Browse By

ENAM ISU YANG DAPAT MENYEBABKAN BERKURANGNYA KEPUASAN SDM RS

Pendahuluan

Pengelolaan SDM agar memberikan kinerja terbaik bagi organisasi telah di lakukan. Namun terkadang ada saja permasalahannya. Sebagai manusia, pada saat tertentu setiap SDM pasti akan mengalami ketidakpuasan dalam pekerjaannya. Ketidakpuasan tersebut dapat saja disebabkan oleh beberapa factor seperti faktor internal, eksternal atau kombinasi keduanya. Ketidakpuasan kerja akan menyebabkan motivasi kerja rendah, pelibatan kerja menurun, dan berbagai hal negatif lainnya.

Isu terkait berkurangnya Kepuasan Karyawan di RS

Kepuasan karyawan menjadi konsentrasi hampir semua manajemen organisasi bisnis termasuk RS. Dalam bukunya yang berjudul  Patients Come Second: leading change by changing the way you lead, Paul Spiegelman dan Britt Berrett (2013) menjelaskan beberapa hal terkait kepusan karyawan.

  1. Sistem pendidikan yang tidak berorientasi pada “kerja bersama”. Terkadang, organisasi pelayanan kesehatan mengatur sistem pendidikannya dengan cara yang salah. Saat ini, dokter, perawat dan administrator kesehatan, semua terdidik dalam sistem yang sama sekali terpisah. Sistem pendidikan kesehatan banyak mengajarkan keterampilan kerja yang sangat spesifik tanpa berhubungan dengan peran karyawan lain di RS.
  2. Mengharapkan SDM bekerja dengan sedikit istirahat. Banyak RS berusaha meningkatkan kepuasan karyawan dan budaya RS karena tekanan keuangan. Manajemen RS seharusnya tidak mengharapkan karyawan bekerja selama berhari-hari, berbulan-bulan dan bertahun-tahun dengan waktu istirahat yang terbatas. Liburan atau istirahat selama hari kerja bisa sama halnya dengan kenaikan gaji atau bonus karena memungkinkan karyawan untuk istirahat. Anthony Armada, CEO Rumah Sakit Umum Advokat Lutheran di Park Ridge, Illinois, mengatakan bahwa dia mendorong karyawan untuk mengambil "mental time-out " jika mereka merasa tidak puas pada tingkatnya sekarang.
  3. Tekanan birokrasi dan teknologi. Beberapa kejadian yang dapat menimbulkan tekanan adalah adanya departemen yang lambat dalam menjawab email atau sistem elektronik yang tidak dapat memproses pesanan dengan benar. Jangan biarkan birokrasi atau teknologi terus mengganggu karyawan. Pastikan untuk melakukan survei kepuasan karyawan secara teratur untuk menentukan area yang bisa diperbaiki.
  4. Invisible leadership. Hirarki tradisional sebuah organisasi seperti RS akan terlihat di saat direksi relatif tidak terlihat oleh pekerja frontline. Direksi mungkin hanya muncul setahun sekali pada rapat atau pertemuan perusahaan, tapi kebanyakan mereka tinggal di kantor, menghadiri pertemuan dan menangani masalah operasional. Karyawan ingin tahu untuk siapa mereka bekerja dan akan bekerja lebih keras jika mereka memiliki hubungan pribadi dengan manajemen RS. Interaksi antara SDM dan manajemen RS harus dimulai segera setelah karyawan bergabung dengan RS. Mulai dari membicarakan tentang misi, visi, nilai, apa artinya serta bagaimana karyawan berpartisipasi.
  5. Mempekerjakan SDM yang tidak sesuai. Proses perekrutan bisa menimbulkan tekanan bagi RS yang mengalami kekurangan uang. Banyak banyak organisasi yang segera mengisi kekosongan tersebut untuk memastikan pelayanan pasien berlanjut seperti biasa. Tetapi mempekerjakan SDM yang tidak sesuai dengan misi, visi dan nilai organisasi dapat memberi dampak negatif yang parah pada RS dalam jangka panjang. Karyawan yang tidak sesuai dengan budaya lebih cenderung mengeluh, mengelak tanggung jawab dan memiliki ketidaksepakatan dengan pekerja lain, menciptakan suasana negatif dan menyeret SDM lain ke arah mereka.
  6. Terbatasnya kesempatan untuk terlibat. Jika SDM tidak didorong untuk memberikan masukan dan inisiatif mereka untuk RS, mereka mungkin merasa bahwa administrasi tidak peduli dengan masalah yang mempengaruhi mereka sehari-hari. Berikan banyak kesempatan bagi SDM untuk menyampaikan masukannya, dan mintalah transparansi serta biarkan mereka tahu apa yang manajemen lakukan dengan gagasan mereka. Jika seseorang percaya kalau suara mereka didengar, maka mereka akan lebih terlibat. Keterlibatan ini akan berarti bahwa manajemen telah konsisten menjangkau karyawan dan kemudian menindaklanjuti jawaban atas pertanyaan atau solusi atas masalah mereka.
Baca Juga:  AKTIVITAS PEMASARAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN