Browse By

PENTINGNYA INOVASI KOLABORATIF DALAM TRANSFORMASI DIGITAL

Pendahuluan

Perubahan pada era digital saat ini, sangat terasa pada setiap organisasi bisnis. Bahkan, banyak yang memperdiksi bahwa hampir separuh dari bisnis yang ada saat akan tergeser karena transformasi digital. Karena itu, transformasi digital sangat penting bagi dunia bisnis agar mampu survive & berkembang kedepannya. Penting bagi setiap organisasi bisnis untuk menjadi organisasi yang matang secara digital. Hal ini tentunya sangat terkait dengan upaya inovasi kolaboratif yang perlu dilakukan dengan cara yang efisien dan tepat.

Tulisan ini akan mengangkat tentang salahsatu dari 3 kunci sukses dalam transformasi digital menurut sebuah tulisan dalam artikel di situs https://www.epmmagazine.com/, yaitu Empower People : Embrace Collaborative Innovation.

 Empower People : Embrace Collaborative Innovation

Organisasi yang benar-benar merangkul inovasi, beroperasi dengan cara yang lebih kreatif & memberdayakan, mengakui bahwa ide-ide hebat bisa datang dari mana saja. Budaya terbuka ini adalah tentang pola pikir sebanyak apapun, dan sinyal yang dikirim dari kepemimpinan adalah salah satu dorongan, kolaborasi & dukungan. Google terkenal memberdayakan para pengembangnya untuk mencurahkan 20% waktu mereka untuk proyek-proyek yang membuat mereka penasaran, yang mengarah ke Gmail, Google Maps, & banyak lagi. Twitter, Groupon, dan banyak konsep pengubah permainan lainnya juga muncul dari proyek sampingan (Tangent 2).

Organisasi membutuhkan ide-ide yang datang dari bawah ke atas dan bukan hanya dari atas ke bawah. Agar manajemen (organisasi) dapat  memelihara keterampilan ini di seluruh perusahaan dan di seluruh tim, maka perlu memasukkan ”Design Thinking”. Salah satu alasan mengapa inovasi sering gagal adalah karena orang tidak memiliki cukup ide atau mereka tidak memilih ide yang tepat sejak awal. Design Thinking memainkan peran penting. Karena memiliki obsesi dengan kebutuhan pelanggan, maka pelanggan bisa menjadi departemen lain, mitra dalam rantai pasokan atau pengguna akhir. Design Thinking membantu dalam proses bertanya (asumsi, risiko, hasil), dan dalam mengatasi masalah yang kurang jelas. Dengan pendekatan kolaboratif untuk mendefinisikan masalah dan mengambil pendekatan pengalaman yang berpusat pada manusia untuk menguji, bereksperimen, dan membuat prototipe, proses inovasi tidak hanya bisa lebih berhasil tetapi juga lebih produktif.

Baca Juga:  BOS: MENDOBRAK RINTANGAN KOGNITIF

Ketika Design Thinking beroperasi pada tingkat budaya yang sistemik tepat di seluruh organisasi, itu berarti bahwa setiap orang terpaku pada melakukan yang terbaik untuk pelanggan dan merasa bahwa terserah mereka untuk memikirkan cara baru untuk mencapai misi tersebut. Design Thinking, tidak hanya untuk pengembangan produk dan dapat (harus ) diterapkan pada semua disiplin ilmu dalam organisasi.