APLIKASI TERBAIK DALAM STUDI KELAYAKAN KEUANGAN DI RS (Part 2)

Berikut ini adalah lanjutan dari pembahasan artikel PRAKTEK TERBAIK DALAM STUDI KELAYAKAN KEUANGAN DI RS (Part 1), terkait studi kelayakan keuangan di rumahsakit menurut Pollard, 2014)[1]
Pengembangan RS (Best practices)
Pengembangan RS merupakan hal yang sangat mungkin terjadi karena berbagai pertimbangan. Misalnya, manajemen sebuah RS berencana untuk membangun klinik rawat jalan baru di suatu tempat. Terkait hal tersebut, manajemen RS idealnya akan memulai studi kelayakan keuangan untuk secara hati-hati untuk menilai risiko dan peluang. RS terus memanfaatkan kemajuan teknologi dan medis untuk mengubah layanan. Ke depan, RS selalu akan terus dihadapkan dengan peluang untuk tumbuh. Studi kelayakan keuangan tidak hanya penting untuk proses pengambilan keputusan, tetapi juga akan membantu organisasi memaksimalkan keberhasilan proyek mereka.
Pollard (2014), memaparkan lima praktik terbaik bagi organisasi dan bisnis terkait dengan studi kelayakan keuangan, yaitu:
- Conduct a debt capacity study.
Langkah pertama, sebelum memulai studi kelayakan keuangan adalah melakukan analisis kapasitas utang dalam organisasi atau bisnis. Hal ini akan menunjukkan tolak ukur keuangan yang diperlukan bagi keberhasilan organisasi. Apakah neraca organisasi memiliki likuiditas yang cukup, baik uang tunai dan cadangan investasi? Karena, proyek-proyek baru seringkali membutuhkan modal kerja yang signifikan, baik untuk mendanai pelatihan awal atau untuk mendanai operasional. Kebutuhan pendanaan proyek ini umumnya tidak dapat dipinjam, sehingga banyak sumber alternatif harus tersedia. Analisis kapasitas utang tidak akan menjawab semua pertanyaan proyek yang diperlukan, tetapi akan membantu membangun kerangka kerja untuk analisis yang lebih rinci.
- Identify key service lines.
Sebuah proyek seringkali mewakili peluang baru. Hal ini sama pentingnya untuk mengidentifikasi jalur layanan yang mungkin perlu dihentikan suatu organisasi. Sasaran lini layanan sangat penting, baik menambah atau mengurangi, hasilnya akan menjadi perubahan organisasi. Pertanyaan untuk manajemen RS adalah apakah pasien, keluarga, staf dan masyarakat siap untuk penyesuaian yang diperlukan?. Misalnya, banyak RS komunitas ingin memperluas penawaran mereka untuk layanan bedah dan ortopedi. Tetapi apakah anggota staf siap untuk pelatihan yang diperlukan dan bantuan dari luar untuk membuat tujuan dapat dicapai?
Pengembangan proyek memang menarik, tetapi pengelolaan perubahan bisa jadi rumit dan memakan waktu karena banyaknya orang dan proses yang mungkin terpengaruh. Karena itu, manajemen RS harus mengenali hal ini sejak awal dalam proses kelayakan keuangan dan membuat akomodasi yang diperlukan dalam proses manajemen perubahan.
- Establish a coordinated timeline.
Dengan menentukan parameter dan tujuan proyek, organisasi harus memiliki penasihat kelayakan keuangan. Manajer proyek dan pemberi pinjaman dapat membantu menguraikan kerangka waktu dan tanggal tenggat waktu pada langkah-langkah tertentu dalam proyek. Timeline proyek akan melibatkan sejumlah tugas proyek paralel, beberapa di antaranya sepenuhnya independen dan beberapa di antaranya mungkin tidak dimulai sampai tugas sebelumnya selesai.
Satu hal yang seringkali terjadi adalah, terkait dalam konstruksi baru untuk mengidentifikasi berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk mempersiapkan lahan yang diperlukan. Setelah itu dilakukan, lamanya proses kontrak pembangunan dan konstruksi harus ditentukan. Untuk menghindari keterlambatan dan biaya tambahan, studi kelayakan keuangan harus dilakukan bersamaan dengan jadwal waktu proyek secara keseluruhan.
- Build realistic revenue projections.
Proyek-proyek yang berhasil dibangun berdasarkan pemeriksaan yang cermat terhadap informasi demografi dan pemanfaatan akan mendukung proyeksi pendapatan studi kelayakan keuangan. Dengan anggaran terbatas, penyedia harus berkonsentrasi pada proyek dengan potensi pendapatan terbesar. Hal ini penting, karena dengan perubahan industri pelayanan kesehatan, termasuk meningkatnya jumlah orang yang diasuransikan, pengembangan RS akan terkait dengan beberapa pertanyaan berikut;
- Bagaimana keseluruhan pemanfaatan akan berubah dan layanan apa yang akan diinginkan?,
- Bagaimana pergeseran penggantian Medicaid yang lebih memenuhi syarat dan pembayaran pribadi yang lebih rendah akan memengaruhi pendapatan bersih?,
- Dengan kemajuan medis yang terus menerus, akankah campuran rawat inap dan rawat jalan mengubah lama tinggal?
Terkait beberapa pertanyaan diatas, maka diharapkan sebuah studi kelayakan keuangan dapat menawarkan analisis yang cermat untuk menjawab beberagai pertanyaan yang ada.
- Recognize Staff as a Key Expense.
Terakhir, biaya utama dan sumber daya RS adalah stafnya. RS yang mempertahankan tingkat karyawan full-time, mencatat bahwa efisiensi proyek akan memungkinkan untuk mencapai hasil yang diinginkan. Namun, mereka seringkali gagal untuk mempertimbangkan jumlah karyawan karena saluran layanan yang ada tidak segera berubah. Padahal, dalam organisasi yang sukses harus memahami tolok ukur kepegawaian.
[1] Lancaster Pollard, 2014, Financial Feasibility Studies: 5 Best Practices for Hospitals