PERAN TEKHNOLOGI BAGI PROFESI AKUNTAN (Part 2)

Berikut adalah lanjutan dari pembahasan tren terkait peran tekhnologi bagi profesi akuntan menurut Chandi (2018)[1] (Lihat artikel PERAN TEKHNOLOGI BAGI PROFESI AKUNTAN (Part 1))
Accelerating Automation
Pada tahun 2020, tugas yang menggunakan padat karya seperti persiapan pajak, penggajian, audit dan perbankan akan sepenuhnya otomatis. Tren ini dianggap sebagai transformasi terbesar sejak diperkenalkannya pembukuan entri ganda pada 500 tahun yang lalu. Artificial intelligence (AI/Kecerdasan buatan) dan mesin tidak akan membuat kecerdasan manusia punah. Hal ini akan memberikan akuntan akses yang lebih baik terhadap informasi yang real time dari berbagai sumber.
Sebagai contoh dalam sebuah perusahaan yang menggunakan PayPie, dengan blockchain dan teknologi canggih dalam bertukar informasi yang aman antar bisnis dan pemberi pinjaman. Komponen AI akan digunakan dalam memverifikasi informasi dan memastikan bahwa kedua belah pihak melihat informasi dalam waktu real time. Hal ini akan menjadi lebih kuat dan efisien dalam mengkompilasi data besar, sedangkan komputer hanyalah mesin transaksional yang membantu. Sehingga tidak dapat menggantikan kapasitas penafsiran pikiran manusia.
Teknologi akan memberikan akses pada data yang lebih baik, tetapi akuntan adalah orang-orang yang harus menerapkan informasi ini ke dunia nyata untuk memberikan wawasan yang dibutuhkan dalam bisnis.
Breakthroughs Via Blockchain
Saat ini diasumsikan bahwa mata uang digital satu-satunya adalah blockchain, seperti binge-watching yang merupakan satu-satunya dalam streaming online. Pada bidang akuntansi dan keuangan saat ini, L.A., blockchain dan smart contracts mendominasi diskusi. Sebuah teknologi single-ledger seperti blockchain adalah metode yang memungkinkan pengguna dari beberapa sumber mengakses informasi yang sama dalam waktu real time. Misalnya, jika profil risiko bisnis terikat ke blockchain, bisnis dan calon pemberi pinjaman atau investornya dapat mengakses semua profil secara bersamaan.
Jika perubahan dilakukan oleh satu pihak, semua orang yang mendapat akses dapat melihat perubahan ini setelah divalidasi. Transaksi yang biasanya memakan waktu berjam-jam atau berhari-hari, saat ini hanya memerlukan waktu beberapa menit atau detik. Kecepatan ini juga dilengkapi dengan keamanan dan transparansi yang lebih besar. Audit, kepatuhan dan rekonsiliasi akan lebih cepat dan akurat, semua ini tanpa entri data manual yang memakan waktu atau rawan kesalahan.
The Human Factor Will Never Be Outdated
Ketika Tesla membangun pabrik dengan sistem otomatis sepenuhnya di Fremont, California, seharusnya ini menjadi revolusi di bidang manufaktur. Namun pada akhirnya, sistem robot yang didukung AI benar-benar memperlambat produksi, dan pabrik gagal memenuhi tolok ukurnya. Perusahaan harus mematikan pabrik dan mempekerjakan pekerja khusus untuk melatih dan mengelola robot.
Pendiri Elon Musk menyampaikan bahwa otomatisasi yang berlebihan di Tesla adalah sebuah kesalahan. Akuntan sebagai manusia tidak boleh diremehkan. Keduanya dapat memperoleh dan menambah nilai sebagai bagian dari revolusi industri keempat, apabila para akuntan mendapat pelatihan khusus. Orang menciptakan ide dan membangun bisnis, dan akuntan diperlukan sebagai penasihat tepercaya. Teknologi dapat berubah, tetapi dinamikanya akan tetap sama dan lebih kuat.
Kesimpulan
Tekhnologi apapun tidak akan bisa menggantikan peran akuntan. Tekhnologi yang ada hanya akan meminimalkan sumberdaya (SDM) akuntansi terutama dalam berbagai proses yang berulang seperti jurnal dll. Namun, tekhnologi tidak dapat menghilangkan peran akuntan sebagai profesional yang mampu menganalisis data & informasi.
[1] Nick Chandi, 2018, Accounting Trends Of Tomorrow: What You Need to Know