Browse By

BERBAGAI TREN YANG TERJADI DAN DIPERKIRAKAN AKAN MEMBENTUK STRATEGI SDM DI TAHUN 2024

Pendahuluan

Strategi SDM merupakan strategi yang dibuat oleh departemen SDM dan bekerja sama dengan tim pimpinan untuk mencapai tujuan organisasi, dengan memanfaatkan sumber daya secara maksimal. Strategi SDM ini telah mengalami penyesuaian dan perubahan karena terjadinya pandemi. Karena itu, trend perubahan strategi SDM akan dibahas dalam tulisan ini. Tren perubahan strategi SDM dalam tulisan ini akan mengacu pada pendapat Chellappa (2022)[1], yang mengungkapkan 6 daftar strategi atau tren SDM yang bisa dilihat atau terus kita lihat di tahun 2024. Dalam tulisan sebelumnya dengan judul ”Tren yang akan membentuk strategi SDM di tahun 2024”, telah dibahas 2 dari 6 tren strategi SDM menurut Chellappa (2022) yaitu: Employee well-being and mental health & Work-life balance. Melanjutkan tulisan sebelumnya, tulisan ini akan membahas 4 dari 6 (poin 3 hingga 6), mengacu pada pendapat Chellappa (2022), yaitu: Hybrid work will continue to grow and the rise of metaverse, Upskilling and reskilling for competitive edge and internal mobility, Creating a diverse and inclusive workforce, & HR tech software and tools.  

Hybrid Work Will Continue To Grow And The Rise Of Metaverse

Melalui survei yang dilakukan oleh Accenture, ditemukan bahwa 83% karyawan lebih suka bekerja dalam sistem hybrid, dan 63% organisasi telah mengadopsi model tenaga kerja “productivity anywhere”. Secara global, dalam dua tahun terakhir terjadi perubahan besar dalam cara kerja setiap orang. Pekerjaan hibrid kini telah menjadi norma yang diterima dengan baik di organisasi dan akan terus ada. Pekerjaan hibrida menguntungkan pemberi kerja dan karyawan. Hal ini memberikan karyawan fleksibilitas untuk bekerja dari mana saja dan memiliki keseimbangan kehidupan kerja yang lebih baik. Di sisi lain, hal ini telah mengurangi biaya overhead karyawan, pemeliharaan kantor, dan logistik. Pada tahun 2023, kita tidak akan terkejut jika pekerjaan hybrid bertransisi ke metaverse dan pertemuan serta aktivitas lainnya terjadi. SDM harus membayangkan kembali seperti apa dunia pascapandemi dan merancang ulang serta berinovasi dalam strategi SDM. Mereka perlu fokus untuk menciptakan tempat kerja yang adil dimana tidak ada seorang pun yang merasa terasing atau terputus karena tempat mereka bekerja. Di mana pun mereka bekerja, setiap orang harus memiliki akses ke seperangkat alat yang tepat untuk berkolaborasi dan berkomunikasi secara efektif satu sama lain. Slack, Google Hangouts, Zoom, dan banyak alat lainnya tersedia di pasar untuk membantu tempat kerja hybrid tetap terhubung.
Baca Juga:  STRATEGI PEMASARAN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Upskilling & Reskilling for Competitive Edge and Internal Mobility

Peningkatan keterampilan dan pelatihan ulang karyawan selalu menjadi bagian penting dari strategi inti SDM. Hal ini tidak hanya bermanfaat bagi karyawan, tetapi juga organisasi. Karyawan dapat mengembangkan keterampilan yang mereka miliki, mempelajari keterampilan baru yang membantu mereka berkembang dalam peran pekerjaannya saat ini, atau mencoba peran pekerjaan yang berbeda di organisasi yang sama. Akses ke berbagai platform EdTech seperti Coursera, Udemy, dan edX, dapat membantu karyawan dalam proses pelatihan ulang dan peningkatan keterampilan. Inisiatif keterampilan adalah tanda bagi karyawan bahwa organisasi mempunyai kepentingan terbaik dalam pikirannya. Hal ini membuat mereka merasa dihargai dan penting ketika organisasi berinvestasi pada mereka. Hal ini meningkatkan keterlibatan dan retensi karyawan, serta membantu membangun budaya pembelajaran berkelanjutan dalam organisasi. Di sisi lain, organisasi mampu menutup kesenjangan dalam tuntutan pekerjaan dari dalam dibandingkan mencari dari luar. Ini membantu mereka menghemat biaya dalam hal waktu dan uang. Di masa yang tidak menentu ini, meningkatkan keterampilan karyawan akan membantu membangun tenaga kerja yang tangguh dan siap menghadapi masa depan. Ini adalah situasi yang saling menguntungkan bagi organisasi dan karyawan.

Creating A Diverse And Inclusive Workforce

Survei yang dilakukan Glassdoor menyoroti bahwa 80% orang Asia, 70% orang Latin, 62% pria, 89% responden kulit hitam, dan 72% wanita lebih menyukai budaya yang beragam dalam bekerja. Survei tersebut dengan jelas menyoroti pentingnya keberagaman dan inklusi di tempat kerja. Organisasi-organisasi di masa lalu telah berupaya untuk mempromosikan D&I, namun kini adalah waktu yang tepat untuk menjadikannya sebagai bagian inti dari strategi SDM. Organisasi harus fokus untuk memberikan kesempatan yang sama kepada semua orang tanpa memandang usia, jenis kelamin, orientasi seksual, kebangsaan, latar belakang pendidikan, etnis, ras, keyakinan politik, dll. Dengan ini, organisasi akan memiliki kumpulan talenta yang lebih besar dengan keterampilan, kemampuan, dan pengalaman yang berbeda-beda. Ini mendorong inovasi dan kerja tim serta membantu meningkatkan keterlibatan dan retensi karyawan. Sebagai contoh: saat ini angkatan kerja memiliki orang-orang yang bekerja dari Gen Z, Milenial, Gen X, dan Boomers. Organisasi yang telah melonggarkan kriteria perekrutan berdasarkan usia, akan memiliki tenaga kerja di mana karyawan dapat belajar satu sama lain berdasarkan pengalamannya. Meskipun generasi boomer dapat berbagi pengetahuan industri dan pengalaman mereka dengan orang lain, pada saat yang sama, mereka sendiri dapat menjembatani kesenjangan digitalnya.
Baca Juga:  BERBAGAI TANTANGAN DALAM MEMPERBAIKI ALUR PASIEN DI RS (Part 2)

HR Tech Software And Tools

Dengan tenaga kerja global, hampir mustahil bagi tim HR untuk mengelolanya secara fisik. Jadi, penggunaan alat dan perangkat lunak teknologi HR akan meningkat. Josh Bersin, pakar industri di bidang teknologi SDM, memperkirakan pasar global untuk Solusi Teknologi SDM berjumlah sekitar $400 miliar. Jumlah ini hanya akan bertambah seiring berjalannya waktu. Bagian penting dari strategi SDM adalah memasukkan alat dalam pekerjaan sehari-hari mereka yang menyederhanakan proses manajemen karyawan. [1] Srikant Chellappa, 2022, Six trends that will shape HR strategies in 2024