Browse By

KINERJA RS: PENGARUH MUSIM TERHADAP KINERJA SIKLUS PENDAPATAN RS

Pendahuluan

Musim terkadang membawa pengaruh pada kunjumgan pasien di RS. Pengamatan penulis di beberapa RS Indonesia menunjukkan bahwa pada kondisi tertentu (bulan puasa, musim anak masuk sekolah), terjadi penurunan pasien di RS. Walaupun demikian, belum ada penelitian yang menyuluruh di Indonesia, yang mencoba mengungkapkan hubungan antara musim dengan jumlah pasien. Padahal, hal ini sangat penting, karena sangat terkait dengan siklus pendapatan RS.

Menurut penelitian yang dilakukan Crowe Healthcare Services di AS, siklus pendapatan RS berfluktuasi setiap tiga bulan (LaPointe, 2019)[1]. Bahkan, penelitian tersebut menambahkan bahwa musim dingin, musim semi, musim panas, dan musim gugur membawa lebih dari sekadar perubahan cuaca. Analisis terhadap lebih dari 1.000 RS menunjukkan bahwa musim memiliki dampak yang signifikan terhadap kinerja siklus pendapatan RS.

Hasil analisis siklus pendapatan RS

Agar mendapatkan pengetahuan terkait tren siklus pendapatan RS dengan musim (per tiga bulanan), maka perlu dilakukan analisis terhadap siklus pendapatan tersebut. Analisis terhadap siklus pendapatan telah dilakukan oleh perusahaan konsultan Crowe, dengan mereview metrik keuangan untuk portofolio RS di 45 negara bagian di AS, termasuk 605 RS di negara bagian ekspansi Medicaid dan 409 RS di negara bagian non-perluasan (LaPointe, 2019). Hasil analisis tersebut menemukan tren kinerja siklus pendapatan RS triwulanan sbb:

  • Jumlah hari dalam piutang usaha (A/R) umumnya berada pada rata-rata industri tertinggi untuk tahun tersebut di bulan Januari (51,3 hari), tetapi cenderung menurun sepanjang tahun kalender. Kinerja siklus pendapatan RS pada kuartal pertama juga dipengaruhi oleh penolakan klaim awal sebesar 7,8% lebih tinggi dari rata-rata dan pendapatan rawat jalan per kasus yang 4% di bawah rata-rata.
  • Kinerja siklus pendapatan RS secara umum lebih stabil dari bulan April hingga Juni 2018, dengan volume dan pendapatan bersih stabil tetapi penolakan klaim akhir dan transfer kredit macet meningkat secara signifikan pada akhir kuartal, terutama untuk RS dengan tahun fiskal yang berakhir pada 30 Juni. Di bulan Juni, penolakan akhir 18,5%lebih tinggi dari rata-rata, dan transfer kredit macet 8,9% lebih tinggi dari rata-rata.
  • Pada kuartal ketiga tahun kalender, kinerja siklus pendapatan RS turun drastis, dengan pendapatan kotor umumnya meningkat dari Juli hingga September dan beberapa fluktuasi dalam penolakan akhir dan transfer piutang tak tertagih. Namun, volume pasien rawat jalan menurun secara signifikan dari Agustus hingga September. Pada 2018, volume turun 6,4% selama periode tersebut dibandingkan dengan tahun sebelumnya.
  • Kinerja siklus pendapatan RS pada bulan Oktober hingga Desember secara umum positif, dengan pendapatan bersih rawat jalan per kasus meningkat dan pendapatan bersih rawat inap per kasus 8,9% lebih besar dari rata-rata untuk tahun tersebut. Penolakan klaim awal dan akhir juga lebih rendah secara umum, tetapi masih tidak stabil, dengan kedua jenis penolakan tersebut meningkat secara signifikan pada bulan Oktober sebelum turun mendekati rata-rata tahunan pada bulan Desember. Jumlah hari A/R juga berada pada rata-rata industri terendah (48,5 hari), dan transfer kredit macet meningkat 22,1% dibandingkan dengan rata-rata tahun.
Baca Juga:  PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI DALAM PERENCANAAN STRATEJIK DI RS

Berikut ini adalah saran dari Crowe Healthcare Services, agar RS dapat secara efektif mengevaluasi kinerja siklus pendapatan untuk memperhitungkan musim pada kinerja siklus pendapatan (LaPointe, 2019):

  1. CFO dan tim keuangan RS sebaiknya membuang proses penganggaran lama yang menggunakan anggaran dari tahun fiskal sebelumnya sebagai dasar dan membagi biaya dan pendapatan secara merata selama periode 12 bulan,
  2. RS dan sistem kesehatan sebaiknya menggunakan proses anggaran triwulanan atau anggaran bergulir. Dengan menggunakan proses anggaran ini, RS dapat menyesuaikan diri dengan perubahan yang diantisipasi dalam kinerja siklus pendapatan berdasarkan musim dan perubahan lainnya. Mengadopsi anggaran triwulanan atau bergulir dapat memungkinkan tim keuangan untuk lebih mudah menyesuaikan diri dengan perubahan yang diantisipasi, apakah itu pembaruan kontrak perawatan terkelola, perkembangan jalur layanan baru atau dampak musiman yang diharapkan,
  3. Memproyeksikan kinerja pendapatan bersih memungkinkan operator sistem kesehatan untuk memodifikasi kebutuhan sumber daya, penggunaan peralatan diagnostik, dan faktor pendorong biaya lainnya yang mempengaruhi margin operasi yang sudah tipis. Selain itu, membangun fungsi otonom yang lebih besar ke dalam siklus pendapatan, memungkinkan RS menangani pasang surut pengecualian tanpa perlu menyesuaikan tenaga kerja yang ada,

4. Mendorong tim keuangan RS untuk mempertimbangkan perbaikan anggaran lebih cepat. Kedepan, dampak musiman kemungkinan akan menjadi lebih ekstrim karena konsumerisme dan pembayaran tunai terus meningkat.

[1] Jacqueline LaPointe, 2019, Seasons Have Material Impact on Hospital Revenue Cycle Performance