Browse By

PEMASARAN LAYANAN KESEHATAN KEPADA PASIEN, ORANG TUA, & LANJUT USIA

Pendahuluan

Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya dengan judul: ”Pemasaran layanan kesehatan kepada konsumen”. Tulisan sebelumnya telah memaparkan tentang item pertama terkait beberapa audiens tertentu yang dapat di jangkau dengan dengan aktivitas dan metode pemasaran tertentu mengacu pada artikel dalam situs https://www.webfx.com/, yaitu: Healthcare marketing to consumers. Masih mengacu pada artikel di situs tersebut, tulisan ini akan mengangkat item ke 2 & 4, yaitu:  Healthcare marketing to patients & Healthcare marketing to seniors and the elderly.

Healthcare marketing to patients

Tidak seperti konsumen, pasien telah berinteraksi dengan organisasi layanana kesehatan dalam beberapa cara. Mereka sudah mengetahui tentang suatu organisasi layanan, pernah merasakan layanan kesehatan, dan mungkin merupakan pasien jangka panjang atau pengunjung RS di masa mendatang. Pemasaran yang berkelanjutan kepada mereka akan membuat mereka kembali lagi, dan akan memulai hubungan jangka panjang dengan mereka. Memasarkan ke pasien yang sudah ada, juga dapat membantu menciptakan pasien baru. Jika suatu organisasi layanana kesehatan memperlakukan pasiennya dengan baik, maka kemungkinan besar pasien tersebut akan merekomendasikan layanan RS tersebut kepada teman dan keluarganya ketika mencari layanan kesehatan. Referensi dari mulut ke mulut ini bisa sangat bermanfaat. Berikut adalah beberapa cara suatu organisasi layanana kesehatan agar unggul dalam pemasaran layanan kesehatan kepada pasien:
  1. Jadikan catatan pasien, instruksi pemulangan, komunikasi dengan dokter, dan riwayat janji temu dapat diakses secara online dengan aman. Jika kondisi ini tercipta, maka pasien akan menghargai kenyamanan dan kemungkinan besar akan kembali RS tersebut,
  2. Consider sending out email reminders for appointments. Walaupun hal ini dapat diotomatisasi, namun harus tetap ditata agar tampak dipersonalisasi, lengkap dengan tanda tangan dokter atau perawat,
  3. Communicate with patients via social media (on Facebook, Twitter, YouTube, etc.). Melalui komunikasi yang dilakukan dengan pasien melalui media sosial, manajemen organisasi pelayanan Kesehatan dapat memposting tips kesehatan umum, informasi tentang perbaikan RS, perkenalan dengan staf, dan sebagainya,
  4. Avoid remarketing ads. Google melarang iklan apa pun yang menunjukkan atau terkesan menunjukkan pengetahuan tentang riwayat Kesehatan,
  5. Pastikan situs web tertata dengan jelas dan memiliki informasi untuk pasien yang kembali dan mudah ditemukan seperti informasi untuk pasien baru. Jika pasien diminta untuk membuat akun, pastikan proses loginnya tidak merepotkan (tidak memerlukan nama pengguna atau kata sandi yang rumit, memiliki proses pengaturan ulang kata sandi yang mudah, dll).
Baca Juga:  PENTINGNYA FRAMEWORK DALAM MENGIMPLEMENTASIKAN BSC DI RS

Healthcare marketing to seniors and the elderly

Pemasaran kepada populasi orang tua & lanjut usia bisa, jadi sulit dan harus ditangani dengan hati-hati. Dimungkinkan untuk menarik pasien lanjut usia baru ke RS atau fasilitas kesehatan tertentu, namun metodenya mungkin berbeda dari metode yang mungkin digunakan untuk konsumen muda. Berikut adalah beberapa cara terkait pemasaran layanan kesehatan kepada manula yang dapat ditangani, yaitu:
  1. Ingatlah bahwa banyak konsumen orang tua dan lanjut usia tidak bergantung pada teknologi. Untuk menyebarkan berita tentang suatu RS, manajemen suatu organisasi pelayanan kesehatan mungkin ingin mengandalkan iklan televisi pendek, fitur surat kabar, atau artikel majalah,
  2. Lebih dari sekadar pemasaran dan anggap ini sebagai peluang untuk membangun hubungan jangka panjang. Seperti yang ditunjukkan di atas, pemasaran konten bisa menjadi cara yang bagus untuk melakukan hal ini. Pertimbangkan untuk mensponsori konten yang dipublikasikan untuk mencapai hal ini,
  3. Jangan berbohong tentang produk, layanan, atau manfaat yang dapat dirasakan konsumen,
  4. Perlu dipertimbangkan bahwa sering kali senior care and nursing homes, tidak dipilih oleh para lansia itu sendiri, namun oleh keluarga mereka. Karena itu, dalam kasus ini manajemen tetap harus fokus pada manfaat, dan andalkan tips di atas untuk menjangkau audiens yang lebih muda.