INOVASI PELAYANAN KESEHATAN PADA TAHUN 2019 (Part 1)
Pendahuluan
Perkembangan ilmu dan tekhnologi saat ini merambah semua sektor industri. Dalam industri pelayanan kesehatan misalnya, perkembangan tekhnologi akan memudahkan industri ini untuk melakukan perubahan mendasar yang sifatnya destruktif. Pembaruan berbasis teknologi yang membuat sesuatu lebih mudah, lebih murah dan lebih memenuhi kebutuhan pelanggan juga berkembang secara dinamik.
10 Inovasi pelayanan kesehatan tahun 2019
Sturman (2018)[1] memberikan pandangannya tentang 10 inovasi pelayanan kesehatan di tahun 2019, yang dapat mengubah industri ini menjadi lebih baik. Kesepuluh inovasi tersebut adalah; Telehealth, Mobile technology, Artificial intelligence (AI), Blockchain, Health wearables, Electronic health records tools, Healthcare transportation, 3D Printing, Genomics, & Vertical integrations.
- Telehealth
Pasar telehealth sedang booming. Gaya hidup komsumen semakin padat, hingga 60% mendukung layanan secara digital. Memberikan perawatan klinis dari jauh, meningkatkan aksesibilitas dan mengurangi penundaan potensial, telah memberikan pasien kontrol yang lebih besar serta meningkatkan kepuasan dan keterlibatan pasien secara keseluruhan. Hal ini merupakan pertumbuhan eksponensial, The Centers for Medicare and Medicaid Services di AS baru-baru ini telah merilis Physician Fee Schedule and Qualified Payment Programme untuk 2019. Sehingga layanan telehealth banyak digunakan dalam rangka memberikan 'titik akses yang berbeda' untuk pasien.
- Mobile technology
Konsumen telah terbiasa mengakses data melalui berbagai alat digital. Penggunaan aplikasi kesehatan seluler dan tablet telah meningkat tiga kali lipat dari 13% pada tahun 2014 menjadi 48% saat ini. Pada pasar yang sedang berkembang ini, perusahaan start-up Babylon Health di Inggris memulai gelombang dalam skala global. Bermitra dengan National Health Service (NHS) dan penyedia layanan kesehatan swasta, Bupa, juga telah hadir di pasar Cina yang berkembang, dengan basis keanggotaan melebihi 1,4 juta warga di seluruh Eropa, Asia dan Afrika. Adanya kerjasama dengan raksasa global Tencent, sistem Artificial intelligence (AI) Babilon telah memungkinkan kedua belah pihak untuk berinteraksi langsung dengan pengguna, mengidentifikasi penyakit tertentu, memberikan penilaian status kesehatan, dan tindakan yang diperlukan. Aplikasi seluler ini tersedia bagi lebih dari satu miliar pengguna dan terkait dengan lebih dari 38.000 fasilitas medis di Cina.
- Artificial intelligence (AI)
Aplikasi Artificial intelligence (AI) seperti analisis prediktif untuk pemantauan pasien telah memberikan penghematan keuangan yang signifikan. Penggunaan AI sudah banyak menggantikan peran fasilitas kesehatan bahkan dokter. Diantara inovasi tersebut adalah The BioMind AI system buatan the Artificial Intelligence Research Centre for Neurological Disorders at the Beijing Tiantan Hospital. Inovasi ini telah berhasil membuat diagnosis yang benar dan akurat terhadap 87 persen dari 225 kasus dalam waktu 15 menit.
Aplikasi AI ini menargetkan RS dan lembaga medis termasuk pemantauan pasien dan catatan transkrip untuk electronic health records (EHRs). Uni Eropa akan menginvestasikan $ 24bn pada Artificial Intelligence (AI) untuk tahun 2020 dalam upaya mengejar Asia dan AS, yang telah berinvestasi dalam layanan AI dan cloud. Tahun ini, Google mengungkapkan rencananya untuk memanfaatkan AI dan machine learning pada berbagai teknologi konsumen, khususnya dalam pelayanan kesehatan. Google CEO Sundar Pichai menyampaikan bahwa apabila AI dapat membentuk layanan kesehatan, hal ini harus dimulai melalui peraturan kesehatan. Bahkan menurutnya, ini merupakan salah satu bidang terbesar yang akan berperan selama 10-20 tahun mendatang.
- Blockchain
Meskipun bergantung pada kemampuan untuk merekam dan menyimpan informasi secara mudah, ekonomis dan aman dalam berbagai aplikasi dan sistem, Blockchain diperkirakan mencapai lebih dari $ 5.61bn pada akhir tahun 2025. Blockchain dapat memberikan transparansi dan menghilangkan perantara pihak ketiga, meningkatkan efisiensi proses, dan mengurangi biaya pelayanan kesehatan secara eksponensial. Selain itu juga membuka kemampuan penyedia untuk memberikan sistem pelayanan kesehatan berbasis nilai dan meningkatkan keterlibatan pasien. Menurut BIS Research, dalam hal ini blockchain dapat menyelamatkan industri hingga $ 100 - $ 150 miliar per tahun pada tahun 2025, dalam biaya terkait pelanggaran data, biaya TI, biaya operasi, biaya fungsi pendukung dan biaya personil.
[1] Catherine Sturman, 2018, top 10 healthcare innovations for 2019