RASIO KEUANGAN DALAM MELAKUKAN ANALISIS KEKUATAN & KELEMAHAN ORGANISASI BISNIS (Part 1)

Pendahuluan
Berbagai alat analisis, konsep, dan teknik telah dikembangkan untuk membandingkan kekuatan dan kelemahan relatif suatu organisasi bisnis. Salahsatu alat, konsep, dan teknik yang menjadi dasar analisis fundamental adalah rasio. Analisis rasio merupakan alat yang dikembangkan untuk melakukan analisis kuantitatif pada angka-angka yang ditemukan dalam laporan keuangan. Rasio membantu menghubungkan ketiga laporan keuangan secara bersamaan dengan angka-angka yang dapat dibandingkan antara organisasi bisnis, baik dalam suatu industri maupun lintas industri.
Pada kenyataannya, rasio keuangan akan bervariasi di berbagai industri. Sehingga, membandingkan antara berbagai jenis organisasi bisnis dalam industri yang berbeda akan menjadi tidak valid. Secara umum, rasio merupakan perbandingan yang disajikan secara matematis, dengan menghubungkan antara satu angka dengan yang lain, sehingga membentuk suatu perbandingan relatif. Hal ini juga berlaku untuk rasio keuangan. Rasio keuangan akan membentuk dasar perbandingan antara angka-angka yang ditemukan pada laporan keuangan.
Tulisan ini akan membahas 4 kategori rasio keuangan, mengacu pada pendapat Lan (2012)[1], yang terdiri dari rasio: activity, liquidity, solvency and profitability.
Activity Ratios
Rasio ini digunakan untuk mengukur seberapa efisien suatu organisasi bisnis dalam menggunakan asetnya. Rasio ini dapat memberikan informasi pada investor mengenai kinerja operasional organisasi secara keseluruhan. Rasio aktivitas adalah rasio "turnover" yang menghubungkan item laporan laba rugi dengan item neraca. Laporan laba rugi mengukur kinerja selama periode tertentu, sedangkan neraca menyajikan data pada satu titik waktu.
Rasio aktivitas mengukur bagaimana organisasi bisnis dalam mengalokasikan aset atau liabilitasnya. Dengan kata lain, rasio ini akan menunjukkan berapa kali persediaan per tahun diisi kembali atau piutang yang dikumpulkan.
- Inventory turnover
Perputaran persediaan dihitung dengan membagi harga pokok penjualan dengan persediaan rata-rata. Omset yang lebih tinggi daripada rata-rata industri menunjukkan bahwa persediaan dijual dengan tingkat yang lebih cepat, selain itu juga menandakan efektivitas manajemen persediaan. Tingkat perputaran persediaan yang tinggi berarti lebih sedikit sumber daya perusahaan yang terikat dalam persediaan. Namun, rasio ini dapat membaca kemungkinan dua sisi. Selain kemungkinan tadi, tingkat perputaran persediaan yang tinggi dapat juga dikarenakan perusahaan terlalu ramping dan tidak dapat mengikuti peningkatan permintaan. Selain itu, perputaran persediaan sangat spesifik dalam industri tersebut.
Sebagai contoh, apabila rasio perputaran persediaan 2,6x berarti bahwa persediaan diisi ulang 2,6 kali selama periode satu tahun. Apabila persediaan yang digunakan $ 190 juta, dihitung menggunakan inventarisasi awal sebesar $ 180 juta pada 31 Desember 2010, dan persediaan akhir sebesar $ 200 juta pada 31 Desember 2011. Maka $190 juta mewakili inventaris rata-rata yang dimiliki selama 2011, dengan $ 500 harga pokok penjualan.
Penurunan persediaan atau kenaikan harga pokok penjualan akan meningkatkan rasio. Hal ini menandakan peningkatan efisiensi persediaan (menjual jumlah barang yang sama namun dengan menyimpan lebih sedikit persediaan, atau menjual lebih banyak barang sambil memegang kendali persediaan dalam jumlah yang sama).
- Receivables turnover
Rasio ini untuk mengevaluasi seberapa cepat piutang menjadi kas. Rasio perputaran piutang dihitung dengan membagi pendapatan bersih dengan rata-rata piutang. Rasio ini adalah ukuran seberapa cepat dan efisien suatu organisasi bisnis dalam mengumpulkan tagihannya. Perputaran piutang menunjukkan berapa kali per periode organisasi mengumpulkan piutang menjadi kas.
Sebagai contoh, apabila perputaran piutang adalah 7,8x, maka hal ini berarti bahwa, rata-rata piutang dikumpulkan sepenuhnya 7,8 kali tiap periode atau sekali setiap 47 hari (365 ÷ 7,8). Tingkat perputaran yang tinggi dapat berarti bahwa organisasi dapat mengumpulkan uang tunai dengan lebih cepat, tetapi pastikan juga untuk menganalisis rasio perputaran pesaing. Rasio perputaran piutang yang sangat tinggi juga dapat berarti bahwa kebijakan kredit suatu organisasi bisnis terlalu ketat, sehingga dapat menyebabkan organisasi kehilangan peluang penjualan. Perputaran yang rendah atau menurun dapat menandakan bahwa pelanggan kesulitan membayar tagihan mereka.
- Payables turnover
Perputaran hutang mengukur seberapa cepat suatu organisasi bisni dalam membayar kewajiban hutangnya. Rasio ini dihitung dengan membagi pembelian (secara kredit) dengan hutang rata-rata. Apabila perputaran hutang sebesar 5,8x , maka hal ini menunjukkan bahwa rata-rata organisasi melunasi kreditnya 5,8 kali selama periode tersebut atau sekali setiap 63 hari (365 hari ÷ 5,8). Perputaran hutang yang meningkat dapat terjadi karena peningkatan pembelian atau ketika organisasi mengurangi hutang dagangnya.
Angka yang tinggi dibandingkan dengan rata-rata industri menunjukkan bahwa organisasi mampu membayar kepada kreditor dengan cepat. Rasio yang terlalu tinggi dapat menunjukkan bahwa organisasi tidak memanfaatkan kredit yang diberikan kepada mereka, atau itu bisa jadi merupakan hasil dari pemanfaatan diskon pembayaran awal. Rasio perputaran hutang yang rendah dapat menunjukkan bahwa organisasi mengalami kesulitan melunasi tagihannya.
Pastikan untuk menganalisis tren dalam rasio perputaran hutang, karena perubahan dalam satu periode dapat disebabkan oleh masalah waktu. Misalnya, apabila suatu organisasi melakukan akuisisi persediaan tambahan untuk pembelian besar guna mempersiapkan musim penjualan tinggi. Juga perlu dipahami bahwa norma-norma industri dapat sangat bervariasi.
Lanjut pada pembahasan rasio keuangan lainnya.
[1] Joe Lan, 2012, 16 Financial Ratios for Analyzing a Company’s Strengths and Weaknesses