Browse By

PROAKTIF DALAM MELAKUKAN INTEGRASI IOT UNTUK ”SMART HOSPITAL”

Pendahuluan

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari 2 tulisan sebelumnya dengan judul ”Pentingnya memikirkan keterlibatan staf & biaya awal pengembangan dalam upaya digitalisasi Smart hospital” & ”Tantangan digitalisasi Smart hospital: melindungi data kesehatan pasien & mempertahankan jaringan IoT yang kuat”. Pada 2 tulisan sebelumnya, telah dipaparkan  tentang 4 tantangan utama yang harus dipertimbangkan oleh para pengembang software & manajemen ketika melakukan implementasi IoT untuk Smart hospital, mengacu  pada artikel dalam situs https://community.exchange.se.com[1]. Tulisan ini akan mengangkat tantangan ke 5 (terakhir) yang disebutkan dalam artikel tersebut yaitu: Remaining Proactive and Tackling IoT Integration Issues Head-On.

Remaining Proactive and Tackling IoT Integration Issues Head-On

RS adalah lingkungan yang dapat berubah tanpa pemberitahuan. Pandemi tahun 2020 adalah contoh sempurna untuk ini. Fasilitas RS di seluruh dunia dipaksa untuk beradaptasi dan mengevaluasi kembali protokol mereka yang biasa. Prosedur penyaringan, pengujian, dan desinfektan tambahan telah ditetapkan dalam waktu yang sangat singkat. Peristiwa seperti ini tidak selalu dapat diprediksi, tetapi dapat ditangani secara proaktif oleh pengembang IoT.

Permalsahan tersebut dapat diatasi dengan melibatkan praktisi kesehatan dalam percakapan di awal proses. Karena itu, pengembang yang paling memahami kebutuhan profesional medis adalah mereka yang memiliki peluang terbesar untuk implementasi IoT yang sukses dalam smart hospital. Dengan lebih memahami kebutuhan pengguna akhir, aplikasi IoT medis dapat dibangun sedemikian rupa sehingga dapat disesuaikan dengan skenario apa pun yang diminta. Sebuah aplikasi tunggal dapat dirancang sehingga dapat digunakan baik untuk operasi darurat atau tes darah sederhana namun tetap mudah digunakan.

Hal terburuk yang dapat terjadi ketika mengembangkan aplikasi IoT untuk RS adalah setelah mengetahui bahwa staf RS tidak suka menggunakannya karena hanya memperlambat atau membuat pekerjaan mereka lebih sulit daripada yang sudah ada. Jika aplikasi tidak dapat diperbaiki, ada kemungkinan besar bahwa pengembangan atau pembaruan di masa mendatang tidak akan mungkin dilakukan, yang akan mengakibatkannya cepat usang dan akhirnya ditinggalkan untuk solusi yang lebih baik. Satu survei memperkirakan bahwa proyek IoT yang diselesaikan dalam sektor perawatan kesehatan hanya dianggap berhasil 26 persen sepanjang waktu.

Baca Juga:  PENERAPAN ”COST LEADERSHIP STRATEGY” DI RS: LAPORAN BIAYA RUTIN PERUNIT

Meskipun teknologi digital memiliki banyak rintangan yang harus diatasi dalam hal digitalisasi perawatan kesehatan, keuntungan bagi para profesional kesehatan dan dunia medis masih sangat besar setelah implementasi yang sukses. Dengan mengatasi tantangan ini sebelumnya, fasilitas kesehatan akan dapat melihat manfaat yang dijanjikan lebih cepat dari jadwal dan berada dalam posisi untuk mengintegrasikan teknologi baru dengan mulus.

[1] Originally published on Solutions for Healthcare Blog by Omaelk, 2020