PENDAPAT PAKAR TERKAIT IMPLEMENTASI MANAGEMENT SUPPLY CHAIN DI RS

Pendahuluan
Pada tulisannya sebelumnya (PENTINGNYA MANAGEMENT SUPPLY CHAIN DI RS), telah dipaparkan mengenai pentingnya management supply chain di RS. Implementasi management supply chain di RS diharapkan dapat membawa dampak pada peningkatan kinerja. Pada tulisan ini, akan membahas mengenai prediksi Kupice (dalam Sanborn, 2018)[1], tentang beberapa hal yang menyebabkan supply chain akan digunakan di Industri RS. Bahkan para pakar menyebutkan bahwa pada tahun 2020, biaya supply chain akan melampaui biaya tenaga kerja, yang saat ini menjadi pengeluaran nomor satu bagi RS dengan 33% dari anggaran.
Prediksi tentang digunakannya supply chain di RS
Berikut ini adalah prediksi Kupice (dalam Sanborn, 2018), terkait digunakannya supply chain di RS pada masa mendatang, yaitu:
- Record bankruptcies in US hospitals
Kupice menyampaikan bahwa terdapat sekitar 100-50 kasus kebangkrutan fasilitas individu selama 16-8 bulan ke depan. Hal ini termasuk kemungkinan adanya konsolidasi. RS mengalami kesulitan dalam mencari dana. Sehingga menjadi rentan dan selalu berupaya menjadi kreatif dalam cara mereka beroperasi. Konsolidasi bisa menjadi jalan untuk bertahan hidup. Beberapa dari sistem atau fasilitas yang lebih besar dalam kelompok besar dapat ditutup apabila terbukti tidak menguntungkan. Sedangkan RS swasta tidak selalu bertahan.
- New purchasing group structures direct to manufacturer
Kupice memberikan contoh berikut untuk menggambarkan alasan di balik prediksi ini. ”Jika anda memiliki 20 fasilitas dan anda tahu akan seperti apa pembelian yang akan dilakukan nantinya karena sangat dapat diprediksi, mengapa anda membeli itu melalui perantara? mengapa anda tidak pergi langsung ke pabrik dan menghemat 3 hingga 5 persen? Hal ini dapat membuat penghematan dalam jumlah besar".
- GPO's will partner and try to build supply chain departments that become profit centers, versus just a cost center
Hal ini merupakan reaksi atau gerakan proaktif dari GPO (group policy object) untuk memastikan kelangsungan hidup mereka sendiri. GPO juga berubah, dengan pengurangan staf di Premier dan Vizient karena penurunan margin. Mereka harus lebih kreatif dalam bekerjasama dengan klien dan menunjukkan nilai dalam diri mereka."Saya melihat mereka menyewa ahli supply chain dari dalam dan luar sebagai kelompok konsultasi mereka. Mereka semakin kreatif dan berpikir di luar kotak," kata Kupice.
- Margins will continue to deteriorate in Healthcare so hospitals that manage their costs the best will be most successful
Margin akan terus memburuk kecuali apabila RS atau sistem mengelola supply chain dengan baik, karena masa mendatang selalu tidak pasti. Mengurangi pemborosan, mendapatkan penggantian biaya, kerjasama langsung dengan pabrik dan RS lain di wilayah lain untuk mendapatkan daya beli merupakan solusi atas semua ini.
- Tools that enable collaboration will be more necessary than ever to give visibility into supply chain costs
Secara khusus, visualisasi data dan analitik dalam pelayanan kesehatan akan mengoptimalkan keputusan dan aturan pembelian. Visibilitas dan komunikasi dalam suatu organisasi adalah kuncinya. Dalam hal tersebut, selalu ada teknologi yang membantunya. Alat berbasis cloud baru dapat memungkinkan kemampuan yang tidak ada dalam teknologi informasi tradisional. Masalah terbesar di RS adalah bahwa mereka memiliki jumlah data yang sangat besar, yang sebenarnya dapat bermanfaat untuk meningkatkan efisiensi supply chain. Tetapi mereka tidak dapat memanfaatkannya karena data tersebut berada di tempat yang berbeda. RS harus bisa mendapatkan data itu dan memasukkannya ke satu tempat. Kupice menyampaikan bahwa teknologi berbasis cloud, AI dan visualisasi data akan sangat penting dalam meningkatkan supply chain.
- Blockchain cometh
Kupice menyampaikan bahwa cryptocurrency adalah red herring (pengalih perhatian) bagi pelayanan kesehatan. Ini dapat menjadi sistem pelacakan yang kuat. Baik dalam manajemen aset, memperdagangkan obat-obatan atau proses dari suatu produk mulai bahan mentah, sampai ke pasien. Teknologi ini pasti akan datang, namun mungkin akan membutuhkan waktu beberapa tahun, tetapi ini dapat menjadi sebuah transformasi radikal.
- There will be new purchasing models direct from original equipment manufacturers/product manufacturers
Kupice menggunakan contoh untuk menggambarkan hal baru ini. Dia mengusulkan skenario di mana ada produk FDA baru yang telah disetujui setelah uji klinis. Dibutuhkan 18 hingga 24 bulan untuk mendapatkan obat baru dengan kontrak GPO. Ini dapat menjadi produk yang lebih murah dengan hasil yang lebih baik, dan dapat mengurangi biaya dalam pemberian layanan. Tetapi prosesnya dapat memakan waktu lebih dari setahun. Suatu group dapat berfungsi sebagai saluran distribusi bagi RS untuk mendapatkan produk itu lebih cepat.
[1] Beth Jones Sanborn, 2018, 7 supply chain predictions for healthcare in 2019