PERUBAHAN PERAN CHIEF MARKETING OFFICER’S

Pendahuluan
Chief marketing officer (CMO) adalah eksekutif yang bertugas mengembangkan dan mengawasi rencana pemasaran dan periklanan. CMO bertanggungjawab pada CEO. Chief marketing officer bertugas mengembangkan rencana pemasaran untuk meningkatkan penjualan dan pertumbuhan perusahaan. Selain itu juga menciptakan strategi promosi pengakuan merek dan menciptakan keunggulan kompetitif. Banyak perusahaan menggunakan istilah Marketing Director untuk mengartikan CMO. Namun, beberapa pakar manajemen dan pemasaran menekankan bahwa CMO memiliki peran yang lebih luas daripada direktur pemasaran. CMO harus berkolaborasi dan mengimbangi eksekutif lainnya. Hal ini sangat penting untuk perusahaan dalam beradaptasi di pasar yang fluktuatif saat ini.
Saat ini tugas CMO banyak mengalami perubahan. Karena itu, CMO harus secara konsisten memperluas ruang lingkup dan perannya dalam mencakup tren dan teknologi terbaru, seperti blogger, yang memiliki pengaruh besar pada reputasi perusahaan. Olenski (2018)[1], menjelaskan 3 hal kenapa perubahan peran CMO terjadi; 1) consumer needs? more like emotional engagement, 2) actions > words, & 3) strong competition, better product. Ketiga poin utama perubahan peran CMO, akan dipaparkan dalam tulisan ini.
Consumer Needs? More Like Emotional Engagement
Cara individu mencari dan membeli produk telah mengabaikan pemasaran, sebaliknya pelanggan lebih suka menggunakan internet untuk meninjau produk dan memutuskan mana yang akan mereka beli. Dalam hal ini, lihatlah perusahaan peminjaman uang yang sangat sukses, LoanMart, dan seberapa jauh mereka telah berkembang dari waktu ke waktu dengan berfokus pada konsumen mereka. Seperti yang dijelaskan oleh Hugo Dooner (CEO LoanMart) bahwa mereka tidak pernah menyerah, dan terus meningkatkan tujuan pemasaran untuk mengatasi permasalahan, bahkan pada klien yang paling skeptis sekalipun. Hugo Dooner menambahkan bahwa “Kami tidak akan sampai di tempat kami saat ini apabila menjalankan perusahaan kami seperti orang lain. Perusahaan kami peduli dengan pelanggannya. Kami telah menjadi sumber yang terpercaya selama lebih dari satu dekade dengan lebih dari 150.000 pelanggan yang puas”.
Itulah sebabnya CMO harus lebih fokus pada keterlibatan emosional, daripada yang rasional, karena orang-orang sangat menginginkan storytelling, untuk terhubung lebih baik dengan merek anda. Tidak heran apabila storytelling telah diubah menjadi kompetensi bisnis strategis yang harus dimiliki seorang pemimpin. Selain itu, pemasar harus mengubah pengalaman pengguna produk menjadi pengalaman interaktif. Karena orang perlu merasa penting dan diperhatikan.
Actions > Words
Kedua kata Ini sangat relevan. Kepala pemasaran dan komunikasi di Mastercard mengatakan: "Kita hidup di masa di mana tindakan benar-benar berbicara lebih daripada kata-kata, dan di mana orang-orang percaya pada kekuatan merek global untuk melakukan perubahan sosial yang positif". Jeff Jones, mantan CMO Target mengatakan: "Sebagai seorang pemasar, anda harus didorong oleh konsumen yang kita layani, dan itu akan membuat kita mengetahui apa yang mereka inginkan”.
Selain itu, orang menjadi lebih terbuka dan ingin menjadi titik rujukan bagi teman, keluarga, atau pengguna lain. Saat ini mereka dapat melakukannya dengan meninjau produk di situs web atau dengan membuat vlog dan saluran YouTube, tempat mereka mengekspresikan pendapat atau menguji produk dipasarkan. Jadi akan lebih mengurangi ruang kesalahan kita dalam memenuhi keinginan orang-orang.
Strong Competition, Better Product
CMO tidak bisa mengabaikan siapa yang dihadapi dan di mana peringkat anda saat ini. Elemen-elemen ini sangat penting dalam menentukan peluang perusahaan untuk bertahan, karena hal itu akan membuka peluang untuk menganalisis kembali strategi, dan memperbaiki produk atau layanan. Untuk berada di posisi terdepan, dibutuhkan keterampilan riset yang baik untuk menjadi unggul dalam hubungan dengan pesaing atau apa yang dapat dilakukan organisasi untuk meningkat. Dalam hal ini, Anda dapat melakukan analisis kompetitif menggunakan alat strategis, seperti analisis SWOT, untuk mengevaluasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman perusahaan.
Membandingkan bisnis dengan pesaing, dan mengetahui seluk beluk perusahaan mereka, dapat membantu mengkonsolidasikan citra, layanan, dan pendekatan yang dilakukan manajemen. Sehubungan dengan ini, setiap pemimpin harus menyadari apa yang merupakan ketrampilan penting dalam suatu industri. David A. Aaker dalam bukunya, Developing Business Strategies, menunjukkan betapa pentingnya memusatkan upaya di empat bidang:
-
- Alasan di balik perusahaan yang berhasil maupun yang tidak berhasil,
- Motivator pelanggan utama,
- Biaya komponen utama,
- Hambatan mobilitas industri.
Setelah menganalisis dan memiliki pemahaman yang jelas tentang elemen-elemen di atas, manajemen harus memiliki ide bagus tentang aset dan keterampilan utama apa yang penting untuk menjadi sukses dalam industri tertentu.
[1] Steve Olenski, 2018, Why A Chief Marketing Officer's Role Is Not What It Used To Be