Pendahuluan
Sistem pengendalian internal mengacu pada proses yang ditetapkan oleh manajemen suatu entitas untuk mengendalikan & memastikan operasi organisasi yang efektif. Karena proses dan pengendalian internal tidak pernah sempurna (dengan berbagai alasan), maka diperlukan proses tinjauan dan analisis berkelanjutan terhadap pengendalian internal yang ada & harus menjadi bagian dari praktik keamanan tahunan organisasi manapun.
Keterbatasan & tujuan Internal Controls (Gordon, 2021)[1]
Sistem pengendalian dilembagakan dan dikelola oleh manajemen organisasi, dewan pengawas, dan personel lain dalam organisasi untuk menciptakan jaminan mengenai pencapaian tujuan sbb:
- Keandalan pelaporan keuangan
- Efisiensi dan efektivitas dalam operasional organisasi,
- Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku.
What are the Limitations of the internal controls?
Keterbatasan pengendalian intern didasarkan pada faktor bawaan yang meliputi:
- Judgment; efektivitas sistem pengendalian internal tergantung pada keputusan yang dikendalikan oleh penilaian manusia. Beberapa keputusan dibuat di bawah tekanan dan berdasarkan informasi yang ada.
- Breakdowns; sistem pengendalian internal dapat mengalami kerusakan. Karyawan dalam organisasi terkadang salah menafsirkan instruksi atau membuat kesalahan sehingga mempengaruhi efektivitas sistem. Kesalahan manusia juga dapat mempengaruhi penerapan sistem, terutama di lingkungan teknologi yang kompleks.
- Management override; personel di tingkat yang lebih tinggi dari struktur organisasi dapat mengesampingkan kebijakan yang ditetapkan untuk keuntungan pribadi. Namun, ini tidak boleh disamakan dengan intervensi manajemen dimana manajemen dapat melakukan intervensi dengan menghindari beberapa kebijakan dan prosedur organisasi untuk kepentingan perusahaan.
- Collusion; Sistem kontrol dapat menjadi subyek atas kolusi karyawan. Karena, karyawan dapat bertindak secara kolektif untuk mengubah atau menggagalkan data keuangan atau informasi manajemen lainnya dengan cara yang tidak dapat dideteksi oleh sistem.
What are the Objectives of internal controls?
Sistem pengendalian internal ditujukan untuk meminimalkan potensi pemborosan, akses yang tidak sah, kehilangan, atau penyalahgunaan. Agar tujuan sistem pengendalian internal menjadi efektif, kepatuhannya harus dapat diamati dan diukur. Sistem pengendalian internal dievaluasi oleh audit internal yang menilai kemampuan proses pengendalian untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Beberapa tujuan pengendalian internal meliputi:
- Tujuan ini memastikan bahwa semua transaksi dalam organisasi disetujui oleh personel yang berwenang dan bertanggung jawab sesuai dengan otoritas umum atau khusus sebelum dicatat dalam laporan keuangan.
- Tujuan utama dari tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi yang valid tercapture dan dicatat dalam catatan keuangan.
- Tujuan utama dari tujuan ini adalah untuk memastikan bahwa semua transaksi akurat dan dapat diandalkan ke sumber data dan informasi keuangan dicatat pada waktu yang tepat.
- Tujuan ini berusaha untuk memastikan bahwa semua transaksi yang dicatat dalam pembukuan keuangan disajikan secara wajar dan mencerminkan nilai ekonomi dari aktivitas yang telah terjadi. Ini memastikan bahwa transaksi ekonomi dicatat sesuai dengan undang-undang dan pedoman yang diberikan dan dilaksanakan sesuai dengan otorisasi oleh manajemen.
- Physical security and safeguards. Tujuan ini bertujuan untuk mengontrol akses fisik ke informasi dan aset organisasi. Penanganan kesalahan - tujuan ini berusaha untuk memastikan bahwa kesalahan dalam data keuangan dan informasi organisasi lainnya terdeteksi pada setiap tahap dan mengembangkan mekanisme untuk memperbaiki kesalahan.
- Segregation of responsibilities. Tujuan ini memastikan bahwa tugas khusus diberikan kepada individu tertentu dengan cara yang tidak dapat dikendalikan oleh individu atau memiliki lebih dari satu tugas.
Tipe Internal Controls (www.reciprocity.com)
Ada tiga jenis utama pengendalian internal yang meliputi;
1. Preventive Controls/Kontrol Pencegahan
Sesuai dengan namanya, kontrol preventif mencegah masalah termasuk kesalahan akuntansi, salah saji material, penipuan, atau serangan siber sebelum terjadi. Kontrol semacam itu penting karena membantu menurunkan biaya kesalahan atau tindakan jahat. Beberapa pengendalian pencegahan yang umum adalah:
- Pemisahan tugas, terutama di bidang akuntansi & pelaporan keuangan,
- Kontrol akses sistem,
- Pelatihan karyawan,
- Otorisasi dan persetujuan faktur, serta pengeluaran,
- Kontrol keamanan fisik.
2. Detective Controls
Kontrol detektif menemukan kesalahan dan penyimpangan yang telah terjadi. Mereka penting karena mereka menunjukkan apakah kontrol preventif beroperasi sebagaimana dimaksud dan karena mereka membantu meningkatkan kualitas proses dan mencegah terulangnya kesalahan. Contoh pengendalian detektif meliputi: Rekonsiliasi transaksi bulanan, tinjauan kinerja organisasi (khususnya perbandingan anggaran dengan aktual), Persediaan fisik uang tunai, barang, atau bahan mentah, serta audit eksternal dan internal.
3. Corrective Controls
Kontrol korektif akan menyelesaikan masalah yang ada, sehingga dapat menyebabkan atau memperburuk penipuan, kerugian finansial, atau kerusakan reputasi.
[1] Jason Gordon 2021,
Control Systems or Internal Controls - Explained
Tagged with: Accuracy,
Authorization,
Breakdowns,
Collusion,
Corrective Controls,
Detective Controls,
Efisiensi dan efektivitas,
Judgment,
Keandalan pelaporan keuangan,
Kepatuhan,
Keterbatasan & tujuan Internal Controls,
Limitations of the internal controls,
Management override,
manajemen,
Objectives,
Physical security and safeguards,
Preventive Controls,
Segregation of responsibilities,
sistem pengendalian internal,
Validity