PERAN INFORMASI KEUANGAN SEBAGAI TOLAK UKUR TERBAIK DALAM MENDUKUNG PERENCANAAN STRATEGIS DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN
Pendahuluan
Informasi keuangan suatu organisasi bisnis akan membantu dalam menerapkan strategi dan melacak kesuksesannya. Pada tulisan sebelumnya PERENCANAAN STRATEGIS DAN PROSES PENGAMBILAN KEPUTUSAN, telah dikemukakan telah dikemukakan 5 hal terkait dengan perencanaan stratejik & proses pengambilan keputusan (visi, misi, analisis, perumusan strategi, & implementasi dan manajemen strategi).
Perencanaan strategis berkaitan dengan alokasi sumber daya. Karena itu akan tidak relevan jika sumber dayanya tidak terbatas. Artikel ini bertujuan untuk menjelaskan bagaimana informasi & kinerja keuangan dapat memainkan peran yang lebih integral dalam perencanaan strategis dan proses pengambilan keputusan. Bagi manajemen RS, artikel ini dapat menjadi salahsatu acuan dalam menyusun dokumen perencanaan strategi hingga proses pengambilan keputusan.
Peran informasi keuangan dalam perencanaan strategis
Informasi keuangan merupakan standar yang telah lama di gunakan organisasi bisnis (termasuk RS) dalam menilai kinerja. Balanced scorecard (BSC) mendukung peran informasi keuangan dalam menetapkan dan memantau sasaran strategis keuangan yang spesifik dan terukur pada basis yang terkoordinasi dan terintegrasi. Hal ini akan mendukung organisasi bisnis beroperasi secara efisien dan efektif.
Menurut Kono & Barnes (2010)[1], sasaran dan metrik keuangan ditetapkan berdasarkan tolok ukur terbaik dalam industri dan termasuk: 1) arus kas bebas, 2) economic value-added, 3) manajemen aset, 4) keputusan pendanaan dan struktur modal, 5) rasio profitabilitas, 6) indeks pertumbuhan, 7) penilaian risiko dan manajemen, serta 8) optimalisasi pajak.
- Arus Kas Bebas
Arus kas bebas merupakan ukuran dari kesehatan keuangan organisasi bisnis. Hal ini menunjukkan seberapa efisien sumber daya keuangan digunakan dalam menghasilkan uang tambahan untuk investasi masa depan. Arus kas ini mewakili kas bersih yang tersedia setelah dikurangi investasi dan peningkatan modal kerja dari arus kas operasi. Organisasi bisnis harus menggunakan metrik ini untuk mengantisipasi pengeluaran modal besar dalam waktu dekat atau tindak lanjut untuk proyek yang dilaksanakan.
- Economic Value-Added
Indikator ini akan membantu manajemen dalam membuat keputusan yang efektif dan tepat waktu untuk memperluas bisnis yang meningkatkan nilai ekonomi usahanya dan untuk menerapkan tindakan korektif. Economic Value-Added ditentukan dengan mengurangi biaya modal operasi dari laba bersih. RS & organisasi bisnis lainnya dapat menetapkan sasaran bernilai tambah secara ekonomi untuk secara efektif menilai kontribusi nilai bisnis dan meningkatkan proses alokasi sumber daya yang telah dilakukan.
- Manajemen Aset
Manajemen aset menuntut manajemen melakukan efisiensi terhadap perputaran aktiva lancar (kas, piutang, persediaan) dan kewajiban lancar (hutang, akrual) serta peningkatan manajemen modal kerja dan siklus konversi kas tunai. RS & organisasi bisnis harus melakukan manajemen aset, terutama saat kinerja operasionalnya tertinggal di belakang industri atau perusahaan lain.
- Keputusan Pendanaan dan Struktur Modal
Dalam hal ini, pembiayaan terbatas pada struktur modal optimal (rasio utang atau leverage), yang meminimalkan biaya modal organisasi bisnis. Struktur modal optimal menentukan kapasitas pinjaman cadangan (jangka pendek dan jangka panjang) serta risiko potensi tekanan keuangan. RS & organisasi bisnis menetapkan struktur modal ketika biaya modal mereka naik dan ada kekurangan investasi baru.
- Rasio Profitabilitas
Rasio ini merupakan ukuran efisiensi operasional suatu organisasi bisnis. Selain itu juga menunjukkan bagian yang tidak efisien dan memerlukan tindakan korektif oleh manajemen, seperti; mengukur hubungan laba dengan penjualan, total aset, dan kekayaan bersih. RS & organisasi bisnis harus menetapkan sasaran rasio profitabilitas untuk beroperasi lebih efektif dan mengejar peningkatan dalam aktivitas rantai nilai.
- Indeks Pertumbuhan
Indeks ini mengevaluasi penjualan dan pertumbuhan pangsa pasar serta menentukan trade-off pertumbuhan yang dapat diterima sehubungan dengan pengurangan arus kas, margin laba, dan laba atas investasi. Pertumbuhan biasanya menguras kas dan cadangan dana pinjaman. Karena itu, manajemen aset diperlukan untuk memastikan uang tunai yang cukup dan pinjaman terbatas. Organisasi bisnis harus menetapkan target indeks pertumbuhan ketika tingkat pertumbuhan tertinggal atau ketika memiliki leverage operasi yang tinggi.
- Penilaian Risiko dan Manajemen
RS & organisasi bisnis harus mengatasi ketidakpastian bisnis dengan mengidentifikasi, mengukur, dan mengendalikan risiko yang ada dalam tata kelola organisasi dan kepatuhan terhadap peraturan, serta dampak ekonomi yang terjadi. Kemudian, proses harus diterapkan untuk mengurangi penyebab dan efek dari risiko tersebut. Organisasi bisnis harus membuat penilaian ini untuk mengantisipasi ketidakpastian yang lebih besar dalam bisnis atau ketika ada kebutuhan pada peningkatan budaya risiko yang ada.
- Optimalisasi Pajak
Banyak bidang fungsional dan unit bisnis perlu mengelola tingkat kewajiban pajak. Mengurangi risiko berarti juga mengurangi pajak yang diharapkan. Selain itu, inisiatif baru, akuisisi, dan proyek pengembangan produk harus dipertimbangkan terhadap implikasi pajak dan kontribusi setelah pajak bersih terhadap nilai RS/organisasi bisnis. Organisasi bisnis global harus melakukan optimalisasi pajak untuk beroperasi di lingkungan pajak yang berbeda, di mana mereka dapat memanfaatkan ketidakkonsistenan dalam peraturan perpajakan.
[1] Pedro M. Kono, DBA & Barry Barnes, PhD, 2010, The Role of Finance in the Strategic-Planning and Decision-Making Process