KONTRAPRODUKTIFNYA PENGANGGARAN TRADISIONAL DALAM IKLIM BISNIS YANG TERUS BERUBAH, & BAGAIMANA MELAKUKAN TRANSISI (PENGANGGARAN KE BEYOND BUDGETING) YANG SUKSES?
Tulisan ini merupakan kelanjutan dari 2 tulisan sebelumnya dengan judul: ”Kelemahan proses anggaran tradisional & prinsip pengelolaan melalui proses adaptif dengan model beyond budgeting”, & ”Keuntungan & kerugian implementasi modelbeyond budgeting”. Kedua tulisan tersebut mengacu pada artikel di https://www.groupeazur.ca/ (beyond budgeting: amanagement model to succeed in the digital era by Jean-Louis Lalonde-CEO of AZUR Group), dan mengungkapkan tentang model Beyond budgeting, yaitu: What’s wrong with the traditional budgeting process?, Introducing the beyond budgeting model, Advantages of the beyond budgeting model, & Disadvantages of the beyond budgeting model. Masih mengacu pada artikel tersebut, tulisan ini akan mengangkat 2 hal, yaitu: How to make a successful transition, & Does the traditional budgeting process still have value?.
How to make a successful transition?
Ttransisi ke model Beyond budgeting dapat dimulai secara berbeda untuk setiap perusahaan. Ada yang menyederhanakan model manajemennya, menghilangkan hambatan birokrasi, dan membangun semangat tim, sementara ada pula yang menambahkan alat manajemen modern. Secara utuh, model Beyond budgeting pada akhirnya mengarah pada sesuatu yang disebut “desentralisasi radikal”, yang memberikan kebebasan kepada karyawan untuk membuat keputusan lokal sejalan dengan tujuan dan prinsip tata kelola perusahaan. Pergeseran radikal seperti itu mungkin tidak terjadi pada setiap perusahaan, atau setidaknya tidak terjadi pada saat ini. Karena itu, direkomendasikan untuk menggunakan versi hybrid, yang melibatkan penerapan perkiraan bergulir cerdas yang menggabungkan target anggaran untuk setiap kategori pendapatan dan pengeluaran. Ini adalah versi yang tidak terlalu drastis dan lebih realistis yang dapat digunakan oleh perusahaan.Untuk melakukan perubahan ini, perusahaan dapat memulai dengan memetakan perjalanan pelanggan sehingga mereka memiliki gambaran yang jelas tentang keseluruhan proses. Kemudian, mereka dapat menciptakan pengalaman pelanggan digital (digital customer experience/DCX). Hal ini juga memberikan peluang bagus untuk menyederhanakan proses mereka dan mulai menjadi ramping dan lebih efisien dalam operasional, proses, dan yang paling penting arus kas mereka. Ketika perusahaan menjadi lebih ramping, mereka dapat mulai mengotomatiskan setiap proses bisnisnya agar menjadi tangkas. Karena arus kas sangat penting bagi kelangsungan hidup perusahaan, proses terpenting yang harus diotomatisasi terlebih dahulu adalah perkiraan keuangan mereka. Cara terbaik untuk melakukannya adalah dengan beralih ke perkiraan bergulir yang cerdas (smart rolling forecast).Perusahaan dapat memulai dengan menerapkan bentuk sederhana dari perkiraan bergulir reguler menggunakan spreadsheet Excel. Hal ini akan memungkinkan mereka untuk terus melihat arah bisnis mereka selama 36 bulan ke depan melalui data yang dimasukkan secara manual ke dalam spreadsheet. Bagi mereka yang sudah menggunakan perkiraan Excel, mereka bisa beralih ke SFR, di mana AI bisa secara otomatis menghitung variabel yang berbeda, seperti musiman, tren, dan siklus, untuk menentukan potensi hasil dari satu keputusan dari berbagai sudut. Ini adalah cara bagi perusahaan untuk memprediksi apa yang mungkin terjadi jika mereka mengambil tindakan tertentu.Perkiraan bergulir cerdas adalah versi otomatis dari perkiraan bergulir reguler, menggunakan algoritme AI modern untuk memasukkan informasi sepanjang waktu ke dalam SRF. Ini merupakan kemajuan besar dibandingkan perkiraan bergulir biasa. SRF tidak mengandalkan rencana statis yang harus diperbarui secara manual, tetapi akan memberi informasi dinamis dan terkini tentang arah bisnis secara real-time. Dan karena informasi ditambahkan secara otomatis, kecil kemungkinan terjadinya kesalahan manusia. Hasilnya adalah anggaran yang disederhanakan namun lebih akurat yang dapat digunakan untuk menyelaraskan biaya dengan perubahan pendapatan yang tidak terduga, sehingga dapat membuat keputusan bisnis yang lebih baik dan beradaptasi dengan fluktuasi pasar.Karena pasar selalu berubah, perusahaan yang gesit dan dinamis harus tetap bertahan. Ini bukanlah proses statis dengan titik akhir yang jelas. Dengan mengingat hal ini, perusahaan perlu menemukan mitra TI yang dapat diandalkan yang dapat memenuhi kebutuhan dinamis mereka dan mewujudkannya secepat mungkin dengan anggaran yang mereka mampu.
Does the traditional budgeting process still have value?
Menurut mendiang konsultan manajemen Peter Drucker, ketidakpastian perekonomian, masyarakat, dan politik telah membuat proses penganggaran tradisional menjadi sia-sia, bahkan kontraproduktif. Iklim bisnis berubah lebih cepat dibandingkan sebelumnya, dan perusahaan-perusahaan berupaya keras untuk mengimbanginya. Itulah sebabnya sekarang adalah waktu yang tepat untuk beralih dari proses penganggaran tradisional ke prakiraan bergulir yang cerdas dengan RPA (robotic process automation) yang dioptimalkan dengan AI yang akan memungkinkan perusahaan bereaksi dan beradaptasi dengan cepat terhadap pasar yang selalu berubah. Transisi ke model hibrida dinamis ini merupakan proses berkelanjutan untuk tetap menjadi yang terdepan, dengan mengandalkan teknologi pintar untuk membantu perusahaan meningkatkan cara mereka memperkirakan situasi keuangan sehingga mereka memiliki informasi yang penting saat dibutuhkan, sehingga memungkinkan mereka untuk membuat keputusan yang tepat & cepat.