CONTOH RS DIGITAL ABAD 21: “ASKLEPIOS-BARMBEK”
Pendahuluan
Pada era digital saat ini, digitalisasi RS merupakan suatu kebutuhan. Karena itu, tulisan ini akan berusaha untuk menyajikan salah contoh RS digital yang telah berhasil, yaitu ASKLEPIOS-BARMBEK (Jerman). ASKLEPIOS-BARMBEK merupakan serikat RS swasta, yang saat ini menjalankan klinik, RS perawatan akut & pusat rehabilitasi di Jerman & di AS. Gambaran tentang contoh RS digital dalam tulisan ini akan tetap mengacu pada tulisan Claps (2008)[1], dengan membahas beberapa subtopik yaitu; Asklepios: A 21st Century German Jewel, The Strategic Role of IT and Communications at Asklepios, & Outlook for the Future.
Asklepios: A 21st Century German Jewel
Asklepios Klinik di Barmbek (Hamburg, Jerman) dapat dianggap sebagai contoh RS yang maju dalam konteks RS Digital abad ke-21. Asklepios adalah serikat RS swasta, yang saat ini menjalankan 92 klinik, RS perawatan akut dan pusat rehabilitasi di Jerman dan di AS. Dengan akuisisi Landesbetrieb Krankenhäuser Hamburg (Hospitals Hamburg Land enterprises), Asklepios menjadi serikat terbesar RS di Jerman.
Klinik Barmbek yang baru adalah RS rujukan untuk program “RS Masa Depan”, proyek Asklepios untuk perawatan kesehatan modern. Gedung baru telah dilengkapi dengan peralatan TI modern untuk memberikan peningkatan efisiensi melalui transisi dari sistem institusional ke pendekatan informasi yang berorientasi pada pasien. RS Masa Depan adalah kombinasi desain, proses, dan teknologi untuk menumbuhkan lingkungan yang optimal bagi karyawan dan pasien. Pendekatan ini membutuhkan transparansi, interoperabilitas, dan standarisasi seluruh proses perawatan.
The Strategic Role of IT and Communications at Asklepios
ICT (Information and communications technology) memiliki peran strategis dalam transisi ini dari organisasi RS berorientasi departemen tradisional ke organisasi holistik yang berpusat pada pasien. Pendekatan berorientasi jaringan dan informasi menyediakan lingkungan komunikasi yang aman. Pendekatan tersebut memungkinkan berbagi informasi di seluruh rangkaian perawatan dan manfaat nyata dari alat-alat seperti Electronic Medical Records (EMR), mobile point of care, pengarsipan gambar dan sistem komunikasi (picture archiving and communications systems/PACS), serta sistem informasi klinis & manajemen (clinical and management information systems CIS/MIS).
Hasil dari pendekatan tersebut sudah cukup jelas. Hal ini tercermin dari peningkatan produktivitas, yaitu jumlah waktu yang dihabiskan pasien di RS telah turun 0,7 hari (yang berarti perputaran dan pendapatan yang lebih tinggi), sementara kualitas layanan tetap tinggi seiring dengan kepuasan para karyawan. Barmbek memberikan contoh keunggulan, karena manajemen proyek, kemampuan untuk mendorong efisiensi melalui standarisasi dan pandangan strategis jangka panjang. Apa yang menonjol dalam program modernisasi klinik Asklepios-Barmbek adalah kombinasi kepemimpinan, kolaborasi di antara semua karyawan dan kolaborasi dengan unit konsultan vendor TI, yang memungkinkan pengenalan pendekatan inovatif dalam analisis biaya langsung dan tidak langsung.
Mengkonsolidasikan infrastruktur pada satu arsitektur akan meningkatkan efisiensi. Efeseinsi tersebut tidak hanya dalam hal penghematan biaya, tetapi juga dalam hal melepaskan sumber daya untuk aktivitas yang lebih bernilai tambah dan solusi TI yang inovatif. Akslepios biasanya menghabiskan 80% anggaran TI untuk pemeliharaan sistem dan sekarang menargetkan pengurangan ini menjadi 60%, yang akan menggandakan jumlah yang dihabiskan untuk inovasi dengan anggaran yang sama. Keputusan Asklepios untuk melengkapi renovasi RS dengan modernisasi CIT menunjukkan visi jangka panjang dan mendorong hasil yang berdampak pada hasil layanan RS (misalnya kualitas perawatan, pergantian pasien, dan pengalaman yang sama sekali baru bagi pasien dan karyawan), jauh di luar TI efisiensi. Klinik Barmbek dapat menjadi praktik yang baik, tidak hanya untuk kelompok Asklepios lainnya, tetapi juga untuk RS besar lainnya di seluruh Eropa yang haus akan modernisasi.
Outlook for the Future
Harapan dari manfaat penerapan CIT di RS meningkat pesat. Namun, teknologi hanyalah bagian dari solusi dan bukan jawaban yang berdiri sendiri. Perubahan budaya, elemen kunci dalam semua transformasi, akan menjadi lebih penting di RS daripada di segmen lainnya. Faktanya, pelayanan kesehatan adalah dunia yang paradoks, & merupakan salah satu sektor paling inovatif. Tetapi, pada saat yang sama sektor ini merupakan salah satu yang paling enggan memperkenalkan inovasi ke dalam prosesnya.
Misalnya, meskipun nilai tinggi yang dapat ditambahkan oleh pengobatan berbasis bukti ke dalam praktik medis diterima secara luas, implementasinya lambat karena sulitnya memperoleh data tentang efektivitas pengobatan, tantangan dalam menyebarluaskan hasil, dan berbagai variasi yang melekat dalam tanggapan dan hasil pasien. Pada gilirannya, kurangnya data terutama disebabkan oleh fakta bahwa dokter tidak memiliki insentif yang tepat untuk mengumpulkannya dan tidak sepenuhnya sadar bahwa teknologi yang mereka gunakan adalah bagian dari proses dan bukan hanya komplikasi pekerjaan mereka.
[1] Massimiliano Claps, 2008, The 21st Century Digital Hospital