IMPLEMENTASI ANGGARAN OPERASIONAL & ANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS DALAM PENYUSUNAN ANGGARAN
Pendahuluan
Membuat anggaran adalah elemen kunci dalam kesuksesan bisnis, terlepas dari ukuran bisnisnya. Anggaran lebih dari sekadar daftar pendapatan dan pengeluaran. Ini merupakan peta jalan, tanpa anggaran akan sulit untuk mengevaluasi seberapa efektif Anda dalam memenuhi tujuan bisnis. Baik menggunakan anggaran operasional atau anggaran berbasis kegiatan.
Anggaran Operasional
Menurut Smith[1], anggaran operasional merupakan gaya anggaran tradisional. Dalam anggaran operasional, target tahun lalu untuk pendapatan, pengeluaran dan kategori lainnya dianalisis dan ditingkatkan berdasarkan perkiraan pertumbuhan, dan dengan mempertimbangkan faktor ekonomi serta tren pertumbuhan masa lalu untuk organisasi bisnis dan industri.
Salahsatu factor yang dipertimbangkan dalam anggaran operasional adalah inflasi. Melalui pertimbanagan inflasi, anggaran operasional diharapkan akan tercermin dalam biaya dan berpotensi menghasilkan pendapatan apabila hal tersebut itu menyebabkan organisasi menaikkan harga.
Anggaran Berbasis Aktivitas
Ativity based budgeting atau anggaran berbasis aktivitas sangat berbeda dengan model penganggaran tradisional. Dalam anggaran berbasis aktivitas akan dilakukan analisis terhadap peluang untuk mengalokasikan sumber daya terkait setiap kegiatan yang direncanakan. Menggunakan anggaran jenis ini membuat organisasi bisnis akan memilih kegiatan berdasarkan tujuan organisasi, seperti menarik pelanggan baru atau memasuki lini bisnis baru. Melalui pertombangan tersebut, kemudian akan mengalokasikan pengeluaran dengan memprioritaskan kegiatan.
Proses penganggaran berbasis aktivitas ini dapat dikembangkan dari pengalaman masalah lalu organisasi atau memulai dari awal. Menurut Smith, apabila melakukannya dari awal, maka hal ini disebut penganggaran zero based, yang mengharuskan setiap unit untuk membenarkan tempatnya dalam anggaran setiap tahun.
Memilih Proses Penganggaran
Masih mengacu pada pendapat Smith, sebagian besar organisasi bisnis akan menkombinasi kedua metode penganggaran. Mereka akan memperkirakan pertumbuhan beberapa area di masa mendatang, dengan menggunakan data kinerja masa lalu dan menggunakan penganggaran berbasis aktivitas untuk produk baru, ekspansi, atau untuk memperkenalkan tujuan dan target baru organisasi. Bisnis baru tanpa data kinerja substansial akan lebih bergantung pada penganggaran berbasis kegiatan, sementara organisasi yang lebih mapan tanpa aktivitas baru akan menggunakan proses yang lebih tradisional.
Penyusunan kembali
Anggaran merupakan pedoman terkait aktivitas keuangan organisasi bisnis. Karena itu, tanpa pemantauan kemajuan secara teratur, sulit untuk mengetahui seberapa baik kinerja organisasi dalam melakukan koreksi. Menurut Smith, beberapa bisnis membandingkan penjualan dan pendapatan aktual dengan anggaran bulanan atau triwulanan. Apabila kinerja berada di luar jalur atau tujuan organisasi berubah, maka manajemen dapat menyesuaikan anggaran pada sisa tahun berjalan, serta menganalisis cara meningkatkan kinerja organisasi di bidang yang kurang. Review secara rutin memungkinkan penyesuaian dan koreksi yang lebih cepat.
[1] Naomi Smith, (tanpa tahun), Operating Budget vs. Activities Based Budget