Browse By

SAATNYA MANAEJMEN RS MENERAPKAN ”COST LEADERSHIP STRATEGY” (part 2)

Kondisi RS & orientasi ke strategi berbiaya rendah

Orientasi manajemen dalam menerapkan strategi berbiaya rendah, secara otomatis akan mendorong RS untuk melakukan berbagai upaya agar tetap survive dan bahkan unggul dalam persaingan, melalui konsentrasi pada manajemen biaya. Padahal, RS sejak didirikan mempunyai karakteristik padat modal, padat karya, dan padat tekhnologi. Atau dengan kata lain, kondisi tersebut mencerminkan bahwa RS memang sejak awal cenderung mengkonsumsi biaya yang tinggi. Karena itu, kondisi ini harus dikelola dengan baik, agar tidak memicu terjadinya ”biaya tinggi” yang akan berdampak pada kerugian RS. Penerapan strategi berbiaya rendah melalui strategy cost leadership di RS,  merupakan salahsatu strategi generik yang bisa digunakan manajemen RS. Karena, saat sebagaian besar pasien RS adalah peserta BPJS, maka secara otomatis tarif (paket) telah ditentukan sesuai dengan tipe RS. Tidak ada jalan lain bagi manajemen RS untuk menerapkan manajemen biaya sebagai alat  untuk mengembangkan dan mengimplementasikan strategi bisnis. Strategi berbiaya rendah di RS menekankan pada upaya menghasilkan layanan dengan biaya per unit yang lebih rendah, namun tetap menjaga kualitas layanannya. Strategi biaya rendah tidak hanya membuat RS mampu bertahan terhadap persaingan harga yang terjadi, tetapi juga dapat membuat range antara tarif dengan biaya cukup besar, melalui cara-cara yang agresif dalam efisiensi dan kefektifan biaya. Sumber dari keefektifan biaya ini dapat diperoleh RS antara lain melalui pemanfaatan skala ekonomi, investasi dalam teknologi yang terbaik, sharing biaya dan pengetahuan dalam internal organisasi, optimasi kapasitas, dll. Untuk beberapa layanan tertentu, RS dapat juga menerapkan strategi biaya rendah bersamaan dengan strategi diferensiasi. RS yang telah mempunyai posisi low-cost mempunayi range yang lebar antara harga & biaya perunit setiap layanannya. Hal ini akan memungkinkan RS tersebut untuk memenangkan persaingan sekalipun terjadi perubahan harga signifikan (misalnya tarif paket BPJS berubah secara signifikan. Dengan posisi biaya rendah, menerima pasien BPJS pun akan menguntungkan RS. Namun, Untuk dapat menjalankan strategi berbiaya rendah, RS harus mampu memenuhi persyaratan di dua bidang, yaitu: sumber daya dan organisasi. Keunggulan sumber daya dapat berupa: kuat akan modal, trampil pada rekayasa proses, pengawasan yang ketat, serta biaya distribusi dan promosi rendah. Sedangkan keunggulan bidang organisasi mengharuskan RS memiliki: kemampuan mengendalikan biaya dengan ketat, informasi pengendalian yang baik, insentif berdasarkan target.  Pertumbuhan merupakan salahsatu kunci bagi RS, agar mampu mempertahankan kelangsungan hidup jangka panjangnya. Namun, diera BPJS saat ini pertumbuhan pendapatan khususnya agak terganggu, bagi RS (swasta) yang sebagain besar pasiennya adalah peserta BPJS. Seperti diketahui bahwa pasar pasein BPJS cukup besar, namun tarif (paket) BPJS ”selalu” lebih rendah dari tarif RS. Pada kondisi ini, RS harus berkonsentrasi pada upaya memperlebar margin (keuntungan), dengan mengelola biaya seefektif & efesien mungkin. Namun, pengelolaan biaya untuk mendapatkan ”efesiensi”, harus diupayakan sehingga penghematan biaya yang dicapai oleh RS tidak bersifat jangka pendek, tetapi dalam konteks dangka panjang. Karena itu harus dipahami bahwa ”biaya” adalah masalah strategis.  
Baca Juga:  PENDEKATAN HOLISTIK DALAM MELAKUKAN "CUTTING COSTS" DI RS