BENCHMARKING UNIT BEDAH

Pendahuluan
Perbaikan secara terus-menerus merupakan langkah tepat bagi suatu organisasi bisnis yang selalu ingin memberikan yang terbaik bagi konsumennya. Apabila hasil evaluasi internal (dalam input, proses output) teah mengindikasikan bahwa hasilnya sudah sesuai jika dibandingkan antara rencana dan aktual, maka sudah saatnya bagi manajemen untuk membandingkannya dengan organisasi sejenis lainnya. Dalam konteks inilah organisasi tersebut membutuhkan benchmarking. Benchmarking merupakan proses dimana suatu unit/bagian/organisasi mengukur dan membandingkan kinerjanya terhadap aktivitas atau kegiatan serupa unit/bagian/organisasi lain yang sejenis baik secara internal maupun eksternal.
Kegiatan benchmarking juga dapat dilakukan di unit bedah RS. Karena, melalui benhmarking unit bedah RS dapat memperoleh gambaran mengenai kondisi kinerja unitnya sehingga dapat mengadopsi praktek terbaik untuk meraih sasaran yang diinginkan. Satu hal yang penting adalah kegiatan benchmarking haruslah dilakukan lebih dari atu kali, bahkan bisa juga dijadikan Sebagai kegiatan berkesinambungan sehingga dapat memperoleh manfaat dalam meraih aktifitas organisasi yang terbaik. Dalam konteks unit bedah, benchmarking bertujuan untuk membandingkan berbagai bidang, seperti klinis, keselamatan (termasuk pengendalian infeksi), administrasi dan biaya perawatan.
Langkah dasar benchmarking
Menurut Bunny Twiford, RN (president of Twiford Consulting in Warminster, Pa) dalam www.beckershospitalreview.com, menyebutkn bahwa terdapat enam langkah dasar yang harus diambil oleh manajer perawat atau personel Advancing Surgical Care(ASC) yang ditunjuk saat melakukan benchmarking unit bedah.
- Identify a problem or concern
Manajer perawat harus mengidentifikasi masalah ASC. Salah satunya adalah kurangnya kepatuhan pasien terkait instruksi yang membatasi makan atau minum sebelum prosedur, seperti kolonoskopi. Berapa banyak pasien yang tidak patuh, berapa persentase kepatuhannya?" Sebagai contoh, ASC mungkin harus membatalkan sepuluh janji selama enam minggu terakhir karena ketidakpatuhan terkait instruksi tersebut.
- Set a goal
Tingkat kepatuhan apa yang ingin dicapai? Persentase yang dinyatakan harus realistis. Misalnya, Anda mungkin ingin persentase pasien yang mematuhi instruksi tertentu naik 10 poin penuh dari 82 persen menjadi 92 persen.
- Survey other ASCs in the area
Buat wawancara baik melalui telepon atau kirim kuesioner kepada manajer perawat di ASC di unit bedah RS lain. Mintalah angka yang dapat dibandingkan dengan pusat kesehatan anda, seperti persentase pasien yang mematuhi instruksi. Kemudian tanyakan metode yang digunakan masing-masing unit untuk meningkatkan kepatuhan.
- Summarize the results
Buat persentase yang dilaporkan oleh masing-masing unit di RS lain. Kemudian rangkum berbagai metode yang digunakan masing-masing unit tersebut untuk mencapai tingkat kepatuhannya. Twiford mengatakan bahwa laporan dalam bentuk grafik akan sangat efektif dalam menunjukkan hasil.
- Use the data to identify improvements
Beberapa ASC hanya berhenti dengan pengumpulan data, namun ini tidak akan memenuhi persyaratan akreditasi atau meningkatkan operasi ASC. Ms. Twiford mengatakan bahwa tidak cukup hanya mengumpulkan informasi, tetapi juga harus melakukan tindak lanjut.
- Test possible improvements
Mungkin tidak semua perbaikan akan berhasil. Lakukan pengujian untuk setiap hal yang lebih menjanjikan. Proses ini dapat berlangsung beberapa bulan. Twiford mengatakan bahwa saat menemukan satu atau lebih metode yang membantu mencapai tujuan, maka penelitian itu dapat dikatakan selesai.
- Write a report
Kumpulkan hasilnya dan rangkum dalam laporan untuk komite kualitas ASC, lembaga pengatur, dan staf. Twiford mengatakan bahwa rangkuman ini bermanfaat untuk mendokumentasikan setiap langkah proses benchmarking dan perbaikan yang dihasilkan.
- Consider a restudy later
Penelitian ini mungkin akan dipelajari lagi apabila persentase atau kondisinya mulai berubah, dan metode yang digunakan tidak lagi efektif.