KOLABORASI BISNIS TERSUKSES DALAM SEJARAH

Pendahuluan
Pada keaadan tertentu, mengembangkan bisnis harus dilakukan melalui kolaborasi dengan orang/pihak lain. Satu hal yang perlu diingat dalam kolaborasi bisnis yang sukses adalah kolaborasi tersebut harus dibangun di atas kepentingan bersama, dan dorongan untuk berhasil. Karena itu, kolaborasi yang dilakukan harus dapat memanfaatkan kekuatan kerja tim.
Ulasan dalam tulisan ini sangat baik bagi pembaca, baik saat ini sebagai wirausaha yang sedang belajar untuk bekerja secara efektif dengan karyawan dan klien, bagian dari usaha patungan, atau hanya berkolaborasi dengan seseorang untuk promosi khusus. Tulisan ini mengacu pada sebuah tulisan disitus www.allisonmaslan.com, yang memaparkan tentang pengembangan bisnis dan kolaborasi dari; 1) Steve Jobs dan Steve Wozniak, 2) Ben Cohen dan Jerry Greenfield, 3) Buffett Warren dan Charlie Munger, & 4) Coco Chanel dan Pierre Wertheimer.
Steve Jobs dan Steve Wozniak
Jobs dan Wozniak mendirikan Apple di Cupertino, CA pada tahun 1976. Keduanya adalah teman di sekolah menengah, dan berbagi keinginan untuk membuat komputer pribadi. Wozniak menciptakan Apple I, dan Jobs memiliki pandangan ke depan untuk mengetahui bahwa menjual perangkat adalah cara terbaik untuk mendanai perusahaan mereka.
Satu hal penting yang dapat dipelajari tentang kemitraan mereka yaitu, Jobs dan Wozniak adalah teman baik. Minat bersama mereka adalah elemen penting dari kesuksesannya. Kemitraan mereka hanya berlangsung beberapa tahun, tetapi apa yang mereka ciptakan adalah abadi. Karena itu, kolaborasi harus dimulai dengan minat bersama, dan masing-masing pihak harus memiliki sesuatu yang bermanfaat untuk disumbangkan.
Ben Cohen dan Jerry Greenfield
Cohen dan Greenfield (lebih dikenal sebagai Ben & Jerry) mendirikan perusahaan es krim di Burlington, VT pada tahun 1978. Sebelum mengumpulkan sumber daya dan memulai, Ben & Jerry's Homemade Inc, teman-temannya di sekolah menengah memiliki minat bersama dengan es krim, dan mengambil kelas membuat es krim seharga $ 5. Bersama-sama, mereka menginvestasikan $ 12.000 dalam bisnis itu.
Pelajaran berharga dari kemitraan mereka adalah Cohen dan Greenfield menginvestasikan uang mereka sendiri, dan masing-masing dari mereka mengambil risiko keuangan yang sama. Mereka juga berbagi keinginan. Kemitraan yang sukses dibangun di atas kesetaraan semacam ini. Penting untuk menentukan parameter keuangan sebelum berinvestasi. Dengan begitu, tidak ada pertanyaan tentang siapa yang berhutang pada akhir kuartal penjualan.
Buffett Warren dan Charlie Munger
Buffett dan Munger menggabungkan bisnis untuk mengoperasikan perusahaan induk multinasional, Berkshire Hathaway di Omaha, Nebraska pada 1960-an. Mereka bukan tetangga atau teman masa kecil. Orang-orang ini bertemu di sebuah restoran di Omaha pada tahun 1959. Buffett tinggal di Omaha pada saat itu, tetapi Munger adalah seorang pengacara yang tinggal di California. Meskipun ada jarak, akhirnya mereka menggabungkan perusahaan.
Satu hal penting yang dapat dipelajari dari kemitraan mereka adalah, Buffett dan Munger berhasil bekerja sama tanpa berada di negara yang sama. Terkadang, sangat penting untuk membangun kolaborasi yang sukses dari jarak jauh. Hal ini lebih sulit pada 1960-an dibanding saat ini, dimana alat digital tersedia dan memungkinkan kita untuk berkomunikasi, berkolaborasi, dan berinteraksi satu sama lain secara real-time meskipun terpisah jarak karena geografis.
Coco Chanel dan Pierre Wertheimer
Coco Chanel atau Gabrielle Bonheur Chanel, adalah seorang perancang busana Prancis dan pendiri merek Chanel. Dia adalah satu-satunya perancang busana yang masuk dalam daftar 100 orang paling berpengaruh di abad ke-20 dalam majalah Time. Namun Coco Chanel hanya memiliki 10% saham dari bisnisnya, sedangkan sisanya dimiliki oleh pemodalnya yaitu Pierre Wertheimer. Mungkin ini terlihat seperti hal buruk dalam bisnisnya, tetapi sebenarnya sebaliknya. Dengan bermitra secara strategis, Coco Chanel mampu mempertahankan kontrol kreatif eksklusif atas mereknya, yaitu dengan memanfaatkan keahlian Wertheimer, koneksi bisnis Amerika, dan modal, sehingga menjadi sangat kaya dari uang orang lain.
Pelajaran berharga dapat diambil dari kemitraan ini adalah ara mengatasi ego untuk berbagi keuntungan dengan orang lain dengan menggunakan modal serta sumber daya yang diinginkan untuk membawa/memasarkan merek yang dimiliki.