CUT OFF DAN IMPLEMENTASINYA DALAM MENYUSUN LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS
Pendahuluan
Secara harfiah cut off dapat diartikan sebagai pisah batas. Dalam konteks laporan keuangan, istilah cut off digunakan untuk melakukan pemisahan batas atas pencatatan atau pembukuan terkait keuangan sebelumnya. Dalam kata lain, membuat dasar data baru untuk kebutuhan neraca awal. Neraca awal yang valid merupakan langkah awal dalam membuat laporan keuangan yang baik dan akurat.
Pentingnya Cut Off dalam Penyusunan Laporan Keuangan
Salahsatu syarat yang harus dibuat oleh Puskesmas saat menjadi BLUD adalah membuat neraca awal. Saat membuat neraca awal inilah dilakukan cut off (pisah batas) untuk memulai proses pencatatan keuangan. Identifikasi atas semua item aktiva & hutang pertanggal neraca awal dibuat, hal ini diperlukan untuk mengisi nilai setiap item aktiva & hutang di neraca. Identifikasi tersebut dilakukan dengan cara stock opname. (Lihat tulisan mengenai LAPORAN KEUANGAN PUSKESMAS; PENYUSUNAN NERACA AWAL)
Cut off digunakan untuk memotong proses pencatatan keuangan sebelumnya, dan kemudian membentuk pencatatan baru dengan metode yang berbeda ke dalam laporan keuangan. Kemudian pencatatan keuangan sebelum dilakukannya cut off dianggap tidak ada, atau tidak berpengaruh terhadap laporan keuangan yang dibuat selanjutnya. Dengan melakukan cut off, manajemen dapat memperbaiki kebijakan akuntansi terkait penyajian laporan keuangan. Selain itu juga dapat meminimalisasi kecurangan atau penyimpangan yang terjadi sebelumnya. Sehingga data untuk laporan keuangan yang baru adalah data yang memiliki validitas baik dan dapat mencerminkan keadaan keuangan yang sebenarnya.
Detail Aplikasi Cut Off
Proses cut off dimulai dengan mengidentifikasi data-data kebutuhan terkait dengan neraca awal yang akan dibentuk. Kemudian melakukan penentuan tanggal cut off. Cut off tidak dapat dilakukan pada pertengahan bulan, karena hal ini akan mempersulit pengakuan beberapa transaksi. Misalnya dalam hal pengakuan penyusutan aktiva tetap, perhitungannya akan sulit apabila dilakukan pada tengah bulan. Untuk itu, penentuan tanggal cut off biasanya adalah pada akhir atau awal periode (bulan atau tahun).
Pada proses cut off, semua data yang dimasukkan dalam neraca awal adalah data riil yang ada pada tanggal tersebut. Berikut adalah beberapa contoh penilaian data untuk kebutuhan neraca awal :
- Kas :
Nilai kas pada saat tanggal cut off dapat diketahui dengan melakukan stock opname kas. Begitu pula dengan nilai kas bank, manajemen harus melihat nilai tersebut pada rekening koran dari bank.
- Persediaan :
Nilai persediaan dapat diketahui melalui stock opname secara fisik persediaan di gudang. Namun proses ini sebaiknya didahului dengan melakukan standarisasi pencatatan persediaan. Mulai dari pengakuan satuan dalam perhitungan persediaan, sampai pada pengakuan dan penempatan gudang. Hal ini dilakukan untuk menyamakan presepsi SDM pada bagian terkait, untuk mempermudah proses stock opname.
- Aktiva tetap :
Nilai aktiva tetap dapat diketahui melalui pencocokan data pencatatan dengan data fisik aktiva tetap di semua ruangan. Karena yang biasa terjadi adalah, banyak aktiva tetap yang sudah tidak terpakai atau dijual namun datanya masih ada dalam catatan, sedangkan aktiva tetap yang baru dibeli belum dimasukkan dalam daftar aktiva tetap. Di samping itu, pembuatan daftar aktiva tetap ini harus dibarengi dengan melakukan analisis umur ekonomis masing-masing aktiva tetap, hal ini dilakukan untuk kebutuhan perhitungan penyusutan aktiva tetap pada masa mendatang.
- Hutang :
Nilai hutang dapat diketahui dengan melihat catatan atas rekap hutang per tanggal cut off tersebut.
- Lain-lain
Hasil dari semua stock opname tersebut merupakan dasar data dalam pembuatan neraca awal. Tingkat akurasi data awal sangat mempengaruhi validitas laporan keuangan. Untuk itu nilai data awal harus riil sesuai dengan keadaan yang sebenarnya.