AKUNTANSI DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1)

Pendahuluan
Peningkatan dalam biaya medis telah menjadi masalah nomor satu dalam pelayanan kesehatan. Hal ini menjadi masalah manajemen pelayanan kesehatan. Salahsatu langkah dalam mengantisipasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan sistem informasi yang dapat mengurangi beberapa biaya secara signifikan dalam prosedur RS. Disamping itu, manajemen kualitas perawatan pasien juga menjadi alat pengurangan biaya integral.
Tulisan ini akan mengacu pada penelitian Seetharaman dkk (2010)[1], yang menyoroti peran akuntansi dalam Industri pelayanan kesehatan yang berkembang pesat. Akuntansi didefinisikan sebagai pengumpul informasi pendapatan & biaya disamping untuk mendukung usaha pengendalian biaya. Penelitian tersebut berusaha menghubungkan peran akuntansi dengan dukungan managemen logistik, information system, Quality management, & Electronil health. Gambaran metode logi penelitian tersebut disajikan dalam peraga berikut
- Manajemen logistik,
Manajemen logistik sangat diperlukakn untuk untuk mengendalikan peningkatan biaya layanan terutama biaya yang terkait dengan persediaan bahan medis.Perlu adanya pembenahan dalam menerapkan manajemen supply chain agar menjadi efisien dan efektif. (lihat tulisan tentang LOGISTIK & MANAJEMEN SUPPLY CHAIN DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN)
- Information system,
Perkembangan teknologi sangat mengubah metode pemberian layanan kesehatan. Sistem informasi baru dapat mengurangi beberapa biaya secara signifikan dalam prosedur RS (lihat tulisan tentang SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1 dan Part 2)
- Quality management,
Tuntunan kualitas & efesien menjadi hal utama di industry pelayanan kesehatan. Karena itu penggunaan konsep TQM sangat penting dalam industry pelayanan kesehatan (lihat tulisan tentang TOTAL QUALITY MANAGEMENT (TQM) DALAM INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1 dan Part 2))
- Electronil health.
E-health mencakup segala sesuatu mulai dari resep elektronik dan catatan medis terkomputerisasi dengan menggunakan sistem serta layanan baru yang memotong waktu tunggu dan mengurangi kesalahan data (lihat tulisan tentang SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI DI INDUSTRI PELAYANAN KESEHATAN (Part 1 dan Part 2)
Hasil penelitian Seetharaman dkk (2010)
Saat ini, banyak penyedia layanan kesehatan paham bahwa mereka harus terus berinovasi, dan meningkatkan hasil agar tetap kompetitif. Untuk mengembangkan strategi kompetitif & fleksibilitas, semua sistem operasional dan dukungan harus dievaluasi dan dirancang ulang untuk menghasilkan produksi maksimum dan efisiensi biaya. Mengontrol biaya pelayanan kesehatan mengharuskan batasan pada harga, jumlah layanan, atau keduanya. Harga dapat diukur dan lebih mudah dikendalikan daripada kuantitas dan kualitas layanan pasien. Pendekatan berorientasi pasar untuk mengendalikan biaya perawatan kesehatan kurang memberikan kepastian mengenai hasil yang akan dicapai, karena hanya ada sedikit pengalaman yang dapat digunakan untuk memprediksi dampak pada harga dan bagaimana pengaruhnya terhadap pasien, wilayah dan penyedia yang berbeda.
Pelayanan kesehatan dapat menggunakan teknologi mutakhir dan merangkul penemuan ilmiah baru untuk memungkinkan penyembuhan penyakit dan sarana yang lebih baik untuk memungkinkan deteksi dini penyakit yang mengancam jiwa. Namun, industri pelayanan kesehatan sangat lambat dalam mengadopsi teknologi yang berfokus pada manajemen praktik dan kebutuhan administrasi yang lebih baik. Saat menerapkan teknologi atau proses baru, penyedia layanan kesehatan harus menyediakan alat yang tidak mengganggu alur kerja praktik atau menambah kompleksitas administrasi.
[1] A. Seetharaman, John Rudolph Raj and A.S. Saravanan, 2010, The Changing Role of Accounting in the Health Care Industry