TANTANGAN YANG DIHADAPI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN DI TAHUN 2021 (Part 2)
Pendahuluan
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari tulisan sebelumnya yang berjudul ”tantangan yang dihadapi industri pelayanan kesehatan di tahun 2021”. Pada tulisan sebelumnya yang mengacu pada artikel dalam situs www.mailmystatement.medium.com, telah disebutkan 4 dari tujuh tantangan yang dihadapi organisasi pelayanan kesehatan di tahun 2021, yaitu; cybersecurity, telehealth, invoicing and payment processing, & price transparency. Tulisan ini akan mengangkat 3 tantangan sisanya.
Patient Experience (5 dari 7)
Lanskap asuransi kesehatan telah mengalami beberapa perubahan signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Karena semakin banyak pasien yang bertanggung jawab atas porsi yang lebih besar dari tagihan perawatan kesehatannya, maka mereka tentu saja akan menuntut layanan yang lebih baik dari penyedia-nya. Hal ini menyebabkan tercip-tanya persaingan ketat di organisasi pelayanan kesehatan terutama dalam menarik & mepertahankan pasien yang menuntut pengalaman yang sesuai dengan tingkat layanan pelanggan yang mereka harapkan dari merek konsumen lain. Mereka menuntut penga-laman pasien yang efisien sehingga mereka dapat "melayani diri sendiri" untuk menyele-saikan sebagian besar pertanyaan, masalah, atau kekhawatiran (mis; mengunduh catatan imunisasi, memesan janji, membayar tagihan, atau memeriksa akun/status asuransi mereka) kapan pun, di mana pun, & bagaimanapun cara yang paling nyaman bagi mereka.
Bagi organisasi pelayanan kesehatan yang menawarkan berbagai layanan di lokasi berbeda, penting juga bagi setiap karyawan untuk memiliki akses ke informasi pasien terbaru dari satu lokasi terpusat. Hal ini tidak hanya akan memberikan pengalaman pasien yang lebih baik, tetapi juga dapat membantu menghindari kecelakaan fatal seperti interaksi obat. Untuk menciptakan pengalaman pengguna yang luar biasa & efisien, maka buatlah portal agar pasien dapat menyimpan semua interaksi pasien di satu tempat. Ini juga memungkinkan semua karyawan untuk mengakses riwayat setiap pasien (yang diperbarui setiap waktu), dari satu catatan terpusat untuk menghindari kesalahan yang merugikan.
Effective Payment Model (6 dari 7)
Untuk mengurangi biaya & meningkatkan kualitas layanan, saat ini terdapat kecenderungan untuk menentukan insentif keuangan berdasarkan hasil pasien daripada kuantitas layanan. Pembayar & pasien menuntut model pembayaran baru, seperti bundled payments, pencairan ke penyedia perawatan yang berorientasi pada pasien (disbursement to patient-oriented care providers), global payments, & tabungan bersama (shared savings), yang mendorong penyedia perawatan untuk mengoordinasikan layanan dan mempromosikan perawatan pencegahan.
Namun, ada banyak tantangan dalam mengimplementasikan model baru ini dan memantau proses di dalam sistem yang ada. Misalnya, metrik baru perlu ditentukan untuk mengukur kinerja dan ROI. Penyedia layanan kesehatan harus memperhatikan perkembangan tren ini. Lihat pengguna awal dan organisasi besar (mis., Medicaid di AS) yang menguji dan menyempurnakan model pembayaran baru ini untuk memahami cara terbaik mengurangi biaya dan meningkatkan hasil pasien sambil tetap menguntungkan.
Big Data (7 dari 7)
Meskipun semakin banyak data perawatan kesehatan yang dihasilkan, namun data tersebut tersebar di berbagai pihak dan sistem termasuk pembayar, penyedia, dan pasien. Tidak ada satu pun "sumber kebenaran" yang dapat digunakan penyedia dalam mengoptimalkan pengalaman pasien. Misalnya, ketika pasien beralih rencana asuransi atau penyedia layanan kesehatan, maka sebagian besar praktik medis mengandalkan pelaporan mandiri pasien untuk menyusun kembali catatan mereka. Akibatnya, tidak semua informasi ditransfer dengan benar dan sangat menantang untuk memanfaatkan kekuatan data dan menghasilkan wawasan yang akurat. Selain itu, data perawatan kesehatan berasal dari berbagai sumber dalam berbagai format. Saat ini, tidak ada sistem atau infrastruktur teknologi tunggal untuk mengambil, menyimpan, dan menganalisis data dari berbagai sumber dalam skala besar.
Agar organisasi perawatan kesehatan berhasil memanfaatkan kekuatan data besar, maka manajemen perlu merangkul pengambilan keputusan berdasarkan data. Penggunaan analitik harus dijalin ke dalam budaya organisasi untuk mengembangkan kepercayaan pada data sehingga wawasan dapat digunakan untuk mendukung pengambilan keputusan di tingkat eksekutif. Untuk memanfaatkan sepenuhnya semua data pasien dari berbagai sumber, organisasi pelayanan kesehatan perlu menerapkan teknologi informasi non-relasional sehingga data dari berbagai sumber dapat digunakan meskipun kumpulan data memiliki format yang berbeda.