DIMENSI META-LEADERSHIP

Pendahuluan
Saat ini, meta-leadership digunakan oleh para pemimpin berbagai sektor di seluruh dunia, mulai dari sektor publik, swasta, dan organisasi nirlaba. Hal ini didorong dengan adanya berbagai ancaman. Meta-leader berpikir dan berkinerja dengan cara berbeda, karena mereka mengakui bahwa keberhasilan kepemimpinan harus dilakukan dengan menghubungkan dan memanfaatkan upaya banyak entitas. Karena itu, para meta leader akan berupaya untuk memperkuat konektivitas upayanya.
Meta-Leadership[1]
Dalam situs www.cambridgemetaleadership.com, Meta-Leadership dijelaskan sbb;
- Meta-Leadership sebagai panduan dalam memecahkan masalah kompleks,
Meta- Leadership adalah panduan untuk memecahkan masalah kompleks, yang melibatkan banyak pemangku kepentingan. Awalan "Meta" menggambarkan pemahaman masalah yang menyeluruh serta perspektif luas tentang solusi potensial,
- Organisasi saat ini bersifat kurang hierarkis
Saat ini, organisasi bersifat kurang hierarkis dan lebih berorientasi pada saling ketergantungan dengan entitas lain, seperti pandangan perusahaan tentang apa yang mereka lakukan. Oleh karena itu, para pemimpin yang sukses harus memperluas pemikiran dan aktivitas mereka di luar batas otoritas.
- Definisi dan metrik Meta-leadership adalah "orang akan mengikuti Anda". Orang-orang itu termasuk kepala, teman sebaya, orang luar, dan juga subordinat.
Meta-leadersip membingkai ulang proses dan praktik pemimpin, dengan memiliki tiga fungsi: 1) Model pengorganisasian yang komprehensif untuk memahami dan mengintegrasikan banyak sisi kepemimpinan; 2) Strategi untuk melibatkan aktivitas kolaboratif; 3) Alasan dan tujuan untuk meningkatkan fungsi dan kinerja secara keseluruhan.
Lima dimensi meta-leadership
Menurut Marcus[2], ada lima dimensi dalam pembelajaran dan praktik meta-leadership, yaitu:
- THE PERSON OF THE META-LEADER:
Kecerdasan emosional merupakan bagian dari kesadaran diri dan pengaturan diri. Kapasitas dalam menghadapi rasa takut, yang membawa keluar dari masalah. Para meta-leader memimpin diri sendiri dan orang lain keluar menuju tingkat berpikir dan fungsi yang lebih tinggi.
- SITUATIONAL AWARENESS:
Dengan informasi yang sering tidak lengkap, meta-leader menciptakan kerangka yang lebih luas untuk menentukan apa yang terjadi, poin pilihan yang disajikan, dan kemudian akan memetakan suatu tindakan. Hal ini secara efektif merekrut keterlibatan dan dukungan yang luas.
- LEADING YOUR SILO:
Meta-leader memicu kepercayaan diri dan menginspirasi orang lain untuk menjadi yang terbaik. Selain itu juga mendorong kurva pembelajaran untuk meningkatkan kualitas dan kinerja, mendorong bawahan yang kuat dan efektif untuk semakin meningkatkan konektivitas.
- LEADING UP:
Meta-leader secara efektif mengelola pimpinan. Kewenangan yang sesuai, komunikasi yang efektif, dan menjadi individu yang hebat sangat penting.
- LEADING CROSS-AGENCY CONNECTIVITY:
Meta-leader secara strategis dan sengaja merancang hubungan silang yang memanfaatkan keahlian, sumber daya, dan informasi di seluruh spektrum badan-badan publik dan konstituensi swasta, sekaligus mengintegrasikannya. Dengan demikian, maka meta leader dapat mengoptimalkan kapasitas dan respons.
[1] www.cambridgemetaleadership.com
[2] Leonard Marcus, (tanpa tahun), The Five Dimensions of Meta-Leadership