PENGGUNAAN TEKHNOLOGI DIGITAL ”SMART OR IMPLANTABLE DRUG DELIVERY MECHANISMS” DALAM INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN
Pendahuluan
Pandemi COVID-19 telah membuat organisasi pelayanan kesehatan berubah dalam hal penggunaan tekhnologi digital. Untuk menekan pelayanan kesehatan melalui kontak fisik, organisasi ini telah dengan cepat menerapkan alat-alat baru (banyak berbasis teknologi). Salahsatu tekhnologi digital yang berpeluang untuk membantu organisasi pelayanan kesehatan dalam mencapai hasil yang lebih baik atau perawatan yang lebih efisien, serta meningkatkan pengalaman pasien adalah penggunaan smart or implantable drug delivery mechanisms. Hal ini disebutkan Mistry (2020)[1], dalam artikelnya tentang The digital revolution. Tulisan ini akan membahas topik tersebut dan tetap mengacu pada pendapat Mistry (2020).
Smart or implantable drug delivery mechanisms
Implementasi tekhnologi digital ini dalam organisasi pelayanan kesehatan terlihat melalui: 1. Drug deliveryAntara sepertiga hingga setengah dari semua obat yang diresepkan untuk orang dengan kondisi jangka panjang tidak dikonsumsi sesuai anjuran. Beberapa teknologi dalam pengembangan dapat memungkinkan pasien dan profesional perawatan untuk memantau dan meningkatkan kepatuhan terhadap obat yang diresepkan baik melalui otomatisasi (implantable drug delivery) atau memberikan informasi yang lebih baik tentang penggunaan obat (smartphone reminders dan informasi lokasi).
2. Implantable drug deliveryBeberapa obat dan penemuan biologi baru (new drugs and biologics) memiliki kelarutan yang ”kurang baik”, yang membuat pemberiannya menjadi sulit, dapat memakan waktu, tidak nyaman dan sangat bervariasi. Perkembangan teknologi telah mendorong fokus pada pendekatan baru untuk memberikan obat ini pada titik kebutuhan. Pendekatan pengiriman obat implan menyediakan obat secara lokal, meminimalkan efek samping yang dapat terjadi ketika obat diminum atau disuntikkan. Walaupun metode & teknologi yang ada untuk memberikan obat seperti; drug eluting stents), & balloons and sinus implants (balon & implan sinus), namun teknologi pengiriman obat otomatis sedang dikembangkan. Para peneliti dan perusahaan sedang mengembangkan perangkat implan dengan ratusan reservoir kecil yang dapat ditutup, yang terbuka ketika arus listrik kecil dikendalikan oleh microchip tertanam, diterapkan. Visinya adalah bahwa perangkat semacam itu dapat menyediakan cara untuk melepaskan dosis secara otomatis selama lebih dari 10 tahun dari satu chip.
Tahap pengembangan selanjutnya adalah membuat perangkat ini menggunakan bahan baru yang bioresorbable yaitu, bahan dasar yang larut setelah pengiriman obat selesai, meniadakan kebutuhan untuk mengambil perangkat. Microchip juga mendorong pengembangan closed-loop systems, yang lebih canggih untuk terhubung dengan smartphone dan meningkatkan dosis.
[1] Pritesh Mistry, 2020, The digital revolution: eight technologies that will change health and care. It was originally written by Cosima Gretton and Matthew Honeyman in January 2016.