TIGA KRITERIA UTAMA DALAM MENGEVALUASI STRATEGI BISNIS
Pendahuluan
Penting bagi manajemen untuk selalu mengevaluasi strategi bisnisnya. Evaluasi strategi akan menjadi prioritas terutama saat beberapa kondisi yang menjadi asumsi awal telah berubah. Pada kondisi ini, evaluasi strategi adalah bagian penting untuk menjaga bisnis pada jalur yang benar. Walaupun demikian, evaluasi terhadap strategi adalah hal yang tidak mudah. Manajemen & pemilik bisnis harus menggunakan banyak alat yang dapat membantu proses berjalan lebih lancar.
Business Strategy Evaluation Criteria
Terkait dengan kriteria dalam mengevaluasi terhadap strategi bisnis, Weedmark (2019)[1] mengungkapkan pendapat Richard Rumelt, seorang profesor di UCLA Anderson School of Management, yang merupakan sekolah pascasarjana bisnis dan manajemen. Richard Rumelt mengatakan bahwa evaluasi strategi bisnis harus meliputi tiga kriteria utama, yaitu:
-
- Strategi harus memiliki tujuan dan kebijakan yang konsisten.
- Strategi harus menciptakan atau mempertahankan keunggulan kompetitif.
- Strateginya harus layak, tidak menggunakan sumber daya yang berlebihan atau menciptakan masalah yang tidak dapat diselesaikan.
Masih mengacu pada tulisan Weedmark (2019), bisnis harus fokus pada spesifikasi strategi tanpa memberikan batasan pada apa yang membuat setiap strategi unik dan bermanfaat. Seperti yang ditunjukkan Rumelt, dimana dua perusahaan dalam industri yang sama mungkin memiliki strategi berbeda, namun keduanya mungkin berhasil dengan pendekatan yang berbeda. Satu bisnis dapat fokus pada rujukan untuk mendapatkan pelanggan baru, sementara pesaing dapat fokus pada pemasaran online, namun keduanya masih dapat berhasil dalam pendekatan yang berbeda apabila strategi mereka memenuhi masing-masing dari tiga hal diatas.
Selanjutnya, Weedmark (2019) mengungkapkan 4 hal terkait evaluasi strategi bisnis, yaitu; evaluating a strategy's consistency, evaluating a strategy's consonance, evaluating competitive strategy, & evaluating a strategy's feasibility. Keempat hal ini akan dipaparkan berikut.
Evaluating a Strategy's Consistency
Strategi bisnis harus konsisten & membawa koherensi kedalam keseluruhan organisasi. Ketidakkonsistenan dalam strategi bisnis tidak selalu terlihat di awal. Ini sering muncul dari kompromi yang telah dibuat antara departemen yang berbeda. Manajemen senior harus memberi organisasi tujuan & strategi yang jelas sehingga setiap departemen bekerja bersama untuk mencapai tujuan yang sama. Tanda dari strategi yang tidak konsisten meliputi:
-
- Masalah koordinasi meskipun ada perubahan personil,
- Sukses untuk satu departemen berarti kegagalan untuk departemen lain,
- Permintaan konstan untuk manajemen senior untuk menyelesaikan masalah kebijakan
Evaluating a Strategy's Consonance
Ini merupakan kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungan eksternal, termasuk ancaman baru & peluang yang dihadapinya. Suatu bisnis perlu beradaptasi dengan lingkungannya, & pada saat yang sama bersaing dengan perusahaan lain yang juga beradaptasi dengan lingkungan yang sama. Strategi harus dianalisis untuk menga-tasi perubahan kondisi ekonomi & sosial, sembari membandingkannya dengan apa yang dilakukan pesaing untuk menentukan apakah strategi menawarkan nilai yang cukup.
Seringkali, sebuah perusahaan begitu fokus pada kompetisinya sehingga tidak memper-hitungkan perubahan sosial atau ekonomi di pasar. Cara yang baik untuk mengevaluasi ini adalah dengan mempertimbangkan mengapa bisnis itu ada di tempat tersebut.
Evaluating Competitive Strategy
Strategi kompetitif yang baik harus menciptakan atau mengeksploitasi keunggulan dibandingkan kompetisi yang paling menonjol, tahan lama, dan paling sulit diduplikasi. Keunggulan kompetitif biasanya memiliki salahsatu dari: sumber daya yang lebih baik, keterampilan yang lebih baik, atau penentuan posisi yang lebih baik. Saat menganalisis strategi kompetitif, pertanyaan yang diajukan adalah keterampilan dan sumber daya mana yang mewakili keunggulan di bidang tersebut. Menjadi kompetitif di fase awal siklus hidup industri adalah penting, tetapi berkinerja baik di tahap selanjutnya bisa lebih sulit.
Menggabungkan keunggulan dalam sumber daya dan membangun keterampilan dapat menghasilkan posisi yang unggul. Sebagai contoh, lihat evolusi smartphone dalam dekade terakhir ini. BlackBerry memiliki posisi dominan di pasar smartphone hingga munculnya Apple iPhone. Salahsatu sumber daya Apple yang Blackberry tidak miliki adalah Gorilla Glass, ditemukan oleh Corning. Namun, segera setelah itu, Samsung dapat memanfaatkan sumber daya global yang besar & sistem distribusi untuk mengung-guli Apple dalam keseluruhan penjualan unit.
Evaluating a Strategy's Feasibility
Perusahaan harus memiliki sumber daya yang diperlukan untuk membuat strategi berhasil. Sumber daya keuangan seringkali paling mudah untuk diukur. Namun, perlu dicatat bahwa seringkali ada pendekatan yang dapat diambil perusahaan untuk menghasilkan modal yang dibutuhkan. Tidak memiliki sumber keuangan saat ini, bukan berarti perusahaan tidak dapat memperolehnya. Hal ini dapat diatasi melalui strategi.
Bidang kelayakan kedua untuk dievaluasi adalah apakah perusahaan telah menunjukkan atau tidak memiliki kemampuan yang diperlukan untuk mengadopsinya. Jika antar manajer (departemen) belum menunjukkan bahwa mereka dapat bekerja sama secara efektif, maka kecil kemungkinan strategi bersama akan berhasil. Bidang kelayakan ketiga yang perlu dievaluasi adalah elemen manusia. Apabila orang-orang kunci dalam organisasi tidak senang dengan tujuan atau metode untuk mencapainya, maka strateginya tidak akan berhasil.
[1] David Weedmark, 2019, reviewed by: Jayne Thompson, LL.B., LL.M., How to Evaluate Business Strategies