Browse By

LAYANAN KESEHATAN ”ON-DEMAND”

Pendahuluan

Memutuskan teknologi baru mana yang layak untuk diinvestasikan dalam organisasi pelayanan kesehatan, harus dipertimbangkan secara hati-hati oleh manajemen. Karena, melakukan transformasi digital dalam layanan kesehatan harus melibatkan dan mengajak tim dalam suatu organisasi untuk ikut serta dalam perubahan, yang terkadang adalah bagian tersulit. Kesulitan lainnya adalah saat beradaptasi dengan era digital, dimana organisasi pelayanan kesehatan  memerlukan perubahan menuju pola pikir yang fleksibel dan berani mengambil risiko. Walaupun demikian, transformasi digital telah berdampak positif dalam bidang kesehatan, terutama dampak dari teknologi kesehatan. Berbagai contoh seperti; telemedis, perangkat medis yang dilengkapi kecerdasan buatan (AI), dan catatan kesehatan elektronik blockchain, hanyalah beberapa contoh nyata transformasi digital dalam layanan kesehatan yang telah banyak mengubah proses pemberian layanan. Dalam sebuah artikel yang berjudul: Layanan kesehatan ”on-demand”, Reddy[1] menggambarkan lebih jelas mengenai tujuh kondisi transformasi digital dalam layanan kesehatan di tahun 2023, yaitu: 1) Meningkatnya layanan kesehatan on-demand (mengapa pasien menginginkan layanan kesehatan sesuai jadwal mereka sendiri), 2) Pentingnya big data dalam layanan Kesehatan, 3) Merawat pasien dengan realitas virtual/virtual reality, 4) Pertumbuhan alat kesehatan wearable, 5) Layanan kesehatan prediktif, 6) Keajaiban kecerdasan buatan, & 7) Blockchain & janji catatan kesehatan elektronik yang lebih baik. Tulisan ini akan membahas kondisi pertama yaitu Meningkatnya layanan kesehatan on-demand.

Meningkatnya layanan kesehatan on-demand

Ketika memikirkan 'on-demand', kita akan memikirkan konsumen yang menginginkan sesuatu kenyamanan mereka, pada waktu mereka sendiri, dan di mana pun mereka berada. Industri layanan kesehatan memasuki era inovasi digital, ketika pasien mencari layanan kesehatan sesuai permintaan karena jadwal mereka yang sibuk. Seluler sangat penting ketika mempertimbangkan pemasaran konten. Orang-orang menjadi jauh lebih mobile dalam satu dekade terakhir. Mobilitas adalah kuncinya, dan statistik terbaru menunjukkan bahwa lebih dari 50% penjelajahan web di dunia terjadi di perangkat seluler pada tahun 2018 (tepatnya, 52%). Salah satu aturan pertama pemasaran konten adalah harus mengidentifikasi di mana konsumen target berkumpul & menjangkau mereka di platform tersebut, yaitu seluler. Hal ini tidak mengherankan mengingat 77% penduduk AS memiliki ponsel pintar. Bahkan, jumlah pengguna ponsel di dunia diperkirakan akan melampaui angka lima miliar pada tahun 2019. Lebih dari empat miliar orang di seluruh dunia menggunakan Internet & kita dapat mulai melihat kemungkinan yang ditawarkan oleh transformasi digital dalam layanan kesehatan. Menurut DMN3, konsumen mengakses informasi medis secara online karena alasan berikut:
  1. 47% Research doctors,
  2. 38% RS penelitian dan fasilitas kesehatan,
  3. 77% Membuat janji temu medis.
Baca Juga:  PENGARUH PERUBAHAN BUDAYA ORGANISASI DALAM PERENCANAAN STRATEJIK DI RS
Namun, layanan kesehatan on-demand (on-demand healthcare) juga didorong oleh pertumbuhan ‘pertunjukan’ ekonomi, di mana para profesional lepas di berbagai industri mempekerjakan diri mereka sendiri per pekerjaan atau ‘pertunjukan’, dan tidak terikat pada satu perusahaan. Perusahaan seperti Nomad Health, sebuah pasar online yang menghubungkan dokter secara langsung dengan fasilitas medis untuk pekerjaan jangka pendek, memudahkan dokter untuk memberikan layanan kesehatan sesuai permintaan kepada klien dalam keadaan tertentu yang sesuai dengan bakat, keahlian, & jadwal mereka. Dengan kata lain, dokter sendiri menjadi penyedia layanan kesehatan on-demand untuk lebih memenuhi perubahan kebutuhan pasien mereka, yang merupakan manfaat lain dari transformasi digital dalam industri kesehatan. [1] Michael Reddy, (tanpa tahun), Digital Transformation in Healthcare in 2023: 7 Key Trends