PENTINGNYA MANAJEMEN SUPPLY CHAIN BAGI ORGANISASI PELAYANAN KESEHATAN

Pendahuluan
Manajemen persediaan di organisasi pelayanan kesehatan (termasuk RS) sangat dibutuhkan agar persediaan dapat dikelola dengan efektif. Karena itu, berbagai konsep manajemen persediaan penting dilakukan untuk tetap menjaga agar persediaan yang ada tetap terjaga (tidak berlebihan & tidak kekurangan). Salahsatu konsep penting dalam mengelola persediaan di organisasi pelayanan kesehatan adalah management supply chain.
Supply chain dalam layanan kesehatan merupakan rangkaian menyeluruh antara pemasok dan pelanggan yang ditujukan untuk memberikan perawatan dengan biaya rendah secara efisien. Hal ini dimungkinkan karena persediaan akan beralih dari titik pembelian ke titik penggunaan. Menurut DiChiara (2016)[1], sepertiga dari pembuat keputusan di RS telah mengimplementasikan supply chain, dan berfungsi pada efisiensi maksimum.
Dalam tulisannya, DiChiara (2016) memberikan beberapa alasan mengenai pentingnya management supply chain di organisasi pelayanan kesehatan, yaitu;
- FEE-FOR-SERVICE IS DRIVING HOSPITALS TO CHANGE THEIR WAYS
- BRINGING AUTOMATION INTO SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
- IT ALL STARTS WITH GOOD INFORMATION
- ARE COMPETING DATA STANDARDS HOLDING THE INDUSTRY BACK?
- THE SUPPLY CHAIN FUTURE IS ABOUT MENDING BROKEN LINKS
FEE-FOR-SERVICE IS DRIVING HOSPITALS TO CHANGE THEIR WAYS
Keakuratan harga, tingkat transparansi dan komunikasi yang lebih besar, penyebaran data yang dapat ditindaklanjuti, dan pertanggungjawaban siklus pendapatan yang lebih banyak dapat menempatkan kembali disiplin yang dibutuhkan dalam gambaran supply chain. Ruby Raley (Associate Vice President of Product Strategy di Edifecs) menyampaikan bahwa pembagian risiko, penggantian berbasis nilai, pertukaran, dan konsumen dengan asuransi baru dapat mendorong RS untuk menjadi konservatif dalam mengejar setiap peluang untuk membebaskan modal, dan mendapatkan uang tunai dengan cara yang belum pernah mereka lihat.
RS memiliki modal dan keuangan yang terikat dalam semua jenis inisiatif perangkat lunak dan peraturan. Mereka mengalami kenaikan biaya obat-obatan yang mengikis margin. Peluang supply chain terbesar dapat diperoleh dari kerjasama staf manajemen siklus pendapatan dalam mengurangi pemborosan produktivitas. Untuk memastikan bahwa dokter dapat mengakses persediaan yang mereka butuhkan, staf manajemen siklus pendapatan harus memantau layar komputer dan mengerjakan transaksi dan angka-angkanya, sehingga memungkinkan perawat dan dokter untuk merealokasi waktu mereka untuk merawat pasien.
BRINGING AUTOMATION INTO SUPPLY CHAIN MANAGEMENT
Menerapkan alat analisis dan otomasi data dapat membuat manajemen supply chain lebih mudah. Otomasi memungkinkan dokter untuk menghabiskan lebih banyak waktu dalam memberikan perawatan berkualitas tinggi. Vahedian mengatakan bahwa industri pelayanan kesehatan masih berjuang untuk merampingkan strategi manajemen supply chainnya karena begitu banyak orang, organisasi, dan titik kontak yang terlibat dalam proses tersebut. Semua dimulai dari pabrik hingga agen penjualan ke gudang, kemudian ke staf penjualan, ke lokasi persediaan di RS, ke unit layanan (ruangan) di RS, dan akhirnya ke pasien. Sistem ini banyak memakan biaya. Oleh karena itu harus ada platform yang dapat memberikan data serta analitik yang dibutuhkan. Platform berbasis data memungkinkan informasi untuk dibagikan, sehingga industri dapat memecahkan beberapa masalah biaya terbesarnya.
[1] DiChiara (2016), Why Healthcare Needs Value-Based Supply Chain Management?