LEVEL STRATEGI DAN OPERSIONAL DALAM ACTIVITY BASED MANAGEMENT

Pendahuluan
Activity Based Management (ABM) merupakan teknik manajemen dalam mengelola bisnis. Menurut Patil (2011)[1], ABM dapat digunakan untuk memahami dan meningkatkan kinerja di semua tingkatan dalam organisasi. Dapat digunakan untuk mengambil keputusan terkait produk, pelanggan, dll (penggunaan strategis). Selain itu, kepala departemen dapat menggunakannya untuk mengelola portofolio produk atau pelanggannya (penggunaan taktis) atau untuk meningkatkan proses tertentu (penggunaan operasi).
Tulisan ini akan memaparkan ABM dari 2 aspek, yaitu “ABM level Strategis” dan “ABM level operasional'.
ABM Level Strategis
Menurut Patil (2011), ABM dapat digunakan untuk tujuan pengambilan keputusan strategis seperti menambah produk, akuisisi atau retensi pelanggan, dll. Keputusan ini didasarkan pada informasi profitabilitas yang dihitung menggunakan metode ABC. Informasi ini adalah informasi historis dari profitabilitas. Informasi historis ini kemudian digabungkan dengan tren masa mendatang, yang dapat membantu organisasi untuk mengambil keputusan.
Masih menurut Patil, model ABM untuk ABM Strategis berada pada tingkat gross level. Kegiatan ini didefinisikan pada tingkat proses. Saat ini kita dapat menghitung profitabilitas produk bahkan pada tingkat SKU (stock keeping unit), dalam teori LOB-Product Group-Product-SKU. Selain itu, profitabilitas dapat dihitung pada tingkat akun di bank, begitu juga di telekomunikasi. Ini dapat dikelompokkan pada tingkat pelanggan, tingkat rumah tangga atau segmen pelanggan lainnya.
ABM Level Operasional (diadaptasi dari Patil, 2011)
Penggunaan informasi ABC adalah untuk meningkatkan kinerja berbagai operasi (proses) dalam organisasi. Prosesnya bukanlah berbagai kegiatan yang dilakukan secara berurutan oleh satu atau lebih fungsi dalam organisasi. Berbagai kegiatan diberi tanda (tag) sebagai value add, non value add, core, dan berdasarkan analisis maka kegiatan tersebut dihilangkan. Berikut adalah metodologi yang dijelaskan oleh Gary Cokins sebagai:
- Lihat apakah aktivitas tersebut diperlukan oleh pelanggan (internal atau eksternal). Jika aktivitas tidak diperlukan maka hilangkan aktivitas tersebut.
- Untuk sisa kegiatan, lihat apakah terjadi pengurangan atas pengulangan kegiatan.
- Setelah ini selesai, ulangi langkah-langkah yang disebutkan di atas.
Biaya kegiatan dapat dianalisis dengan menemukan pemicu biayanya. Pemicu biaya adalah penyebab biaya atas suatu kegiatan. Sebagai contoh;
Activity |
Cost Driver |
Assemble a product |
# of parts to be assembled |
Design of the product |
|
Quality of the components received for assembly |
Ketika ingin meningkatkan biaya suatu kegiatan, maka harus mencari pemicu biaya tersebut. Setelah menganalisis dan mengambil rencana tindakan untuk memperbaiki pemicu biaya tersebut, maka kinerja kegiatan dapat diukur. Kinerja dapat diukur dengan tiga cara 1) produktivitas 2) waktu siklus 3) kualitas. Pemicu biaya merupakan pemicu sumber daya dan pemicu aktivitas. pemicu sumber daya dan aktivitas tidak lain adalah sumber biaya yang ada di dalamnya.
Model ABM untuk level operasional lebih merinci bagian kegiatan. Sebagian besar model ini dapat dibuat untuk setiap proses secara terpisah. Apabila manajemen mencoba untuk memodelkan semuanya dalam satu kesatuan, maka itu dapat membuat masalah implementasi dan pemeliharaan model.
[1] Rajendra Patil, 2011, Strategic ABM (Activity Based Management) and Operational ABM