BERBAGAI TANTANGAN YANG AKAN DIHADAPI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN TAHUN 2023
Pendahuluan
Peraturan pemerintah yang berkembang pesat, pemulihan Pandemi Covid-19, inovasi teknologi, dan harapan pasien telah menciptakan lingkungan baru bagi industri pelayanan kesehatan. Perubahan ini telah merubah orientasi menjalankan praktik medis, yang tidak hanya sekadar merawat pasien. Perubahan tersebut membuat industri pelayanan kesehatan menghadapi banyak tantangan di tahun-tahun mendatang. Dalam sebuah artikel di situs www. mailmystatement.medium.com. disebutkan bahwa organisasi pelayanan Kesehatan akan menghadapi 7 tantangan utama di tahun 2023, yaitu: Cybersecurity, Telehealth, Invoicing and Payment Processing, Price Transparency, Patient Experience, Effective Payment Model, & Big Data. Tulisan ini akan menjelaskan ke tantangan tersebut.Cybersecurity
Semakin banyak fungsi perawatan kesehatan yang online, maka sangat penting untuk memastikan proses ini terlindungi dari ancaman pencurian data, dll. Tren ini akan terus berlanjut karena banyak penyedia layanan kesehatan lambat dalam menanggapi ancaman, sementara sistem yang terdesentralisasi menghasilkan kerentanan yang lebih tinggi terhadap serangan pencurian data tersebut. Penjelasan lebih lanut mengenai hal ini dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul ”Tantangan terkait cybersecurity & telehealth yang akan dihadapi industri pelayanan kesehatan tahun 2023”.Telehealth
Trend penggunaan telehealth yang sangat signifikkan saat pandemik, tidak sama setelah pandemic mereda. Karena isolasi terkait Covid menjadi kurang diperlukan, banyak pasien kembali ke kunjungan layanan kesehatan secara langsung di tahun 2022. Namun dari jumlah tersebut, penggunaan telehealth tetap lebih tinggi daripada tingkat pra-pandemi. Penjelasan lebih rinci akan hal ini dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul ” Tantangan terkait cybersecurity & telehealth yang akan dihadapi industri pelayanan kesehatan tahun 2023”.Invoicing and Payment Processing
Agar dapat membantu mendorong pasien untuk melakukan pembayaran tepat waktu, penyedia layanan harus memahami preferensi pembayaran pasien. Karena itu, pastikan tagihan ramah pasien. Penyedia layanan harus menawarkan laporan tanpa kertas (eStatements) dan berbagai pilihan pembayaran (misalnya, eCheck, kartu kredit, dll.) melalui portal pasien online dan memanfaatkan teknologi pembayaran terbaru, seperti Apple Pay dan text-to-pay. Penjelasan mengenai hal ini, dapat dilihat pada tulisan sebelumnya dengan judul ”Tantangan terkait invoicing and payment processing & patient experience” yang akan dihadapi industri pelayanan kesehatan tahun 2023”.Price Transparency
Selain kurangnya pilihan pembayaran pasien, alasan utama lain konsumen gagal membayar tagihan medis mereka adalah kebingungan karena kurangnya transparansi harga. Faktanya, per 1 Januari 2021, CMS menerapkan aturan baru yang mewajibkan RS untuk mempublikasikan harga yang mereka negosiasikan dengan pihak asuransi untuk berbagai prosedur medis. Sementara beberapa sistem perawatan kesehatan memilih untuk membuat harga layanan mereka dapat diakses, sehingga bermanfaat dalam mengurangi kebingungan pasien dan masalah tagihan mendadak. Namun, sebagian besar masih gagal untuk mematuhinya. Per Agustus 2022, hanya 16% RS yang mematuhi, meningkat dari 14,6% pada Februari 2022.
Sistem kesehatan yang gagal mematuhi akan menghadapi denda hukuman yang berat. Bahkan, RS Georga menerima denda $833.180, setelah mengabaikan peringatan pertama dari CMS. Penyedia juga menghadapi masalah tambahan terkait kepatuhan, termasuk kekhawatiran tentang biaya, keakuratan data, dan opsi alat penetapan harga. Meskipun peraturan transparansi harga tetap rumit hingga saat ini, pasien yang paham teknologi akan meneliti harga sebelum membuat janji temu perawatan kesehatan. Penyedia mana pun yang tidak mengumumkan harganya dapat dihapus dari pertimbangan sama sekali.