BENCHMARKING KINERJA PUSKESMAS
Oleh; Tubagus Raymond
Pendahuluan
Benchmarking merupakan metode sistematis dengan cara membandingkan kinerja proses bisnis. (lihat tulisan mengenai BENCHMARKING; USAHA MENINGKATKAN KINERJA RS). Melalui benchmarking, Puskesmas dapat melakukan usaha untuk meningkatkan kinerjanya melalui “jalan pintas”, dengan meniru sesuatu yang sukses dilaksanakan di tempat lain. Hal ini akan lebih mempersingkat proses pembelajaran, mengurangi kemungkinan kegagalan karena bisa belajar dari kegagalan dan kesalahan organisasi lain. Puskesmas dapat melakukan internal benchmarking, competitive benchmarking, functional benchmarking, & Generic benchmarking. (lihat tulisan mengenai BENCHMARKING; USAHA MENINGKATKAN KINERJA RS).
Proses benchmarking & keberhasilannya
Dari 4 cara dalam implementasi proses benchmarking, dalam tulisan (BENCHMARKING; USAHA MENINGKATKAN KINERJA RS), Puskesmas dapat melakukan 2 cara berikut:
- Pertukaran informasi secara langsung. Pertukaran informasi secara langsung dapat dilakukan melalui kuesioner, survei melalui telepon, dll
- Kunjungan langsung. Cara ini dianggap paling efektif, karena langsung mengunjungi lokasi mitra benchmarking.
Tujuan akhir dari implementasi proses benchmarking di Puskesmas adalah untuk meningkatkan kinerja. Mengacu pada tulisan (BENCHMARKING; USAHA MENINGKATKAN KINERJA RS), berikut adalah indikator untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan dan kesuksesan penerapan benchmarking,
- Adanya komitmen manajemen untuk benchmarking,
- Pemahaman yang jelas dan menyeluruh, tentang bagaimana pekerjaan dilakukan sebagai bahan untuk membandingkannya dengan praktik yang terbaik,
- Adanya keinginan untuk berubah dan beradaptasi dari semua pihak di Puskesmas.
- Adanya kesadaran semua pihak tentang kompetisi.
- Adanya keinginan membagi informasi dengan mitra benchmark.