STRATEGI MANAJEMEN RS UNTUK BERKEMBANG DI LINGKUNGAN LAYANAN KESEHATAN SAAT INI

Pendahuluan
Kecenderungan yang dihadapi organisasi pelayanan kesehatan saat ini ditandai dengan terus menyusutnya pendapatan, dan peningkatan biaya terus meningkat. Namun, manajemen organisasi pelayanan kesehatan dan RS, harus membuat organisasinya mampu bertahan dalam kondisi tersebut. Karena itu, manajemen puncak organisasi layanan kesehatan saat ini, harus fokus pada peningkatan margin, pengurangan biaya, dan membedakan penawaran layanan untuk melayani pasien dengan lebih baik.
Enam inisiatif rencana strategis agar RS
Dalam situs www.scp-health.com, disarankan bagi RS untuk mengimplementasikan enam inisiatif rencana strategis agar RS dapat lebih memposisikan diri untuk berkembang;
- Seek Partnerships and Affiliations to Access New Markets
Monica Leslie, Managing Consultant di SCP mengatakan bahwa RS saat ini dituntut untuk tetap relevan di pasar yang sangat dinamis, kompetitif, dan berkembang. Salah satu strategi bertahan hidup adalah dengan menemukan mitra strategis di masyarakat untuk memberikan manfaat bersama, misalnya program kesehatan karyawan seperti Wellness Works; penyedia layanan kesehatan lain yang menawarkan jalur layanan klinis karena mungkin RS kurang cakap; kerjasama ke layanan sosial, pemerintah, dan organisasi berbasis agama juga penting. Namun RS tidak terbatas pada kemitraan lokal, tetapi juga dapat membangun hubungan regional dan nasional. Contohnya termasuk merger dengan sistem kesehatan yang lebih besar, berafiliasi dengan mitra klinis yang dikenal secara nasional untuk menyediakan layanan tambahan. Leslie juga menambahkan bahwa Cleveland Clinic adalah contoh dari inisiatif kemitraan dalam skala global. Mereka berafiliasi dengan RS berbeda secara nasional dan seluruh dunia untuk menawarkan layanan spesialis jantung Cardiac terbaik. Afiliasi ini tidak hanya menghasilkan aliran pendapatan yang kuat, tetapi juga membantu RS afiliasi meningkatkan hasil kualitas dan posisi pasar mereka.
- Get Smart, Get Connected, & Get Social: Strike a Balance between Generational Preferences in Healthcare Consumerism
Dengan daya beli lebih dari $ 200 miliar per tahun, milenium bukan hanya influencer tetapi juga trendsetter, dan masalah kesehatan tidak terkecuali. Leslie mengatakan bahwa datangnya usia kelompok millennial terus mendorong perubahan dalam cara perawatan kesehatan dikonsumsi. Misalnya, daripada mengunjungi dokter perawatan primer, kelompok ini lebih memilih untuk pergi ke klinik perawatan ritel atau akut untuk menghemat waktu. Hal ini merupakan sebuah peluang yang harus dimanfaatkan RS. RS perlu mulai menghitung & merancang strategi di area preferensi generasi ini dalam model pengiriman perawatan. Termasuk menawarkan titik akses di tempat-tempat yang nyaman (seperti toko kelontong, apotek, & sekolah) melalui pengembangan model layanan langsung ke konsumen akut primer & minor akut, serta dengan alat & aplikasi digital. Menurut survei oleh Salesforce, millenial juga memiliki minat dalam mengadopsi penggunaan telemedicine. Kaum millenial melihat ini sebagai efektifitas biaya & efisiensi waktu daripada harus mengunjungi dokter.
- Create a Patient Loyalty Program
Program loyalitas pelanggan, yang sebelumnya merupakan pedoman toko ritel, perusahaan kartu kredit, & maskapai penerbangan, saat ini telah semakin meluas ke RS & sistem kesehatan karena kemampuan mereka untuk meningkatkan kesehatan pasien, pendapatan layanan serta data yang menyertainya. Seperti pada bisnis ritel, mendapatkan pelanggan baru (pasien) lebih mahal daripada mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Bryan Arkwright, Managing Consultant di SCP mengatakan bahwa loyalitas penting di dunia ritel, begitu juga penting bagi penyedia layanan kesehatan, terutama di era ACOs di mana pasien dapat bebas memilih antara dokter atau pusat kesehatan. Bryan menyarankan RS untuk menguji program loyalitas yang sederhana, langsung, yang menghargai konsumen, dan menciptakan hubungan berkelanjutan dan seumur hidup dengan pasien.
- Utilize Innovative Up-Front Price Transparency Initiatives
Sebuah artikel dalam RevCycle Intelligence, yang melaporkan penelitian McKinsey & Company, mengatakan bahwa penyedia layanan kesehatan hanya mengantisipasi pengumpulan 50-70% dari saldo pasien setelah kunjungan, & 70% menyatakan bahwa dibutuhkan setidaknya satu bulan untuk menerima pembayaran dari pasien. Salah satu cara RS mengatasi kredit macet & meningkatkan penagihan adalah melalui kebijakan pengumpulan layanan front-end point (POS), suatu perubahan yang diusung Christopher Kerns, seorang direktur pelaksana Advisory Board. Pengum-pulan pembayaran POS berfungsi karena pasien lebih bersedia membayar saat mereka membutuhkan layanan daripada setelah mereka menerimanya. Inovasi pembayaran lain datang dalam bentuk analitik prediktif. Saat ini model-model ini menggunakan algoritma AI yang dapat diterapkan diseluruh komunitas atau kelompok penyakit tertentu. Arkwright mengatakan bahwa berinvestasi dalam analitik prediktif membantu RS melihat di mana mereka akan mengalami penurunan dan mengapa.
- Launch Telehealth and Prioritize Post-Acute Care
Program Telehealth memungkinkan RS untuk meneruskan hubungan dengan pasien. Penggunaan teknologi Telehealth dapat meningkatkan pendapatan, menciptakan peluang RS untuk mengambil keuntungan. Arkwright mengatakan bahwa saat organisasi layanan kesehatan beralih dari model pembayaran fee-for-service tradisional & membentuk jenis koneksi berkelanjutan yang disediakan telehealth, pasien mendapat manfaat dari sudut pandang kualitas.
- Increase Strategic Planning Agility
RS harus menjadi lebih gesit dalam pendekatan mereka terhadap rencana strategis karena sifat lanskap kesehatan yang terus berubah saat ini. Sederhananya, rencana tradisional 5 tahun tidak dapat mendukung permintaan RS yang cepat. Kenyataannya adalah dunia perawatan kesehatan berubah terlalu cepat. Sebaliknya, Leslie menyarankan RS untuk mengadopsi pendekatan gesit untuk model perencanaan strategis kesehatan mereka. Dalam industri kesehatan yang terus berkembang, perencanaan strategis yang gesit adalah cara yang lebih efektif untuk mengelola kinerja operasional.