MENGOPTIMALKAN LAYANAN PUSKESMAS RAWAT JALAN
Pendahuluan
Puskesmas sangat diharapkan untuk memberikan pelayanan kesehatan yang terbaik kepada masyarakat. Karena itu, Puskesmas harus mampu melayani masyarakat dengan berkualitas dan paripurna dalam upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan. Untuk meningkatkan peran dalam melayani masayarakat, saat ini banyak Puskesmas telah menjadi BLUD yang bertujuan agar mendapatkan fleksibilitas dalam pola pengelolaan keuangan guna bisa lebih meningkatkan pelayanan dengan cepat dan berkualitas. Dengan alasan tujuan tersebut maka Puskesmas yang sudah menjadi BLUD memiliki tanggungj awab yang lebih besar untuk memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
Salahsatu bagian penting dalam Puskesmas adalah unit rawat jalan. Efektivitas & optimalisasi unit ini sangat penting dalam meningkatkan kinerja Puskesmas menjadi lebih baik. Karena itu sangat dibutuhkan beberapa langkah manajerial untuk mengoptimalkan layanan rawat jalan di Puskesmas.
Lima praktek terbaik mengoptimalkan layanan Puskemsas rawat jalan
Menurut Lang (2014)[1], setidaknya ada 5 praktik terbaik dalam mengoptimalkan primary healthcare clinic (puskemas rawat jalan), yaitu;
- Standardize clinical processeks to maximize patient-team interactions
Menguraikan standar perawatan yang jelas akan memungkinkan SDM Puskesmas dalam melakukan tugas yang tepat, sehingga memaksimalkan waktu penyedia dan menawarkan pengalaman perawatan yang baik bagi pasien. Standarisasi pengalaman pasien sebelum, selama, dan setelah kunjungan dilakukan dengan mengidentifikasi kebutuhan perawatan, melacak kesenjangan dalam perawatan, dan meningkatkan kualitas.
- Create a practice site that encourages collaborative care
Sepadat apapun proses dalam suatu unit rawat jalan, pemberian perawatan yang efektif merupakan hal yang utama.
- Centralize and streamline patient registration
Puskemas dapat menerapkan langkah pra-kunjungan seperti pendaftaran on-line, untuk tidak mengharuskan pasien hadir secara fisik. Dengan demikian, beberapa kelompok medis dengan beberapa praktik memusatkan pendaftaran di satu lokasi. Hal ini memungkinkan untuk mencapai efisiensi dan mengurangi waktu tunggu pasien. Organisasi harus mempertimbangkan langkah untuk merampingkan check-in tanpa menambah staf.
- Design patient-centered exam rooms
Keterbatasan merupakan hal wajar dan sering terjadi dalam organisasi manapun. Keterbatasan ruang layanan misalnya, membuat kelompok medis harus menyesuaikan ruang untuk melayani perubahan dinamika tim dan tuntutan pasien yang baru. Sebagai langkah pertama, adopsi elemen desain yang berpusat pada pasien untuk memfasilitasi kunjungan yang lebih interaktif. Ruang ini meliputi ruang khusus untuk pemeriksaan fisik, dan area untuk dokter, pasien, dan keluarga atau pendamping dapat duduk dan mendiskusikan rencana perawatan.
- Expand the clinic’s reach with the right virtual tools and access points
Jalur akses virtual dapat menawarkan perawatan yang lebih nyaman kepada pasien, sembari mengurangi beban pasien. Gunakan berbagai alat virtual untuk menciptakan sumber daya bagi pasien untuk terlibat dengan sistem medis. Portal berbasis web dapat menyediakan informasi penjadwalan dengan pasien, akses ke informasi diagnostik, saran manajemen perawatan, dll. Alat komunikasi baru dapat memilah pesan yang ditulis dengan cepat kepada dokter melalui smartphone mereka, memungkinkan dokter untuk menanggapi kapan saja dan mendapatkan tanggapan kepada pasien lebih cepat.
Platform kunjungan virtual memungkinkan pasien dengan kebutuhan yang kurang mendesak untuk melihat kunjungan pribadi yang diperlukan.
[1] Braden Lang, 2014, Five easy ways to better your primary care clinic