Menurut Nordmeyer (2018)[1], ada sejumlah keuntungan & kerugian menggunakan analisis SWOT.  Keuntungan menggunakan analisis SWOT menurut Nordmeyer adalah; 1) problem domain, 2) application neutrality, 3) multi-level analysis, 4) data integration, 5) simplicity, & 6) cost. Sedangkan kerugian analisis SWOT adalah; 1) no weighting factors. 2) ambiguity, & 3) subjective analysis.

Keuntungan analisis SWOT

Problem Domain.

Analisis SWOT dapat diterapkan pada organisasi, unit organisasi, individu atau tim. Sebagai contoh, metode SWOT dapat digunakan untuk mengevaluasi suatu produk atau merek, akuisisi atau kemitraan, atau outsourcing fungsi bisnis. Selain itu, analisis SWOT dapat bermanfaat dalam mengevaluasi sumber pasokan tertentu, proses bisnis, pasar produk, atau penerapan teknologi tertentu.

Application Neutrality.

Analisis SWOT dilakukan dengan menetapkan tujuan dan melakukan diskusi untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal yang menguntungkan dan tidak menguntungkan bagi pencapaian tujuan. Pendekatan ini tetap sama apakah analisis ini akan mendukung perencanaan strategis, analisis peluang, analisis kompetitif, pengembangan bisnis atau proses pengembangan produk.

Multi-Level Analysis.

Manajemen dapat memperoleh informasi berharga tentang peluang obyektif organisasinya dengan melihat setiap item yang terkait dengan 4 elemen analisis SWOT (kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman), baik secara mandiri atau dalam kombinasi. Misalnya, ancaman yang teridentifikasi dalam lingkungan bisnis, seperti peraturan pemerintah yang baru terkait dengan desain produk atau pengenalan produk yang bersaing. Hal ini dapat mengingatkan pemilik bisnis bahwa investasi yang diusulkan dalam lini produksi manufaktur baru harus dievaluasi dengan lebih hati-hati. Selain itu, kesadaran akan kelemahan organisasi seperti kurangnya karyawan berkualitas, memungkinkan untuk mempertimbangkan melakukan outsourcing fungsi-fungsi tertentu.

Data Integration.

Analisis SWOT membutuhkan kombinasi antara informasi kuantitatif dan kualitatif. Akses ke berbagai data dari berbagai sumber akan meningkatkan perencanaan dan pembuatan kebijakan tingkat perusahaan, meningkatkan pengambilan keputusan, meningkatkan komunikasi dan membantu mengoordinasikan kegiatan operasional.

Simplicity.

Analisis SWOT tidak membutuhkan keterampilan teknis maupun pelatihan. Hal ini dapat dilakukan oleh siapa pun yang memiliki pengetahuan tentang bisnis dan industri di mana ia beroperasi. Proses ini melibatkan sesi diskusi & brainstorming yang terkait dengan 4 dimensi analisis SWOT. Akibatnya, keyakinan dan penilaian masing-masing peserta dikumpulkan menjadi penilaian kolektif yang didukung oleh tim secara keseluruhan. Dengan cara ini, pengetahuan setiap individu menjadi pengetahuan kelompok.

Cost.

Karena analisis SWOT tidak memerlukan keterampilan teknis maupun pelatihan, perusahaan dapat memilih anggota untuk melakukan analisis daripada menyewa konsultan eksternal. Selain itu, SWOT adalah metode yang agak sederhana yang dapat dilakukan dalam waktu yang cukup singkat.

Kerugian analisis SWOT

No Weighting Factors.

Analisis SWOT mengarah ke 4 hal seperti kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman. Namun, SWOT tidak menyediakan mekanisme untuk menentukan signifikansi satu faktor dibandingkan faktor lainnya. Akibatnya, sulit untuk menentukan jumlah dari salah satu faktor yang berdampak nyata pada tujuan.

Ambiguity.

Analisis SWOT menciptakan model satu dimensi yang mengkategorikan setiap item masalah sebagai kekuatan, kelemahan, peluang, atau ancaman. Akibatnya, masing-masing item tampaknya hanya memiliki satu pengaruh pada masalah yang sedang dianalisis. Kenyataannya, satu faktor mungkin merupakan kekuatan dan kelemahan. Misalnya, menemukan rantai toko di jalan-jalan yang bepergian dengan baik yang memberikan akses mudah ke pelanggan mungkin tercermin dalam peningkatan penjualan. Namun, biaya pengoperasian fasilitas tersebut cukup tinggi & dapat menyulitkan untuk bersaing pada harga tanpa volume penjualan yang besar.

Subjective Analysis.

Untuk mempengaruhi kinerja perusahaan secara signifikan, keputusan bisnis harus didasarkan pada data yang andal, relevan, dan dapat diperbandingkan. Namun, pengumpulan data dalam analisis SWOT memerlukan proses subjektif yang mencerminkan bias dari individu yang mengumpulkan data. Selain itu, input data ke analisis SWOT dapat menjadi usang dengan cepat.

Berikut ini adalah penyajian hasil analisis SWOT di North Valley Hospital (NVH) mengacu pada tulisan Teachout (2016)[2]. Pemaparan hasil analisis SWOT di presentasikan oleh Mike Zwicker, CEO NVH. Terinidikasi ada 5 kekuangan RS ini yaitu; 1) kelayakan finansial, 2) budaya profesional/layanan, 3) keterlibatan masyarakat, 4) perawatan berkualitas dan, 5) perawatan yang diperpanjang/layanan Geriatrik. Terkait dengan kelayakan/peningkatan keuangan, NVH mengatakan bahwa peningkatan layanan yang dikaitkan dengan penerapkan strategi yang tercakup dalam program Six Sigma LEAN yang berfokus pada pengurangan dan efisiensi limbah. Terkait dengan perawatan berkualitas, Semua orang di RS tersebut harus dapat menyatu dalam proses pemberian layanan pasien yang berkualitas. Sedangkan penyediaan perawatan dan layanan geriatri adalah sesuatu yang Zwicker sebut sebagai “layanan yang luar biasa sangat dibutuhkan.

Berikut adalah kelemahan NVH yang berhasil diidentifikasi dalam analisis SWOT & penjelasannya;