckershospitalreview.com