PILOT STUDIES; PENGEMBANGAN VALUE BASED HEALTH CARE (VBHC)
Pendahuluan
Pentingnya implementasi VBHC membuat Kaplan dkk bekerjasama dengan beberapa penyedia layanan kesehatan untuk mengembangkan penelitian. Pemaparan dibawah ini adalah gambaran hasil penelitian tersebut.
Pilot studies terkait VBHC
Berikut ini adalah pemaparan mengenai hasil studi antara Kaplan dkk dengan beberapa organisasi pelayanan kesehatan dalam mengembangakan VBHC mengacu pada tulisan Kaplan dkk (2017)[1]. Secara umum, penelitian tersebut telah menemukan beberapa peningkatan dalam biaya, hasil, dan nilai. Dalam penelitian tersebut Kaplan menemukan bahwa beberapa kelompok pembedahan memberhentikan 90% dari pasien mereka untuk rehabilitasi di rumah, dengan biaya sekitar $ 1.000, sementara yang lain menghabiskan kurang dari 50% untuk rehabilitasi rumah. Sedangkan sisanya dikirim ke fasilitas perawatan, yang harganya lebih dari $ 6.000 per pasien. Ternyata, hasilnya menunjukkan bahwa akan lebih baik ketika rehab di rumah.
Masih mengacu pada tulisan Kaplan dkk (2017), berdasarkan kasus diatas kemudian dilakukan analisis lebih jauh terhadap kelompok rehabilitas di rumah setelah pembedahan. Bamyak hal sederhana yang mudah ditiru & dipelajari. Karena lebih banyak konseling pasien dan keluarga pada kunjungan awal, pendekatan manajemen ”rasa sakit” yang berbeda membuat pasien bisa mulai berjalan lebih cepat setelah operasi, dan memulai terapi fisik sebelumnya. Tindakan ini juga menyebabkan 20% lama dirawat (LOS) pasien lebih pendek. Hanya dalam beberapa bulan, penyedia layanan kesehatan berbiaya tinggi mampu menurunkan LOS dan meningkatkan layanan homecare pada tingkat 90%. Berdasarkan hal ini dapat disimpulkan bahwa keunggulan VBHC adalah: biaya yang jauh lebih rendah dan hasil yang lebih baik.
Mengacu pada penelitian Kaplan dkk (2017), ternayata ditemukan bahwa ahli bedah yang dapat menjadwalkan dua kamar operasi dua kali lebih produktif daripada mereka yang hanya bisa mengakses satu. Ketika ditanya mengapa semua ahli bedah tidak dapat dengan cepat beralih dari satu pasien ke pasien lain, ternyata banyak CFO (manajer keuangan) enggan untuk mendedikasikan dua kamar mereka ke satu ahli bedah. Di sinilah kemampuan akuntansi biaya sangat penting. Ruang operasi yang lengkap harganya sekitar $ 0,50/menit, sedangkan biaya tim bedah yang terampil lebih dari $ 20 per menit. Dengan data yang ada, RS tidak perlu seorang yang sangat ahli untuk mencari tahu sumber daya mana, kamar operasi atau tim bedah yang menguntungkan RS.
Penelitian Kaplan dkk (2017) juga dilakukan pada pasien gagal ginjal. Pada pasien gagal ginjal, dialisis paling baik dimulai setelah pasien menjalani operasi mikrovaskuler untuk memasang fistula atau cangkokan, yang membutuhkan waktu 45-60 hari untuk matang. Namun lebih dari 50% pasien gagal ginjal saat ini memulai dialisis dengan kateter, yang mengarah ke infeksi dan komplikasi yang harga rata-rata tambahannya $ 20.000 selama enam bulan pertama. Seorang nephrologist memberi tahu bahwa jika dia dapat menghabiskan sekitar 30 menit lebih banyak menasihati pasien penyakit ginjal kronis mengenai manfaat bedah mikro, dia dapat mengurangi persentase pasien yang memulai dialisis dengan kateter. Tetapi tekanan dari ukuran produktivitas yang salah, jumlah pasien yang dilihatnya per hari, mencegahnya. Percakapan $ 100 (30 menit dengan dokter yang biayanya per menit adalah sekitar $ 3) dianggap tidak produktif bahkan ketika itu mengarah ke penghematan biaya $ 20.000.
Masih menurut Kaplan dkk (2017), beberapa pemaparan diatas hanyalah beberapa dari sekian banyak contoh mengenai bagaimana pengukuran biaya yang tidak akurat atau bahkan tidak ada tindakan masuk akal yang memberikan hasil lebih baik dengan biaya yang jauh lebih rendah. Manfaat dari pengukuran biaya dan hasil yang valid, ketika dikombinasikan dengan metode pembayaran berbasis nilai, akan mengubah ekonomi sektor pelayanan kesehatan.
Dampak penelitian VBHC kedepan
Mengacu pada tulisan Kaplan dkk (2017), Porter & Kaplan melihat bahwa penyebaran global sangat cepat terkait dengan prinsip-prinsip pelayanan berbasis-nilai. Mereka berhadarp bahwa selama lima tahun ke depan, organisasi pelayanan kesehatan secara umum dapat menerima pengukuran standar untuk kondisi medis yang mencakup 90% dari beban penyakit di dunia. Mengukur dan melaporkan hasil yang disesuaikan dengan risiko oleh penyedia layanan untuk masing-masing kondisi medis, akan memicu pada perbaikan besar dalam perawatan pasien. Sehingga akan lebih banyak pasien mendapatkan hasil terbaik.
Masih mengacu pada tulisan Kaplan dkk (2017), Kaplan & Porter juga berharap bahwa penyedia layanan kesehatan dapat merangkul disiplin proses pemetaan untuk semua siklus pelayanan pada tingkat kondisi medis. Sehinnga memungkinkan untuk memanfaatkan TDABC (time-driven activity-based costing) dalam mengukur dan meningkatkan biaya pelayanan pasien selama siklus pelayanan kesehatan lengkap.
Grafik: comparing outcomes and costs
Mengaca pada tulisan Kaplan dkk (2017) Grafik radar (atau jaring laba-laba) dapat digunakan untuk mengilustrasikan Value Framework. Sebagai contoh, grafik-Panel A, ber-dasarkan data dari Scottsdale Healt-hcare (sekarang bagian dari Honor-Health), membandingkan nilai 2 pera-watan bedah alternatif untuk obesitas: Laparoscopic Sleeve and Lypric Bypass Surgeries. Data hasil untuk setiap tindakan digambarkan pada sumbu terpisah, yang diperkecil dari 0 hingga 100. Biaya ditetapkan sebagai timbal balik dari biaya aktual (sesuai dengan biaya berdasarkan aktivitas dan waktu). Dari data ini, operasi Laparoscopic Sleeve mendominasi Lambung Bypass, yang menawarkan hasil yang sebanding atau lebih baik pada semua dimensi yang relevan dan biaya lebih rendah. Render visual ini membantu penyedia mengidentifikasi dan mengkomunikasikan praktik terbaik untuk memberikan hasil yang lebih baik dengan biaya lebih rendah.
[1] Robert S. Kaplan and Michael E. Porter; an interview conducted by Mark l. Frigo,
2017,managing healthcare costs and value