ANGGARAN BERBASIS AKTIVITAS DALAM PRAKTEK

Pendahuluan
Anggaran dalam organisasi bsinis akan bermakna apabila anggaran tersebut dapat terhubung langsung dengan rencana strategis dan bisnis. Karena itu, anggaran sangat memainkan peranan penting dalam sistem perencanaan, pengendalian, dan manajemen kinerja yang efektif. Penganggaran tradisional, melihat tingkat biaya saat ini dan menyesuaikan inflasi serta perubahan pendapatan untuk menghasilkan anggaran tahunan.
Mengantisipasi kelemahan penganggaran tradisional, maka salahsatu pendekatan yang dapat digunakan adalah anggaran berbasis aktivitas atau Activity-based budgeting (disingkat ABB). ABB merupakan sebuah sistem perencanaan di mana biaya dikaitkan dengan kegiatan organisasi (pemicu biaya) dan pengeluaran yang dianggarkan, kemudian disusun berdasarkan pada tingkat aktivitas yang diharapkan.
Direct and indirect costs
Menurut Reza (2017)[1], memahami basis biaya adalah hal penting dalam perencanaan, pengambilan keputusan, dan kontrol. Basis biaya mencakup biaya langsung dalam suatu aktivitas, dan biaya tidak langsung (biaya overhead) untuk mendukung kegiatan tersebut. Biaya langsung adalah biaya-biaya yang dapat diidentifikasi secara langsung dalam pemberian layanan atau pekerjaan seperti biaya tenaga kerja, upah atau peralatan dan materi pelatihan.
Sedangkan biaya tidak langsung biasa disebut overhead, tetapi lebih tepat dipandang sebagai biaya pendukung. Biaya ini merupakan biaya-biaya yang tidak dapat dikaitkan secara langsung dengan pemberian layanan. Meskipun demikian, biaya pendukung merupakan bagian integral dari organisasi, yang membantu memberikan hasil dan mendukung organisasi. Contoh biaya dukungan termasuk admin, keuangan, SDM, , pemasaran dan teknologi informasi. Tanpa mengetahui tingkat biaya overhead, sangat sulit untuk secara efektif menganggarkan, memantau kinerja atau membuat keputusan penting mengenai rencana atau strategi masa depan. Masih mengacu pada pendapat Reza (2017), organisasi perlu mengetahui berapa total biaya mereka untuk:
- membuat anggaran dan perkiraan yang akurat
- membuat aplikasi untuk pendanaan
- memantau biaya secara efektif
- memahami kebutuhan pendanaan dasar organisasi
- membantu pengambilan keputusan dan alokasi biaya untuk proyek dan kegiatan
- membuat keputusan strategis.
Advantages and disadvantages ABB
Sebagai suatu sistem penganggaran, ABB tentu saja memiliki keuanggulan dan kelemahan. Berikut ini akan dipaparkan terkait keunggulan & kelemahan ABB, mengacu pada pendapat Reza (2017).
Keunggulan ABB;
- Sistem ABB memungkinkan penyempurnaan perencanaan biaya tingkat tinggi,
Sistem ABB memungkinkan penyempurnaan perencanaan biaya tingkat tinggi dan memfokuskan perhatian pada jenis kegiatan yang terjadi dalam organisasi. Hasil yang mungkin dapat diperoleh dari penggunaan sistem ini adalah perencanaan manajemen untuk mengurangi tingkat aktivitas yang diperlukan dalam menghasilkan pendapatan, yang pada gilirannya meningkatkan kinerja keuangan. Hal ini juga berarti bahwa ada transparansi biaya yang lebih besar dan individu yang lebih kuat dalam mengaitkan biaya dengan aktivitas.
- Sistem ABB menimbulkan hubungan yang kuat dengan tujuan organisasi.
Idealnya, suatu organisasi dapat menggunakan sistem ABB untuk melihat berapa banyak biaya yang terkait dengan masing-masing aktivitasnya, dan kemudian memutuskan apakah dana perlu dialokasikan atau ditarik dari masing-masing bidang ini. Hal Ini dapat mengakibatkan perubahan dalam pendanaan, untuk mendukung aktivitas dan bagian bisnis yang ingin dilakukan penekanan lebih besar.
Sedangkan kelemahan dari ABB adalah terkait waktu dan sumber daya awal yang diperlukan. Waktu dan sumber daya awal yang diperlukan untuk mengatur sistem dalam melacak dan memantau kegiatan. Dan perlu penelusuran kembali biaya dalam kegiatan, yang mungkin tidak ada sistem saat ini di tempat. Namun, sistem manajemen akuntansi dan keuangan yang efektif membuat tugas ini lebih mudah.
Beberapa pertimbangan penting dalam ABB
Apa pun sistem penganggaran yang digunakan, anggaran akan bermakna dan relevans apabila terhubung langsung rencana strategis organisasi. Menurut Reza (2017), dalam mengembangkan model ABB, penting untuk mengidentifikasi hal-hal berikut:
- Aktivitas apa yang sedang atau perlu dilakukan,
- Seberapa efisien aktivitas dilakukan dan seperti apa kualitas dan standarnya,
- Apa yang mendorong tingkat sumber daya yang diperlukan untuk melakukan aktivitas ini (pendorong tingkat aktivitas),
- Hubungan antara pendorong tingkat aktivitas dan penyebab dasarnya,
- Bagaimana penyebab dapat diubah dan bagaimana hal ini dapat memengaruhi sumber daya aktivitas yang diperlukan.
[1] Mahmood Reza, 2017, activity-based budgeting