MELAKUKAN “TOP-DOWN STRATEGIC SIZING” DALAM REPOSISI BIAYA STRATEJIK DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHETAN
Pendahuluan
Menurut Anderson & Morris[1], Strategic Cost Repositioning (reposisi biaya stratejik) adalah metodologi kuat yang bekerja dengan semua jenis RS, dari 150 hingga 1.000 tempat tidur pusat medis akademik dan sistem multi-RS. Berikut ini akan dijelaskan satu dari dua proses pelengkap yang membentuk metodologi Strategic Cost Repositioning, yaitu strategic sizing.
Gambar 1. Strategic Cost Repositioning (menurut Anderson & Morris)

Tujuan Top-Down Strategic Sizing
Masih menurut Anderson & Morris, tujuan dari " Strategic Sizing " adalah untuk membantu sistem pelayanan kesehatan menetapkan tujuan operasional dan keuangan yang dapat dicapai pada tingkat yang dapat ditindaklanjuti. Metodologi ini dimulai dengan sejumlah analisis yang bertujuan mengembangkan visi strategis tentang aset klinis apa yang harus dimiliki dan bagaimana seharusnya beroperasi di masa depan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang tepat pada waktu yang tepat dan pada tempat yang tepat dengan biaya yang tepat serta tetap layak secara keuangan.
Strategic Sizing Analysis
Menurut Anderson & Morris, strategic sizing analysis ( analisis sizing strategik) meliputi:
- Proyeksi kebutuhan masa depan dari populasi sistem yang akan tersedia,
- Proyeksi basis pendapatan yang akan dihasilkan populasi,
- Analisis biaya pesaing dan lintasan operasional,
- Analisis kinerja operasional relatif terhadap tolok ukur eksternal dan internal.
Salah satu analisis sizing stratejik yang penting adalah melakukan pemodelan prediktif yang mengintegrasikan tren dalam demografi, pembayar campuran, pemanfaatan, pangsa pasar, dan pendapatan berdasarkan lini bisnis (pelayanan rawat inap, pelayanan primer, operasi rawat jalan, dll.), untuk pasar geografis dan subpasar yang ditentukan. Tujuan pemodelan ini adalah untuk mengembangkan gambaran yang komprehensif mengenai: (1) layanan pelayanan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat dari tempat/geografi yang relevan di masa depan; dan (2) pendapatan yang akan mengalir dari sumber swasta dan publik untuk mendukung layanan ini.
Masih menurut pendapat Anderson & Morris, pemodelan prediktif digunakan untuk sistem kesehatan yang memiliki rencana kesehatan besar. Hasil dari pemodelan ini adalah peta pasien masa depan dan aliran pendapatan yang komprehensif untuk sistem kesehatan guna mengukur kebutuhan dalam pengurangan biaya strategis. Ini juga memberikan informasi mengenai di mana pengurangan biaya dapat diterapkan, berapa banyak tempat tidur yang dapat diambil dari layanan, program klinis apa yang dapat dikonsolidasikan, serta di mana modal harus diinvestasikan untuk memenuhi kebutuhan dengan cara yang lebih murah.
Masih menurut pendapat Anderson & Morris, analisis sizing strategis relatif lainnya adalah membandingkan posisi biaya sistem dengan biaya pesaing. Setelah analisis Strategic Sizing selesai, implikasi dari temuan ini harus diterjemahkan ke dalam tujuan untuk memposisikan biaya, untuk mengatasi masalah antara lain sbb:
- Berapa biaya keseluruhan yang harus dimiliki lima tahun dari sekarang?,
- Berapa banyak penghematan biaya yang harus berasal dari divisi operasional yang berbeda, seperti pelayanan rawat inap, rawat jalan, dokter yang dipekerjakan, dll.?
Menurut Anderson & Morris, penetapan tujuan dalam proses strategic cost repositioning top-down dan bottom-up serta across-the-board mengarah antara target anggaran departemen dan pemotongan seluruh organisasi. Tujuan yang disesuaikan ditetapkan untuk area yang luas, seperti pelayanan rawat inap, layanan tambahan, overhead, efektivitas klinis, dan/atau kelompok DRG, untuk memberikan tim kerja yang terkait dengan kebijakan Clinical Asset Restructuring, dapat memutuskan di mana memangkas biaya.
[1] David G Anderson & Dudley E Morris, Strategic Cost Repositioning
