AKUNTANSI DAN PERANNYA DALAM MANAJEMEN ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Pengelolaan keuangan sangat dibutuhkan dalam industri apa pun, dan bertujuan untuk meyakinkan bahwa suatu organisasi bisnis dapat tumbuh dan berkembang. Agar konsep manajemen keuangan dapat diterapkan dengan baik maka haruslah didukung oleh informasi laporan keuangan yang dihasilkan bagian akuntansi. Dalam kenyatannya, praktek akuntansi dalam proses pelaporan keuangan sangat menantang di industri pelayanan kesehatan. Hal ini membutuhkan pemahaman yang kuat tentang prosedur dan praktik akuntansi. Selain itu, departemen akuntansi RS juga harus mengikuti pedoman Generally Accepted Accounting Principles (GAAP).
Seorang profesional keuangan di RS, sangat diandalkan untuk memastikan bisnis berjalan dengan baik. Tagihan harus tetap dibayar, tanggung jawab penggajian harus dipenuhi, dan keuntungan harus tetap dihasilkan. Terkait dengan akuntansi dan perannya dalam manajemen organisasi pelayanan kesehatan, Walters (2018)[1] menyoroti 3 hal yang selanjutnya akan dibahas dalam tulisan ini, yaitu; 1) Understanding Revenue Cycle Management, 2) Red flags, & 3) Communication.
Understanding Revenue Cycle Management
Revenue Cycle Management (manajemen siklus pendapatan/RCM) merupakan bagian akuntansi yang penting dalam praktik medis. Pendapatan adalah darah kehidupan dari bisnis apa pun. Di bidang kesehatan, RCM meliputi:
-
- Mengelola pembayaran kantor medis,
- Pemrosesan dan pelacakan,
- Menentukan kelayakan pasien untuk layanan tertentu,
- Mengumpulkan co-pays,
- Prosedur dan layanan pengkodean secara akurat,
- Menindaklanjuti klaim yang ditolak.
Saat tugas ini dilakukan dengan fokus detail dan pendekatan proaktif, maka layanan kesehatan sedang dalam kondisi yang baik. Namun, itu tergantung pada semua staf dalam memahami perannya dalam RCM. Semua orang melakukan banyak tugas yang memiliki kelebihan. Namun, tanpa alur kerja yang terdokumentasi dengan baik maka pelaporan dapat menjadi tidak akurat, kesalahan dapat menyebabkan biaya meningkat, dan bahkan pasien yang tidak puas dan cenderung mencari dokter/RS lain.
Red flags
Sangat penting bagi organisasi pelayanan kesehatan untuk mengevaluasi SDM akuntansi-nya terkait; 1) apakah staf/individu akuntansi telah terlatih dengan baik dalam prosedur dan proses akuntansi?, 2) apakah telah memanfaatkan perangkat lunak penagihan medis khusus untuk membantu melacak sistem pemrosesan klaim yang rumit?. Agar manajemen siklus pendapatan dapat optimalkan, maka SDM bidang keuangan harus menghindari satu kesalahan yang dapat menghilangkan seluruh kemampuan praktik untuk menjadi menguntungkan. Misalnya, siapa yang mengkonfirmasi kelayakan pasien, status asuransi dan memeriksa pembayaran bersama? Apakah ada jadwal yang konsisten untuk menindaklanjuti klaim? Alur kerja yang terdokumentasi dengan baik adalah suatu keharusan untuk menghindari tugas yang tidak terjawab.
Praktik pengkodean merupakan sumber risiko yang signifikan, baik disengaja atau tidak. Semua penyedia dalam praktik harus berkoordinasi dengan tugas TI untuk prosedur ini. Mungkin juga perlu mempertimbangkan agen luar yang independen untuk mendeteksi praktik pengkodean yang dipertanyakan. Meskipun teknologi telah membantu praktik menjadi lebih efisien, pemrosesan klaim yang sangat otomatis dapat menghilangkan pengawasan manusia terhadap proses penagihan, dan dalam beberapa kasus dapat menutupi penipuan internal.
Communication
Praktisi dan manajemen kantor harus berkomunikasi secara teratur dengan staf sehingga semua orang memahami peran mereka. Apabila laporan keuangan tidak ditinjau secara teratur, maka hasilnya dapat menjadi tidak akurat, baik dalam hal pengumpulan, piutang, dan pendapatan. Saat memiliki proses siklus pendapatan yang sangat efisien dan alur kerja yang terdokumentasi dengan baik, maka kemungkinan akan melihat peningkatan pendapatan/pembayaran dan penurunan penghapusan kredit macet. Saat tidak, maka menerima pendapatan sangat mungkin akan jauh lebih rendah.
[1] Angie Walters, CPA, CITP, 2018, The Role of Accounting in Healthcare Management