Browse By

ANTARA ”CASH FLOW ANALYSIS” DENGAN ”CASH FLOW FORECASTING” & TANTANGANNYA

Pendahuluan

Laporan arus kas (cash flow) merupakan salahsatu dari laporan keuangan utama organisasi bisnis. Melalui laporan tersebut, manajemen dapat melakukan analisis terhadap arus kas yang telah terjadi, serta melakukan proyeksi arus kas organisasi di masa datang.  Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya dengan judul ”Memahami pentingnya cash flow analysis dalam organisasi bisnis”. Pada  tulisan sebelumnya membahas 2 item terkait Automated Cash Flow Analysis, menurut Mountford (2023)[1]. Tulisan ini akan mengangkat 3 item lanjut masih mengacu pada tulisan Mountford (2023), yaitu: What Are the Three Types of Cash Flow?, Cash Flow Analysis vs. Cash Flow Forecasting, & Challenges of Cash Flow Analysis/Forecasting.

What Are the Three Types of Cash Flow?

Terdapat 3 tipe arus kas (cash flow) dalam laporan arus kas (cash flow statement), yaitu: Arys kas dari operasi (Cash flow from operations), Arus kas dari pembiayaan (Cash flow from financing), & Arus kas dari investasi (Cash flow from investing). Arus kas dari operasi  menggambarkan jumlah uang yang diperoleh dari melakukan penjualan, dikurangi jumlah uang yang dikeluarkan untuk mempertahankan fungsi bisnis (sewa, gaji, dll.) Perhatikan bahwa arus kas dari operasi tidak termasuk pengeluaran modal. Arus kas dari investasi memang termasuk belanja modal. Hal ini termasuk juga dalam melakukan evaluasi atas saham dan sekuritas. Sedangkan arus kas dari pembiayaan akan mengukur pendapatan dari investor dan kreditur terhadap arus keluar seperti pembayaran dividen. Ketiga jenis ini ditambahkan bersama untuk menentukan arus kas bersih, yang terletak di bagian bawah laporan arus kas. Jika arus kas secara konsisten negatif, bisnis bisa menuju kebangkrutan. Informasi penting tentang mengapa arus kas negatif, dapat membantu manajemen dalam mengambil keputusan Misalnya, jika arus kas operasi negative, maka dengan melihat laporan arus kas  manajemen akan menyadari bahwa organisasinya memiliki terlalu banyak likuiditas yang terikat dalam inventaris. Informasi ini dapat menjadi dasar bagi manaemen untuk mengelola tingkat inventarisnya dengan lebih baik Arus kas dari operasi adalah yang paling penting dari ketiga jenis tersebut. Secara umum, manajemen menginginkannya menjadi positif karena ingin operasinya mandiri, terutama untuk mengantisipasi jika investor menarik diri, atau organisasi kehabisan investasi untuk dijual.
Baca Juga:  MENGAPA STRATEGI BISNIS YANG TELAH DIBUAT BISA GAGAL DIIMPLEMENTASIKAN?

Cash Flow Analysis vs. Cash Flow Forecasting

Peramalan arus kas adalah sisi lain dari analisis arus kas. Analisis arus kas mengevaluasi informasi historis untuk menentukan posisi kas perusahaan saat ini, sedangkan peramalan arus kas menggunakan data historis untuk memproyeksikan seperti apa posisi kas perusahaan di masa depan. Melakukan hal ini akan membantu memastikan bahwa organisasi tidak kehabisan uang, yang menjadi salah satu alasan paling umum bisnis gagal. Proeksi arus kas juga membantu mengatur arus keluar dan arus masuk. Misalnya, dengan mengurangi waktu pembayaran pelanggan, manajemen akan memastikan bahwa perusahaan memiliki cukup likuiditas untuk membayar kembali pinjaman yang akan jatuh tempo dalam beberapa bulan. Ketika dipasangkan dengan analisis arus kas, peramalan arus kas membentuk dasar dari strategi manajemen likuiditas yang sukses.

Challenges of Cash Flow Analysis/Forecasting

Hingga saat ini, hanya ada satu cara untuk melakukan analisis arus kas, yaitu dengan spreadsheet. Melalui spreadsheet, biasanya manajemen pada akhirnya akan mendapatkan posisi kas organisasinya saat ini, dan perkiraan yang masuk akal untuk masa depan, walaupun disertai dengan banyak kerumitan terlebih dahulu. Masalah utama dengan spreadsheet adalah semuanya dilakukan secara manual. Berkat kesalahan manusia, ini dapat mengakibatkan data yang cacat. Faktanya, menurut IBM, 88% spreadsheet berisi setidaknya satu kesalahan. Analisis arus kas dan peramalan arus kas hanya sebaik data yang dimasukkan ke dalamnya. Begitu seseorang menyadari posisi kas yang dihitung tidak sejalan dengan apa yang ada di bank, lebih banyak waktu harus dihabiskan untuk rekonsiliasi, dengan melacak satu kesalahan atau lebih dan mengulangi prosesnya. Merekam data di seluruh portal bank juga bisa menghabiskan banyak waktu. Bendahara harus pergi dari portal bank ke portal bank dan mengisolasi data yang relevan dengan masing-masing dari tiga kategori arus kas. Hanya dengan begitu mereka dapat menghasilkan laporan arus kas nya. Melacak data, lalu membuat analisis dan prakiraan arus kas secara manual, dapat memakan waktu puluhan jam setiap bulan. Padahal waktu yang terbuang tersebut bisa saja digunakan untuk menganalisis data dan membantu menentukan arah perusahaan. Selain itu, spreadsheet bukanlah alat berbasis cloud. Spreadsheet tidak dimaksudkan untuk diedit oleh orang-orang di berbagai departemen. Ini dapat menyebabkan masalah silo data, di mana sulit untuk menentukan versi mana yang terbaru. [1] Jason Mountford, May 2023, Automated Cash Flow Analysis: What’s Under the Iceberg?